Skip to main content

Bahasa yang "Hilang" Dibangkitkan oleh Komputer?

Program baru mampu menerjemahkan naskah Alkitab kuno.

Suatu program komputer baru dengan cepat telah memecahkan/menguraikan suatu bahasa tertulis yang terakhir digunakan pada zaman Alkitab, berpotensi membuka kesempatan untuk "membangkitkan kembali" teks-teks kuno yang tidak lagi dipahami, ungkap para ilmuwan pada pekan lalu.

Dibuat oleh tim di Massachusetts Institute of Technology, program ini secara otomatis menerjemahkan bahasa Ugarit tertulis, yang terdiri dari titik-titik dan tanda ukiran berbentuk baji pada lempeng tanah liat. Skrip ini terakhir digunakan sekitar 1200 SM di Suriah barat.

Gambar: replika aksara Akkadian

Contoh tertulis dari "bahasa yang hilang" ini ditemukan oleh para arkeolog yang menggali kota pelabuhan Ugarit pada akhir 1920-an. Para ahli bahasa membutuhkan waktu hingga 1932 untuk memecahkan kode penulisannya. Sejak itu, skrip ini telah membantu menjelaskan budaya bangsa Israel kuno dan teks-teks Alkitab.

Hanya dengan menggunakan daya komputasi yang tidak lebih dari laptop high-end (mutakhir), program baru ini membandingkan simbol dan frekuensi kata serta pola dalam bahasa Ugarit dengan bahasa-bahasa yang sudah dikenal; dalam hal ini, bahasa Ibrani yang terkait erat dengan bahasa tersebut.

Melalui analisis berulang, program ini menghubungkan huruf dan kata untuk memetakan hampir semua simbol Ugarit dengan padanannya dalam bahasa Ibrani dalam hitungan jam.

Program ini juga secara tepat mengidentifikasi 60 persen kata-kata Ugarit dan Ibrani dari akar kata yang sama. Akar yang sama adalah ketika kata-kata dalam berbagai bahasa berasal dari sumber yang sama, seperti kata homme dalam bahasa Perancis dan kata hombre dalam bahasa Spanyol, yang memiliki kesamaan akar dari bahasa Latin yang artinya "manusia".

Tim tersebut mungkin menjadi yang pertama untuk menunjukkan bahwa pendekatan komputer terhadap skrip/tulisan mati dapat menjadi efektif, terlepas dari klaim bahwa mesin tidak memiliki intuisi yang diperlukan.

"Secara tradisional, proses penguraian dipandang sebagai semacam permainan detektif ilmiah, dan komputer tidak dianggap banyak berguna," kata penulis dan profesor ilmu komputer MIT, Regina Barzilay, dalam suatu surel.

"Tujuan kami adalah membawa kekuatan penuh pembelajaran mesin modern serta statistik untuk masalah ini."

Tidak Selalu Merupakan "Batu Rosetta"[*]

Langkah selanjutnya adalah melihat apakah program tersebut dapat membantu memecahkan beberapa skrip/tulisan kuno yang sebagian besar masih tidak dapat dipahami.

Bahasa Etruska, misalnya, merupakan skrip yang digunakan di Italia utara dan tengah sekitar 700 SM., tetapi kemudian digantikan oleh bahasa Latin sekitar tahun 100 M. Hanya sedikit saja contoh tertulis dari bahasa Etruska yang bertahan, dan bahasa tersebut tidak memiliki bahasa terkait lainnya yang diketahui sehingga bahasa tersebut terus membingungkan para arkeolog.

"Dalam kasus (bahasa Ugarit), Anda berurusan dengan sistem penulisan yang kecil dan sederhana, serta memiliki beberapa bahasa yang terkait erat," kata Richard Sproat, seorang ahli bahasa komputasi dari Oregon Health and Science University yang tidak terlibat dalam proyek baru tersebut.

"Ini tidak selalu akan menjadi kasus ketika terdapat bahasa-bahasa yang terkait erat, yang dapat digunakan oleh seseorang untuk perbandingan kesamaan dengan (program) Rosetta Stone."

Namun, rekanan penulis dalam penelitian ini, Barzilay, dan koleganya, Benjamin Snyder, berpendapat bahwa program penguraian sandi dapat mengatasi rintangan ini dengan memindai beberapa bahasa sekaligus dan mengambil informasi kontekstual sebagai pertimbangan -- suatu peningkatan yang dapat mengungkap kesamaan atau kaitan yang tak terduga dengan bahasa-bahasa yang dikenal.

Sebuah makalah yang menjelaskan program komputer baru ini disajikan pekan lalu pada pertemuan tahunan ke-48 Asosiasi Linguistik Komputasi di Uppsala, Swedia. (t/N. Risanti)

*Batu Rosetta adalah sebuah prasasti batu granodiorit yang ditemukan di dekat Rosetta, Mesir, pada tahun 1799. Karena batu ini memuat tiga inskripsi (bahasa Yunani Kuno, aksara Demotik Mesir, dan hiroglif Mesir Kuno), batu ini menjadi kunci untuk menguraikan tulisan-tulisan Mesir kuno. Secara idiomatis, frasa ini juga dapat dipakai untuk menyebut petunjuk penting untuk memahami sesuatu yang sangat menantang atau menimbulkan teka-teki.

Diterjemahkan dari:
Nama situs : National Geographic
URL : https://news.nationalgeographic.com/news/2010/07/100719-science-technology-computers-lost-languages-translate-bible-hebrew/
Judul asli artikel : "Lost" Languages to Be Resurrected by Computers?
Penulis artikel : Tim Hornyak
Tanggal akses : 20 Mei 2018