Skip to main content

Memilih Alkitab daripada Buku Bacaan Kristen

Resolusi Tahun Baru

Musim untuk memilih resolusi Tahun Baru telah tiba. Bagi orang Kristen, masa ini adalah masa yang menyegarkan; potensi untuk bertumbuh dalam iman kita sangat menjanjikan.

Salah satu area yang sering diusahakan oleh orang Kristen adalah pertumbuhan iman melalui interaksi dengan firman Allah. Berusaha untuk membaca Alkitab secara lebih konsisten telah menjadi resolusi Tahun Baru yang umumnya diinginkan oleh orang-orang Kristen. Namun, dengan semakin berkembangnya dunia penerbitan Kristen, orang-orang Kristen lebih sering memutuskan untuk membaca buku-buku berbasis Alkitab saat memasuki tahun yang baru. Dan ini bisa menjadi masalah.

Buku-buku Kristen jauh lebih banyak daripada Alkitab di rak-rak buku akhir-akhir ini. Keputusan apakah kita akan membaca buku-buku tersebut daripada membaca Alkitab adalah keputusan yang harus kita buat memasuki tahun 2018. Sebagai contoh, alih-alih membaca seluruh Alkitab dalam setahun, kita dapat memutuskan untuk membaca tiga buku yang meninggikan Kristus. Resolusi membaca yang baru ini dapat bermanfaat, terutama karena buku-buku Kristen didasarkan pada Alkitab. Akan tetapi, sebelum kita membuat resolusi membaca, mari kita pertimbangkan bobot dari buku-buku yang akan kita baca.

Perkataan Allah di atas Perkataan Manusia

Buku-buku Kristen saat ini diproduksi dengan jumlah yang sangat banyak untuk alasan yang baik. Alasan mengapa begitu banyak buku yang meninggikan Kristus diproduksi adalah karena para penulisnya ingin agar bumi "dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi lautan" (Habakuk 2:14, AYT).

Namun, terlepas dari kebutuhan yang sangat besar akan kebenaran yang berpusat pada Kristus di dalam dunia yang telah jatuh ini, kita harus waspada terhadap seberapa besar penekanan yang kita berikan pada buku-buku yang ditulis oleh para penulis yang tidak terinspirasi. Jika kita tidak berhati-hati, kegembiraan atas sebuah buku Kristen dapat menuntun kita untuk membaca atau mempelajari buku tersebut daripada membaca Alkitab. Hal ini terlalu sering terjadi saat ini; orang-orang menukar Alkitab dengan buku karangan manusia sebagai sumber makanan rohani mereka yang pertama dan utama.

Hal ini tidak hanya terjadi pada buku-buku saja; kewaspadaan yang sama juga harus diterapkan pada artikel, blog, jurnal, dan sumber-sumber lain yang ada di mana-mana karena adanya konektivitas teknologi modern. Dengan demikian, ada banyak sekali sumber tertulis (dan tidak tertulis) yang tersedia untuk kemajuan rohani kita yang sangat memuliakan Tuhan, berpusat pada Kristus, dan berdasarkan Injil. Memutuskan untuk mempelajari salah satu dari jenis-jenis sumber daya ini pada tahun 2018 akan bermanfaat bagi jiwa kita. Namun, tidak ada satu pun yang harus ditaruh di tempat yang lebih tinggi dan lebih diprioritaskan daripada Alkitab.

Mengapa Alkitab harus menjadi sumber yang utama?

Karena Alkitab adalah kesaksian tentang firman Allah.

* Alkitab dihembuskan oleh Allah (2 Timotius 3:16).

* Alkitab dapat menyebabkan kelahiran baru (1 Petrus 1:23).

* Alkitab hikmat yang lebih tinggi daripada pikiran manusia (Yesaya 55:8-9).

* Alkitab dapat menembus dan melihat seluruh batin kita (Ibrani 4:12).

* Alkitab adalah firman yang tidak dapat dipisahkan dari manusia (Matius 4:4).

* Alkitab menerangi jalan kita (Mazmur 119:105).

* Alkitab kekal dan tidak akan pernah binasa (Yesaya 40:8; Matius 24:35).

* Alkitab teruji kebenarannya (Amsal 30:5).

* Alkitab dapat menuntun kita kepada iman (Roma 10:17).

* Alkitab membantu menguduskan kita (1 Petrus 2:2).

* Itu membawa kita kepada pengharapan sorgawi (Roma 15:4).

* Itu merupakan pedang Roh (Efesus 6:17).

* Itu lebih manis daripada madu (Mazmur 119:103).

Literatur apa lagi, selain Alkitab, yang dapat mengklaim salah satu dari kebenaran-kebenaran ini secara totalitas? Jadi, mengapa kita tidak menemukan urgensi yang lebih besar untuk membenamkan diri kita dalam firman Allah yang indah, penuh sukacita, dan hidup terlebih dahulu? Mengapa kita harus mencari buku-buku atau sumber-sumber lain selain Alkitab untuk mendapatkan makanan rohani yang pertama? Mengapa kita mengganti pembelajaran Alkitab dengan mempelajari buku tentang suatu bidang iman?

Jawabannya tergantung pada masing-masing individu. Beberapa orang mungkin menyerah terlebih dahulu untuk mempelajari Alkitab dan memilih buku atau sumber lain karena "Alkitab membosankan" atau karena "terlalu sulit untuk dimengerti." Beberapa orang juga mungkin menyerah karena mereka "tidak dapat memahami Alkitab," atau karena mereka hanya mendambakan kebaruan dari sebuah buku yang baru saja mereka temukan, sedangkan Alkitab selalu ada di sana.

Apa pun jawaban dari pertanyaan ini, ketika kita mengganti waktu-waktu pertama kita untuk belajar atau membaca dengan sumber lain selain Alkitab -- untuk jangka waktu yang lama -- kita berisiko mengembangkan ketergantungan pada sumber-sumber lain tersebut untuk memenuhi kebutuhan jiwa kita.

Hal-hal Pertama yang Utama

Jadi, apa yang ingin Anda penuhi terlebih dahulu pada tahun 2018?

Berusahalah untuk menemukan sukacita yang paling besar dalam pembelajaran Anda melalui Alkitab setiap hari. Tetapkanlah tujuan Tahun Baru agar Alkitab menjadi yang utama dalam perjalanan harian Anda bersama Kristus.

Saya mengundang Anda untuk mendahulukan Alkitab di atas sumber-sumber lain untuk memuaskan kerinduan jiwa kita. Mari jadikan Alkitab sebagai sumber utama kita tahun ini dan tidak menggantikan firman Allah dengan buku-buku Kristen.

Mari kita membacanya. Menghargainya. Bergumul dengannya. Mengetahuinya. Percaya. Mencintainya. Bertekadlah setiap hari untuk mencari kerajaan dan kebenaran-Nya terlebih dahulu (Matius 6:33).

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://www.desiringgod.org/articles/bible-before-books
Judul asli artikel : Bible Before Books
Penulis artikel : Nathan Milleson
Tanggal akses : 9 Oktober 2023