Skip to main content

Alphabet Tertua Diinterpretasi sebagai Alphabet Ibrani

Klaim kontroversial yang mengatakan bahwa orang Israel kuno mengonversikan hieroglif Mesir menjadi huruf-huruf alphabet.

SAN ANTONIO -- Alphabet tertua di dunia, yang terpahat pada lempengan-lempengan batu di sejumlah situs bersejarah di Mesir adalah abjad Ibrani tertua, sebut satu hasil penelitian baru yang kontroversial.

Orang-orang Israel yang hidup di Mesir mengonversikan huruf hieroglif menjadi abjad Ibrani versi pertama lebih dari 3.800 tahun yang lalu, pada masa ketika menurut Perjanjian Lama (PL) orang-orang Yahudi hidup di Mesir, demikian menurut ahli arkelogi dan epigrafi, Douglas Petrovich, dari Universitas Wilfrid Laurier di Waterloo, Kanada. Para penutur bahasa Ibrani mencoba berkomunikasi secara tertulis dengan orang-orang Yahudi Mesir lainnya menggunakan tulisan hieroglif yang disederhanakan ke dalam 22 huruf abjad, sebut Petrovich pada 17 November, pada pertemuan tahunan American Schools of Oriental Research.

"Ada hubungan antara naskah-naskah kuno Mesir dan abjad-abjad yang kami temukan," Petrovich mengatakan.

Pendapat itu menimbulkan perdebatan sengit di antara para ilmuwan Alkitab dan peradaban purbakala. Banyak pihak berargumen bahwa di luar apa yang tertulis di PL, orang Israel tidak bermukim di Mesir selama kurun waktu yang diajukan oleh Petrovich. Penjelasan Alkitab tentang lama waktu kehidupan orang Israel di Mesir tidak bisa diandalkan, kata mereka.

Apa?

Inkripsi (huruf-huruf timbul) pada sebuah lempengan batu kuno (gambar kiri) telah diidentifikasikan, oleh seorang ilmuwan, sebagai abjad Ibrani, dan telah diterjemahkan (warna hijau). Sebuah sketsa inkripsi lempengan tersebut (gambar kanan) menunjukkan huruf-huruf Ibrani kuno, yang bersebelahan dengan huruf-huruf Ibrani modern yang cocok (warna hijau). Inkripsi di tepi kiri lempengan, jika diterjemahkan, berbunyi, "Orang yang terhormat sulit dilupakan." Inkripsi-inkripsi di tepi atas dapat diterjemahkan sebagai, "Pengawas batu-batuan mineral, Ahisemach."

 

 

Para ilmuwan, selama lebih dari 150 tahun terakhir, pada umumnya berpendapat bahwa naskah abjad tertua yang dipelajari Petrovich, terkait dengan beberapa bahasa Ibrani kuno sekaligus. Namun, pengetahuan mengenai bahasa-bahasa Ibrani kuno belum mencukupi untuk menyebut satu bahasa Ibrani kuno tertentu, sebagai bahasa Ibrani tertua, digunakan pada naskah di Mesir.

Penelitian yang dilakukan Petrovich masih kekurangan bukti, kata seorang cendekiawan Alkitab dan ahli bahasa Ibrani, Christopher Rollston, dari Universitas George Washington di Washington, D.C.. Tidak ada cara untuk mengatakan manakah dari sekian banyak bahasa Ibrani kuno yang memiliki sistem abjad Ibrani tertua, tantang Rollston.

Asal muasal tulisan Ibrani di beberapa tempat di dunia--termasuk abjad yang dipahat pada lempengan-lempengan di Mesir--sudah lama diperdebatkan oleh para ilmuwan.

Seorang cendekiawan Jerman pernah mengusulkan satu naskah Mesir kuno sebagai naskah Ibrani pada 1920. Akan tetapi, ia gagal menjelaskan dasar penentuan abjad-abjadnya sebagai abjad Ibrani sehingga terjemahannya dianggap tidak masuk akal dan ditolak oleh para peneliti.

Petrovich mengatakan bahwa ia memperoleh temuan besar itu pada Januari 2012. Ketika melakukan penelitian di Museum Mesir di Kairo, ia mendapati kata "Ibrani" dalam sebuah teks dari tahun 1874 sM, yang menurutnya menggunakan abjad Ibrani tertua. Berdasarkan Perjanjian Lama, orang-orang Israel menetap di Mesir selama 434 tahun, dari 1876 sM sampai 1442 sM.

Sup Abjad

Sebuah penjelasan baru tentang abjad Ibrani sebagai abjad yang tertua, meliputi abjad-abjad Ibrani tertua yang sedang diajukan (gambar tengah) dan huruf-huruf Ibrani yang modern yang cocok (gambar kiri), serta sumber-sumber abjadnya dari hieroglif Mesir (gambar kanan).

Petrovich kemudian menggabungkan hasil identifikasi terdahulu terhadap beberapa huruf dalam abjad kuno dengan hasil identifikasinya sendiri terhadap huruf-huruf yang diperdebatkan tersebut untuk menyimpulkan bahwa naskah tersebut adalah naskah Ibrani. Berbekal abjad yang belum dikembangkan secara utuh ini, ia menerjemahkan 18 inkripsi Ibrani dari tiga situs arkeologi di Mesir.

Sejumlah nama tokoh Alkitab muncul dalam inkripsi-inkripsi yang telah diterjemahkannya, termasuk Yusuf--yang dijual dalam perbudakan oleh saudara-saudaranya dan kemudian menjadi tokoh politik yang kuat di Mesir--Asnat istri Yusuf, dan Manasye putra Yusuf, seorang tokoh terkenal dalam bisnis batu pirus, yang melakukan perjalanan panjang ke Semenanjung Sinai di Mesir. Nama (Nabi) Musa, yang memimpin orang Israel keluar dari Mesir, juga disebutkan, jelas Petrovich.

Sebuah inkripsi, yang berasal dari tahun 1824 sM, jika diterjemahkan, berbunyi, "Anggur lebih banyak daripada siang hari, daripada tukang roti, dan seorang bangsawan." Maksud pernyataan ini mungkin saja bahwa pada waktu itu atau tak lama sebelumnya, minuman begitu melimpah, tetapi makanan sangat langka, jelas Petrovich. Orang-orang Israel, termasuk Yusuf dan Maria, kemungkinan melakukan migrasi ke Mesir pada masa kelaparan ketika orang-orang Mesir membangun gudang-gudang penyimpanan makanan, terangnya.

Sebuah buku karya Petrovich dengan hasil analisisnya yang mendetail terhadap inkripsi-inkripsi kuno di atas akan dipublikasikan dalam beberapa bulan ke depan. Petrovich mengatakan bahwa buku ini akan menjelaskan dengan gamblang bahwa hanya huruf Ibrani tertualah yang cocok/berkorespondensi dengan huruf hieroglif Mesir. (t/Aji)


Diterjemahkan dari:
Nama situs: Science News
Alamat situs:https://www.sciencenews.org/article/oldest-alphabet-identified-hebrew
Judul asli artikel::Oldest alphabet identified as Hebrew
Penulis:Bruce Bower
Tanggal akses:17 April 2017