Skip to main content

Melibatkan Digital Native dengan Alkitab

"Tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari." (Pengkhotbah 1:9, AYT)

"Bagi orang Yahudi, aku menjadi seperti orang Yahudi .... Bagi mereka yang tanpa Hukum Taurat, aku menjadi seperti tanpa Hukum Taurat .... Aku sudah menjadi segala sesuatu bagi semua orang ...." (1 Korintus 9, AYT)

Digital Native

Dua ayat di atas semacam menyimpulkan sikap saya terhadap advokasi Alkitab digital. Pada satu sisi, 'digital' bukanlah sesuatu yang baru: pada akhirnya, semuanya itu hanyalah tentang manusia, yang berinteraksi, berkomunikasi, berdagang, mencari hiburan, dan berdebat -- persis seperti yang selalu mereka lakukan. Kita salah paham jika kita merasa bahwa kita harus membuang segala sesuatu apa pun yang sudah ada sebelum Google, seolah-olah kabel fiber optic entah bagaimana telah mengubah natur hidup yang mendasar.

Pada sisi lain, tidak dimungkiri bahwa 'revolusi digital' telah memengaruhi cara-cara terjadinya beberapa hal yang tidak lekang waktu ini. Ditambah lagi, jenis pemirsa, ruang, peluang, dan ekspektasi yang baru telah tercipta seiring perjalanannya. Jadi, kita pun sama salah pahamnya jika kita mengira bahwa kita tidak perlu bersedia untuk berubah dan beradaptasi. Oleh sebab itu, sama seperti Paulus, saya juga ingin mengatakan bahwa "bagi para digital native, saya hidup seperti digital native."

Namun, seperti apa itu? Saya hanya ingin mengemukakan beberapa peluang menyeluruh yang saya rasa penting untuk ditanggapi oleh setiap orang yang tertarik dengan advokasi Alkitab.

Teknologi memengaruhi perilaku tanpa terkecuali. Sebagai contoh, dapatkah saat teduh seseorang menjadi cara utama pembelajaran Alkitab tanpa adanya Gutenberg, mesin cetak, dan transisi dari tradisi oral?

Teknologi terus mengubah cara kita menjumpai perkataan, teks, cerita, kitab, dan pesan. (Istri saya bersikeras untuk membawa Alkitab fisik ke gereja, bukan karena pemahaman tradisi yang aneh, melainkan "karena kita tidak bisa membalikkan halaman Kindle sampai kita menemukan yang kita cari.") Tidak ada alasan bahwa Kitab Suci harus dikecualikan dari perubahan perilaku yang menyertai perkembangan teknologi.

Mengekspor teks dari Alkitab cetak sebagai PDF atau HTML supaya teks itu tersedia secara online bukanlah awal yang buruk untuk memulai, tetapi jika yang paling banyak kita lakukan hanya itu, kita pasti melewatkan sesuatu. Ada peluang yang jauh lebih besar untuk menggerakkan kaki kita dalam perubahan perilaku dan ekspektasi dari perkembangan digital. Misalnya:

Skala -- Hanya ada sedikit perbedaan antara menyimpan 1 atau 10.000 halaman data secara online. Mengapa Alkitab digital tidak ratusan kali "lebih besar" daripada yang fisik (banyak versi terjemahan, isi tambahan, versi audio, dll.)?

Interaktivitas -- Tentunya, ada tingkat interaktivitas pada buku-buku fisik (menggarisbawahi, memberi sorotan, menggambar di pinggir halaman, dll.). Akan tetapi, hal-hal ini bisa diangkat ke tingkat yang baru dengan produk-produk digital. Sebagai satu contoh kecil, saat kami mengembangkan aplikasi Bible Bedtime, kami menyertakan fitur untuk mengganti ilustrasi di dalamnya dengan gambar-gambar kita sendiri. Fitur ini cukup mudah apalagi perangkat-perangkat tablet sudah punya kamera bawaan, dan tiba-tiba, itu menciptakan segala jenis kemungkinan untuk mengalami keterlibatan dengan teks yang sifatnya baru dan kreatif.

Lokasi -- Alkitab pada ponsel kita mungkin bepergian hampir ke mana saja bersama kita (tidak selalu terjadi pada, katakanlah, Alkitab Studi yang sering dibaca). Itu saja sudah menciptakan peluang-peluang yang menarik -- tetapi dapatkah hal itu juga diperkuat dengan fakta bahwa ponsel kita dapat mengetahui lokasi Anda, atau menanggapi lingkungan di sekitar kita? Salah satu teman saya membuat aplikasi untuk balai kesenian Tate yang menyajikan gambar-gambar yang berbeda dari koleksi mereka tergantung di mana kita berada. Dapatkah hal yang sama berlaku pada bacaan Alkitab? Bagaimana dengan pengingat bergaya check-in untuk membaca ulang pasal yang sama dalam konteks yang berbeda -- mungkinkah itu membuka keterlibatan yang lebih mendalam?

Internet juga menciptakan berbagai jenis komunitas dan ruang publik yang baru. Mulai dari fenomena orang tua yang bangga menunjukkan anak-anak mereka dalam panggilan Skype kepada kakek nenek, hingga papan pesan untuk segala jenis minat yang dapat dibayangkan, sampai ke Facebook dan Twitter yang hampir ada di mana-mana, ada berbagai macam interaksi interpersonal yang terjadi setiap hari, yang tadinya tidak ada 5, 10, atau 20 tahun yang lalu.

Tentunya, tidak ada alasan bahwa Alkitab harus menjadi pengecualian dari berbagai interaksi dan percakapan itu, seperti halnya dalam berbagai interaksi dan percakapan secara offline. Itu bisa dilakukan dengan cara ikut serta dalam diskusi dengan sesama orang tua di Mumsnet tentang manfaat (dan potensi kesulitan) membaca cerita Alkitab bersama anak-anak kita. Atau, bisa juga dengan menyediakan materi-materi studi melek Alkitab untuk membantu para murid mengerjakan tugas bahasa Inggris mereka. Atau, bisa juga dengan membagikan konten yang menarik kepada berbagai macam orang dari seluruh dunia yang tertarik dengan pembelajaran Alkitab. Intinya adalah, jika kita menganggap bahwa memberikan Alkitab di tempat-tempat orang biasa pergi -- entah itu di pasar, tempat berdoa di rumah sakit, atau di sekolah dasar -- adalah sesuatu yang bernilai, mengapa kita tidak mencakup ruang online yang mereka kunjungi juga?

Anda pasti memperhatikan bahwa saya belum memberikan taktik atau 'produk' tertentu untuk membuat perubahan-perubahan ini. Itu karena ada begitu banyak yang dapat dilakukan sehingga saya rasa akan kontraproduktif kalau saya hanya memandatkan satu atau dua ide khusus. Sebaliknya, saya lebih memilih agar kita membawa kepribadian kita sendiri untuk menghadapi tantangan itu. Saat kita semakin terbiasa dengan berbagai teknologi dan komunitas digital, peluang-peluang apa yang tampak muncul dengan sendirinya? Temukan kemungkinan yang imajinatif untuk budaya dan konteks kita. Itu bisa saja sebuah aplikasi, bisa saja berpartisipasi dalam sub-reddit, bisa saja menciptakan sejenis permainan kode QR dengan AR imersif untuk perangkat mobile dengan drone yang dicetak 3D -- siapa tahu? Apa pun yang Anda impikan, beri tahu kami! (t/Jing-jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : International Bible Advocacy Centre
Alamat situs : https://www.bibleadvocacy.org/news/engaging-the-digital-natives-with-the-bible/
Judul asli artikel : Engaging Digital Natives with the Bible
Penulis artikel : Ben Whitnall
Tanggal akses : 8 Juli 2019