Skip to main content

Pemuridan Alkitabiah pada Era Digital dengan Menggabungkan Esensi dan Teknologi

(BReaD: Bible Reading Discipleship untuk Era Figital)

Oleh: Theresia

Pendahuluan

Pemuridan adalah proses penting dalam kehidupan seorang Kristen, ketika seseorang dibimbing untuk semakin menyerupai Kristus melalui pengajaran dan hubungan yang mendalam. Di tengah arus perubahan zaman yang semakin cepat, gereja diperhadapkan pada tantangan untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensinya, khususnya dalam hal pemuridan. Era digital dan situasi pascapandemi telah mengubah lanskap pelayanan secara signifikan. Namun, perubahan ini tidak harus dilihat sebagai ancaman, melainkan sebagai kesempatan untuk mengembangkan metode pemuridan yang lebih efektif dan menjangkau.

Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana kita dapat melakukan "Biblical Discipleship Digitally" atau pemuridan alkitabiah secara "figital". Kita akan membahas esensi pemuridan yang tidak boleh berubah, konteks digital yang perlu kita pahami, dan penerapan praktis melalui metode Bible Reading Discipleship (BReaD). Dengan memahami dan menerapkan konsep ini, gereja diharapkan dapat melangkah maju dengan percaya diri, memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan pemuridan yang alkitabiah dan efektif pada era digital ini.

Mengapa Pemuridan "Figital"?

Konsep "Pemuridan Figital" hadir sebagai jembatan antara kebutuhan akan pemuridan yang alkitabiah dan tuntutan pada era digital. Istilah "Figital" sendiri merupakan gabungan dari "fisik" dan "digital", mencerminkan pendekatan yang mengintegrasikan pertemuan tatap muka dengan interaksi digital. Sebagaimana dinyatakan dalam sumber-sumber terkini tentang tren pemuridan, "The future of discipleship is phygital" yang artinya masa depan pemuridan adalah figital.

Pemuridan figital bukan sekadar mengadopsi teknologi dalam proses pemuridan, tetapi lebih dari itu. Ini merupakan upaya untuk mempertahankan esensi pemuridan alkitabiah, relasional, intensional, dan misional dalam konteks yang berubah. Pendekatan ini mengakui bahwa meskipun media berubah, pesan dan tujuan pemuridan tetap sama, yaitu menghasilkan murid Kristus yang dewasa dan mampu melipatgandakan.

Konten, Konteks, dan Wadah

1. Konten (Content)

Konten pemuridan tidak berubah dan harus tetap berbasis pada pengajaran Alkitab yang sama. Esensi pemuridan tetap pada mengajarkan firman Tuhan dan membimbing orang untuk menjadi murid Kristus yang setia.

2. Konteks (Context)

Konteks pemuridan berubah sesuai dengan situasi dan kondisi zaman. Pada era digital, konteks ini mencakup penggunaan teknologi untuk komunikasi dan pembelajaran.

3. Wadah (Container)

Wadah pemuridan harus disesuaikan dengan konteks digital. Ini berarti menggunakan platform digital, seperti Zoom, YouTube, dan media sosial, untuk menyampaikan konten pemuridan.

Esensi Pemuridan Alkitabiah

Pemuridan yang alkitabiah memiliki tiga esensi kunci yang tidak boleh diabaikan, bahkan ketika kita beradaptasi dengan era digital. Esensi ini bersifat timeless dan harus tetap menjadi inti dari setiap upaya pemuridan, terlepas dari metode atau media yang digunakan.

1. Relasional

Esensi relasional dalam pemuridan menekankan pentingnya membangun persahabatan rohani yang mendalam. Ini bukan sekadar kelompok belajar atau studi Alkitab, melainkan sebuah komunitas yang saling terhubung secara pribadi dan spiritual. Amsal 17:17 menggambarkan esensi ini dengan baik: "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran". Pemuridan relasional berarti masuk ke dalam kehidupan satu sama lain, berbagi sukacita dan pergumulan, serta saling mendukung dalam perjalanan iman. Konsep "doing life together" menjadi kunci dalam esensi relasional ini. Ini berarti interaksi tidak terbatas pada pertemuan formal saja, tetapi meluas ke dalam aspek-aspek kehidupan sehari-hari. Dalam konteks digital, tantangannya adalah bagaimana menciptakan kedekatan ini meskipun tidak selalu bertemu secara fisik.

2. Intensional

Esensi intensional berfokus pada tujuan yang jelas dalam proses pemuridan. Ini bukan sekadar berkumpul atau berbagi firman Tuhan tanpa arah, melainkan ada rencana dan tujuan spesifik untuk pertumbuhan rohani yang nyata. Mengacu pada Amanat Agung, Yesus memerintahkan untuk "mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu". Ini menekankan bahwa pemuridan harus mengarah pada perubahan hidup, bukan hanya penambahan pengetahuan. Dalam praktiknya, ini berarti setiap pertemuan, baik digital maupun fisik, harus memiliki tujuan yang jelas. Ada akuntabilitas dalam penerapan firman dan dorongan untuk terus bertumbuh. Pemuridan intensional juga melibatkan proses evaluasi dan penyesuaian untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

3. Misional

Esensi misional berfokus pada pelipatgandaan rohani. Ini berarti bahwa setiap murid tidak hanya bertumbuh secara pribadi, tetapi juga dipersiapkan untuk memuridkan orang lain. 2 Timotius 2:2 memberikan gambaran tentang prinsip ini: "Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." Di sini, kita melihat empat generasi pemuridan: Paulus, Timotius, orang-orang yang dapat dipercaya, dan orang lain yang akan diajar. Esensi misional juga mengacu pada Amanat Agung untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus. Ini berarti pemuridan tidak boleh berhenti pada kelompok kecil atau gereja lokal saja, tetapi harus memiliki visi global. Dalam konteks digital, esensi misional dapat diwujudkan melalui pemanfaatan teknologi untuk menjangkau lebih banyak orang dan memfasilitasi pelipatgandaan kelompok pemuridan.

Implementasi Pemuridan Digital

1. Menggunakan Teknologi untuk Membangun Hubungan

a. Platform Digital

Gunakan platform, seperti Zoom atau Google Meet, untuk pertemuan kelompok kecil. Pastikan ada waktu untuk berbagi dan saling mendoakan sehingga hubungan yang mendalam bisa terbentuk.

b. Media Sosial

Manfaatkan grup WhatsApp atau Telegram untuk komunikasi sehari-hari. Ini membantu menjaga hubungan tetap erat meskipun tidak bertemu secara fisik.

2. Merencanakan Kegiatan Pemuridan yang Berarti

a. Rencana Studi

Buat rencana studi Alkitab yang terstruktur dengan tujuan yang jelas. Setiap sesi harus dirancang untuk membantu anggota kelompok mencapai tujuan pemuridan yang telah ditetapkan.

b. Pendampingan Pribadi

Selain pertemuan kelompok, lakukan pendampingan pribadi melalui panggilan video atau telepon. Ini memberikan kesempatan untuk membahas hal-hal yang lebih pribadi dan mendalam.

3. Mendorong Pelayanan dan Misi

a. Proyek Pelayanan

Libatkan anggota kelompok dalam proyek pelayanan yang bisa dilakukan secara online, seperti pelayanan doa, konseling, atau pengajaran online.

b. Pelatihan dan Pengiriman

Berikan pelatihan kepada anggota kelompok untuk memuridkan orang lain. Dorong mereka untuk membentuk kelompok kecil baru dan mulai memuridkan orang lain.

Penerapan Praktis -- Bible Reading Discipleship (BReaD)

Salah satu langkah praktis yang bisa kita lakukan adalah mendorong mereka untuk membaca Alkitab. Jadi, pemuridan alkitabiah bukan hanya tentang mengikuti metode atau tujuan yang alkitabiah, tetapi menjadikan Alkitab sebagai sumber utama. Sumber utama kita bukan pengalaman atau hal lainnya, melainkan Alkitab itu sendiri, dalam konteks pemuridan alkitabiah.

a. Ritme Harian

  • Membaca Alkitab bersama menggunakan rencana bacaan yang sama.
  • Berbagi ayat yang berkesan melalui grup WhatsApp.
  • Saling mengingatkan dan mendukung dalam konsistensi membaca Alkitab.

b. Ritme Mingguan

  • Pertemuan virtual atau fisik untuk membahas bacaan Alkitab.
  • Berbagi ayat yang paling berkesan selama seminggu.
  • Menggunakan tiga pertanyaan kunci: kebenaran firman, kondisi hidup, dan rencana penerapan.
  • Berbagi doa dan ucapan syukur untuk membangun komunitas.

c. Ritme Bulanan

  • Pertemuan fisik untuk penerapan pelayanan atau rekreasi bersama.
  • Memperdalam relasi melalui aktivitas bersama di luar konteks belajar formal.

d. Ritme Tahunan

  • Merayakan selesainya bacaan Alkitab setahun.
  • Memecah kelompok untuk melipatgandakan dan mengajak orang baru.

Memanfaatkan Sumber Daya Digital

Pemanfaatan sumber daya digital menjadi kunci dalam mendukung pemuridan alkitabiah secara efektif pada era modern. The Bible Project dan YouVersion merupakan dua sumber daya yang sangat bermanfaat. Melalui YouVersion, tersedia rencana bacaan Alkitab setahun yang membantu pengguna membaca Alkitab secara sistematis. Selain itu, The Bible Project menyediakan video-video penjelasan yang memperkaya pemahaman pengguna tentang Alkitab, menjadikannya lebih menarik dan mudah dimengerti.

Selanjutnya, BaDeNo (Baca, Dengar, Nonton) dari SABDA menawarkan platform terintegrasi yang memungkinkan pengguna untuk membaca, mendengar, dan menonton konten Alkitab. Platform ini dilengkapi dengan fitur AlkiPEDIA dan studi lanjut yang membantu pendalaman materi Alkitab secara lebih mendalam dan komprehensif.

Selain itu, KambiumGo merupakan aplikasi yang dirancang khusus untuk pembelajaran topikal dalam kelompok kecil. Aplikasi ini mendukung pemuridan alkitabiah dengan menyediakan materi-materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kelompok kecil sehingga memudahkan proses belajar dan diskusi.

Dengan memanfaatkan sumber daya digital ini, pemuridan alkitabiah bisa dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, menjangkau lebih banyak orang dan memberikan pengajaran yang lebih mendalam dan bermakna.

Penutup

Pemuridan Figital memungkinkan kita untuk mempertahankan esensi pemuridan alkitabiah dengan memanfaatkan teknologi digital. Dengan menggabungkan pertemuan fisik dan virtual serta memanfaatkan sumber daya digital yang tersedia, gereja dapat melakukan pemuridan yang efektif, relasional, intensional, dan misional pada era digital ini. Pendekatan ini tidak hanya relevan dengan zaman, tetapi juga setia pada prinsip-prinsip alkitabiah dalam pemuridan.

 

Sumber referensi:
Setiawan, Johan. 2023. GoGrow Biblical Disipleship Digitally.
Dalam https://live.sabda.org/events.php?id=gogrow&title=gogrow_biblical_discipleship_digitally