Skip to main content

Sepuluh Alasan untuk Menerima Kebangkitan Yesus sebagai Fakta Sejarah

Ketika saya meninggalkan pelayanan karena keraguan saya, salah satu faktor yang mendorong adalah mengenai keaslian dari teks Perjanjian Baru dan kebangkitan Yesus. Orang-orang dari Seminar Yesus membuat saya memiliki pemikiran lain tentang apakah saya bisa memercayai apa yang Perjanjian Baru katakan dan apakah saya bisa menerima secara harfiah kebangkitan tubuh Yesus dari Nazaret. Pada Juli 2005, hidup saya berubah. Saya masuk ke toko buku Kristen Lifeway di Winston-Salem, North Carolina dan membaca tiga buku yang mengubah hidup saya lebih dari buku apa pun, selain Alkitab. Saya menemukan buku The Case for Christ oleh Lee Strobel, The New Evidence that Demands a Verdict dan A Ready Defense oleh Josh McDowell. Saya menemukan banyak alasan untuk menerima kebangkitan Yesus dari Nazaret sebagai fakta sejarah.

Selama bertahun-tahun, bukti keaslian sejarah dari kebangkitan Yesus semakin bertambah. Artikel ini akan menyajikan sepuluh argumen yang paling menarik mengenai kebangkitan Yesus dari Nazaret. Daftar argumen ini tidak akan dibahas secara mendalam, dan cara saya menyampaikan setiap argumen akan sangat singkat. Namun, saya harap daftar ini bisa memberikan titik awal bagi Anda dalam mempertimbangkan keaslian dari kebangkitan Yesus.

1. Saksi-Saksi Mata Pertama Adalah Para Perempuan

 

Saksi-saksi mata kebangkitan adalah para perempuan. Semua kitab Injil mencatat bahwa orang-orang pertama yang menemukan kubur Yesus kosong adalah para perempuan. Matius mencatat bahwa "Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu ... Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: 'Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.'" (Matius 28:1, 5-6) [1] Perempuan tidak dijunjung tinggi harganya. Dalam budaya Yunani-Roma kuno, kesaksian seorang perempuan tidak bisa dipakai dalam pengadilan. Di kalangan Yahudi, harus ada kesaksian dua perempuan untuk mengimbangi kesaksian satu laki-laki. Jika seseorang ingin mengarang cerita, pihak terakhir yang ingin seseorang tempatkan sebagai saksi pertama pastilah kaum wanita, kecuali memang kisah itu benar.

2. Fakta Minimal Mengenai Kebangkitan

 

Gary Habermas telah memopulerkan apa yang disebut "Argumen Fakta Minimal" mengenai kebangkitan. Fakta Minimal adalah hal-hal yang diterima oleh hampir semua orang terpelajar dari Perjanjian Baru. Fakta Minimal adalah "1. Yesus mati disalib; 2. Murid-murid Yesus percaya bahwa Dia bangkit dan menampakkan Diri kepada mereka; 3. Penganiaya gereja, yaitu Paulus, tiba-tiba berubah; 4. Yakobus yang ragu-ragu, saudara Yesus, tiba-tiba berubah; 5. Kubur kosong."[2] Fakta-fakta ini hampir secara umum diterima oleh orang terpelajar Perjanjian Baru, termasuk kaum liberal.

3. Transformasi Para Murid Mula-Mula

 

Seperti yang tercatat pada Fakta Minimal, Yakobus, saudara Yesus, telah berubah dari ragu-ragu menjadi percaya karena kebangkitan. Yakobus bersama saudara-saudaranya yang lain tidak percaya kepada Yesus saat awal pelayanan-Nya (lihat Yohanes 7:5). Namun, Yesus menampakkan Diri kepada Yakobus (lihat 1 Korintus 15:3-9) dan Yakobus menjadi pemimpin dalam gereja Yerusalem mula-mula. Kematiannya dicatat oleh Josephus.[3] Paulus adalah contoh lain dari seseorang yang bertransformasi sama sekali karena kebangkitan Yesus. Paulus tadinya adalah penganiaya gereja. Setelah menyaksikan Yesus yang bangkit, Paulus menjadi saksi bagi gereja.

4. Bukti yang Memalukan Mengenai Kebangkitan

 

Sampai saat ini, bukti yang memalukan menambah kebenaran pada klaim sejarah. Fakta bahwa para perempuan adalah saksi-saksi pertama, bahwa seorang anggota Sanhedrin (golongan Sanhedrin yang sama yang mengeksekusi Yesus) harus memberi Yesus penguburan yang layak, dan bahwa para murid ketakutan dan kabur, semua menjadi faktor-faktor yang memalukan bagi peristiwa kebangkitan.

5. Bersedia Mati untuk Apa yang Diketahui

 

Banyak orang bersedia mati untuk apa yang mereka percayai sebagai kebenaran. Namun, tidak ada orang yang mau mati untuk sesuatu yang tidak mereka ketahui kebenarannya. Para murid tahu jika mereka mengatakan kebenaran. Namun, kita mendapati bahwa para murid siap mati untuk apa yang mereka ketahui sebagai kebenaran. Stefanus mati dirajam batu (lihat Kisah Para Rasul 7:54-60), Yakobus anak Zebedeus mati dengan pedang di tangan Herodes (lihat Kisah Para Rasul 12:2), Yakobus saudara Yesus mati,[4] dan Petrus dan Paulus mati di tangan Kaisar Nero.[5]

6. Bukti Dokumenter

 

Bukti dokumenter untuk kebangkitan Yesus cukup baik. Para sejarawan ingin tahu berapa banyak sumber primer dan sekunder[6] yang bisa dikumpulkan dari sebuah kejadian untuk menentukan kebenaran sejarah kejadian tersebut. Mengenai sumber primer, peristiwa kebangkitan tercatat dalam catatan Matius, Yohanes, dan Paulus dalam 1 Korintus 15, termasuk referensi tambahan oleh Yakobus (jika ada yang menerima bahwa Yakobus menulis surat yang ditulis dirinya sendiri) dan Yudas. Berikut ini adalah sumber sekunder untuk peristiwa kebangkitan: Lukas, Markus, Paus Santo Klemens I, dan untuk tingkat yang lebih rendah, Ignatius dan Irenaeus.

7. Bukti Tidak Langsung

 

Douglas Groothius mencatat bahwa bukti tidak langsung untuk keaslian sejarah kebangkitan adalah "Yaitu praktik gereja mula-mula dalam mengamati baptisan, Perjamuan Tuhan, dan ibadah hari Minggu."[7] Baptisan berasal dari analogi kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus. Perjamuan Tuhan adalah lambang dari kematian dalam pengorbanan Kristus. Sebagai tambahan, cukup aneh bagi umat Yahudi yang taat untuk mengganti waktu ibadah mereka dari Jumat malam menjadi Sabtu menjadi Minggu pagi, kecuali jika sesuatu yang besar telah terjadi pada Minggu pagi. Kejadian besar yang terjadi pada Minggu pagi adalah kebangkitan Yesus.

8. Ketiadaan Motif

 

J. Warner Wallace mencatat dalam kuliah dan buku-bukunya bahwa ketika sebuah konspirasi dibuat, ada tiga faktor yang menjadi motivasi di belakangnya, yakni pemindahan kekuasaan, ketamakan, dan/atau nafsu.[8] Para murid tidak akan mendapatkan kekuasaan apa-apa dalam menyatakan kebangkitan Yesus sebagai sebuah fakta sejarah. Mereka terus dikejar karena sering diancam oleh kekuasaan Yahudi dan Roma. Sama halnya dengan ketamakan, mereka mengajar bahwa seseorang tidak boleh menginginkan kepunyaan duniawi, melainkan rohani. Nafsu juga bukan pendorongnya. Mereka diajar tentang selibat sebelum menikah dan kesetiaan pernikahan setelah menikah. Bahkan, N.T. Wright mencatat dalam buku klasiknya, "The Resurrection of the Son of God", bahwa para murid tidak mempunyai motivasi teologis dalam menyatakan bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati, sementara mereka menantikan seorang pahlawan militer dan sebuah akhir kebangkitan pada akhirnya. Apa faktor yang memotivasi yang ada pada para murid dalam menemukan cerita kebangkitan itu? Tidak ada! Alasan satu-satunya bagi para murid mengajarkan kebangkitan Yesus adalah karena kebangkitan Yesus telah terjadi.

9. Pembuktian Musuh atas Peristiwa Kebangkitan

 

Sampai saat ini, jika seseorang memegang kesaksian musuh untuk sebuah kejadian, kejadian itu semakin kuat kebenarannya. Jika seseorang mempertimbangkan pernyataan dari penguasa saat itu bahwa para murid telah mencuri tubuh Yesus (lihat Matius 28:11-15), kesaksian mengenai kebangkitan Yesus Kristus semakin dikuatkan. Kepercayaan mula-mula bahwa para murid telah mencuri tubuh Yesus dikuatkan oleh penemuan Prasasti Nazaret yang memerintahkan hukuman mati bagi siapa pun yang mencuri mayat dari kuburan.[9] Sebagai tambahan, beberapa referensi kepada Yesus dan kebangkitan-Nya meliputi kutipan dari Josephus,[10] Tacitus,[11] dan Suetonius[12] diantara yang lain (termasuk Talmud Babel).

10. Banyak Saksi Setelah Kebangkitan

 

Pada akhirnya, ada banyak kesaksian dari saksi mata mengenai kebangkitan Yesus. Beberapa orang telah melihat Yesus hidup dalam waktu 40 hari. Saksi mata tersebut meliputi: Maria Magdalena (lihat Yohanes 20:10-18), para perempuan yang menemani Maria di kubur (lihat Matius 28:1-10), para penjaga Roma (lihat Matius 28:4), sebelas murid (lihat Yohanes 21), dua orang di jalan ke Emaus (lihat Lukas 24:13-35), para murid yang tidak pasti berapa jumlahnya (lihat Matius 28:16-20); lebih dari lima ribu murid (lihat 1 Korintus 15:6), kepada Yakobus (lihat 1 Korintus 15:7), dan kepada Paulus (lihat 1 Korintus 15:8-9). Saya yakin masih banyak saksi yang lain yang tidak bernama.

Diterjemahkan dari:
Nama situs : CrossExamined.org
URL : https://crossexamined.org/10-reasons-accept-resurrection-jesus-historical-fact/
Judul asli artikel : 10 Reasons to Accept the Resurrection of Jesus as an Historical Fact
Penulis artikel : Brian Chilton
Tanggal renungan : 12 Maret 2018