Skip to main content

Edisi 20 -- Oktober 2018

Submitted by admin on Thu, 11/01/2018 - 04:34
PA21 — Edisi 20 | Oktober 2018
 
PA21 Alkitab & PA
Abad ke-21
Edisi 20 | Oktober 2018
Kegiatan #Ayo_PA! :: Kegiatan #Ayo_PA! dan Pelatihan Software SABDA dalam Rangka Ulang Tahun YLSA PA Bersama di YLSA :: PA Oktober dari Buku My Rock My Refuge Alkitab Project Indonesia :: Video: Seri Bagaimana Membaca Alkitab -- Literary Styles In The Bible AlkiPEDIA / AlkiMedia :: Ulangan 27: Hukum Taurat Harus Ditulis pada Batu Alkitab + Science :: Penemuan DNA Mumi Kuno Mendukung Narasi Alkitabiah tentang Keturunan Ham, Anak Laki-Laki Nuh Artikel untuk PA21 :: Wabah Buta Alkitab dalam Gereja Kita Liputan Khusus :: Pentingnya DQ, CDQ, dan DBQ bagi Orang Kristen pada Era Digital Berita PA21 :: Pengerjaan Komik dan Video Animasi Natal // Situs Bahan-Bahan Natal // Update AvB di Situs Alkitab SABDA dan Alkitab Mobi // Interlinearisasi AYT Perjanjian Baru dan AvB

EDITORIAL

Shalom para pembaca,

Bersyukur kepada Allah yang telah menuntun perjalanan YLSA selama 24 tahun. Merupakan suatu anugerah yang besar jika kami dapat menjadi rekan sekerja Allah dalam menangkap visi dan misi-Nya selama 24 tahun terakhir dalam pelayanan di bidang teknologi. Tantangan pelayanan ke depan tentu akan semakin besar, dan kami berharap Tuhan akan senantiasa memampukan kami untuk setia dan berhikmat dalam menggarap ladang-Nya. Melalui edisi kali ini, kami berharap pembaca PA21 akan terus mendukung dalam doa agar YLSA dapat menjawab tantangan zaman seturut dengan kehendak-Nya. Kiranya Tuhan menolong kami.

Dalam rangka berbagi berkat kepada Sahabat SABDA dalam perayaan HUT YLSA, pada 22 Oktober 2018, kami mengadakan seminar bertema Digital Quotient yang dihadiri sekitar 90 peserta dari kota Solo dan sekitarnya. Melalui materi yang dibawakan oleh 3 pembicara utama dan 7 pembicara pendamping di Griya SABDA, YLSA berupaya untuk membagikan wacana dan pengetahuan yang sangat relevan pada era digital ini kepada setiap peserta. Banyak orang percaya yang masih belum mampu mengaplikasikan teknologi secara tepat guna menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan. Ketidaktahuan atau kerangka pikir yang tidak tepat sering kali menjadi alasan utama di balik kekeliruan tersebut. Oleh karena itu, melalui materi yang disampaikan oleh setiap pembicara, kami berharap peserta akan memperoleh wacana yang tepat untuk diaplikasikan dalam kehidupan maupun pelayanan. Teknologi adalah dari Tuhan, karena itu, mari kita menggunakannya demi kemuliaan Tuhan. To God be the Glory!

In Christ,

Okti

Staf Redaksi Tamu PA21,
Okti

KEGIATAN #AYO_PA!

KEGIATAN #AYO_PA! DAN PELATIHAN SOFTWARE SABDA DALAM RANGKA ULANG TAHUN YLSA

Sepanjang Oktober 2018 ini, kegiatan #Ayo_PA! dilaksanakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun ke-24 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Kegiatan ini juga untuk mengedukasi warga gereja agar mereka melek terhadap sumber-sumber digital yang dapat mereka gunakan untuk belajar Alkitab. Dengan demikian, mereka juga dapat memanfaatkan gawainya, khususnya ponsel pintar mereka, untuk melakukan pendalaman Alkitab. Berikut ini liputan dari kegiatan tersebut.

1. Pertemuan Terakhir Kurikulum Studi Alkitab pada Era Digital di STT AIMI, Solo

Gambar: Pelatihan #Ayo_PA! di STT AIMI

Pada Mei 2018 lalu, YLSA mulai memberikan pelatihan #Ayo_PA! kepada hamba-hamba Tuhan dan mahasiswa teologi di STT AIMI, Solo. Pelatihan yang diberikan dilakukan berdasarkan kurikulum Studi Alkitab pada Era Digital. Pada 4 Oktober 2018, kami menyelesaikan kurikulum tersebut dalam pertemuan yang ketiga. Dalam dua pertemuan sebelumnya, kami memberikan langkah-langkah penggalian Alkitab dengan metode Simak dan Analisa dari metode S.A.B.D.A. (Simak, Analisa, Belajar, Doa/Diskusi, Aplikasi). Pada pertemuan terakhir ini, kami menyampaikan metode Belajar, Doa/Diskusi, dan Aplikasi. Peserta dibawa untuk melakukan praktik bersama dengan menggali mengenai tokoh Stefanus dan belajar untuk menyusun khotbah dari hasil penggalian tersebut. Peserta sangat terberkati karena mereka dapat melihat secara nyata bagaimana aplikasi-aplikasi di HP mereka dapat menolong untuk belajar Alkitab secara mandiri, dapat dipertanggungjawabkan, dan terlebih, mereka juga dapat menyusun khotbah/renungan.

2. Pelatihan #Ayo_PA! di GKI Depok dan GRII Karawaci

Gambar: Pelatihan #Ayo_PA! di GKI Depok dan GRII Karawaci

Pada 6 Oktober 2018, YLSA juga memberikan pelatihan #Ayo_PA! kepada jemaat di GKI Depok. Meski separuh lebih pesertanya adalah digital immigrant, tetapi mereka sangat bersemangat karena mendapatkan wawasan dan metode baru untuk belajar Alkitab pada era digital ini melalui gawai mereka. Bahkan, ada pula peserta yang sudah memberikan presentasi #Ayo_PA! ini kepada rekan-rekan dan majelis di gerejanya. Lalu, pada 7 Oktober 2018, pelatihan #Ayo_PA! disampaikan oleh tim YLSA di GRII Karawaci. Ada lebih dari seratus peserta yang mengikuti pelatihan ini. Peserta di GRII Karawaci juga sangat terberkati dengan pelatihan ini, bahkan mereka memberikan banyak masukan untuk pengembangan aplikasi Alkitab ke depannya. Kami sungguh bersukacita atas pertolongan Tuhan dalam kedua pelatihan ini.

3. Pelatihan Penggunaan Software SABDA di STT Baptis, Bandung

Gambar: Pelatihan Software SABDA di STT Baptis

Pada 8 Oktober 2018, tim YLSA melanjutkan pelayanannya ke Bandung, tepatnya di STT Baptis. Kali ini, pelatihan utamanya adalah penggunaan Software SABDA. Software SABDA adalah software untuk melakukan studi Alkitab untuk pengguna laptop atau PC. Peserta yang mengikuti acara ini bukan hanya dari mahasiswa dan dosen STT Baptis, tetapi ada juga peserta dari gereja lain, bahkan peserta dari Jakarta. Selain memberikan pelatihan penggunaan Software SABDA, kami juga menyempatkan untuk memberikan pelatihan melakukan PA dengan gawai. Meski pelatihan ini memakan waktu yang cukup panjang, tetapi seluruh peserta tetap bersemangat sampai selesai. Puji Tuhan!


PA BERSAMA DI YLSA

PA OKTOBER DARI BUKU MY ROCK MY REFUGE

Pada bulan kesepuluh ini, keluarga YLSA diberkati dengan bahan baru untuk mendalami Alkitab, yaitu buku My Rock; My Refuge karya Timothy Keller. Kami sangat antusias memulai materi yang berbeda ini, salah satunya karena mengingat profil diri dari sang penulis. Lahir dan dibesarkan di Pennsylvania dan mengenyam pendidikan teologi di Bucknell University, Gordon-Conwell Theological Seminary, dan Westminster Theological Seminary, beliau merupakan pendeta sekaligus perintis Gereja Redeemer Presbyterian di Manhattan, Amerika Serikat. Jemaat heterogen di gerejanya dengan latar belakang yang variatif, ditambah kultur negara yang liberal dan skeptis, mempertajam pengajaran Tim Keller dalam segi biblika serta apologetika. Tidak diragukan lagi, tulisannya kali ini tentu menggugah pemikiran. Dalam buku My Rock; My Refuge, setiap renungan relatif pendek, tetapi cukup padat. Salah satu ciri khasnya adalah tidak adanya ilustrasi pembuka seperti dalam bahan renungan pada umumnya. Paragraf yang singkat itu penuh berisi studi atau pendalaman dari perikop yang dibahas, lalu ditutup dengan doa singkat yang bersifat refleksi dan pengakuan.

Gambar: Cover buku My Rock Me Refuge

Kami melakukan PA dalam kelompok kecil beranggotakan 4 -- 5 orang sehingga proses pembelajaran lebih efektif. Ayat Alkitab dibaca dan dibahas lebih dahulu, disusul dengan materi renungan. Kami pun berdiskusi membicarakan topik hari itu, berbagi pesan yang didapat atau pergumulan terkait. Selanjutnya, kami menentukan penerapan praktis yang bisa dilakukan berdasarkan firman hari itu, dan terakhir menutupnya dengan doa. Sejauh ini, kami merasa sangat terberkati dengan penggalian yang dilakukan oleh Pendeta Tim Keller. Bukan hanya pendalaman Alkitab yang sifatnya kognitif, tetapi juga menggali kedalaman hati kami untuk menyadari dan mengakui dosa-dosa yang tidak disadari. Berikut ini kesan-kesan staf YLSA mengenai PA dari My Rock My Refuge:

  1. Menurut saya, bahan PA-nya cukup ringan untuk saya sebagai orang yang jarang melakukan pendalaman Alkitab sehingga setelah membaca potongan ayatnya, lalu membaca renungannya, saya dapat memahaminya dengan lebih mudah. Mengenai penyajiannya, cukup sederhana, tetapi efektif. Untuk doanya, mungkin akan lebih baik jika hanya diberi pokok-pokok doanya, jadi tidak perlu untuk satu doa ditulis secara lengkap.
    (Abigail Thesa, staf magang YLSA)
  2. Ide dan gagasan yang dikembangkan lebih banyak menyentuh dan mengarah kepada kehidupan sehari-hari, dengan kata lain, sesuai dengan realitas kehidupan yang dihadapi oleh manusia pada umumnya. Kemudian, pembaca mulai diarahkan kepada suatu kabar baik bahwa sebagai orang percaya, kita memiliki Tuhan yang besar dan berdaulat dalam kehidupan kita. Ayat-ayat yang diambil dari Mazmur juga sangat indah dan membangun. Berkat yang saya dapat adalah saya disegarkan kembali tentang pengharapan kepada Allah yang tidak akan pernah mengecewakan.
    (Matius Nugroho, staf YLSA)
  3. Menurut saya, buku Tim Keller yang kita gunakan untuk PA minggu lalu sangat menarik karena renungan dalam buku tersebut membahas apa yang ada dalam ayat Alkitab secara lebih mendalam. Jadi, kita lebih memahami isi Alkitab dengan bantuan dari renungan tersebut. Selain itu, renungannya singkat, padat, dan jelas. Firman yang berkaitan dengan renungan dalam buku tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Apalagi ada doa yang membantu membimbing kita dalam berdoa. Kita jadi lebih terarah dengan apa yang harus kita doakan ketika sedang mengalami hal serupa.
    (Sinara T. Vennata, staf magang YLSA)

Kami merekomendasikan buku ini bagi Anda yang memerlukan bahan renungan dengan bahasan tingkat lanjut dalam pertumbuhan iman. Artinya, topik yang diangkat bukan hanya makanan lunak yang bersifat menghibur, tetapi juga teguran serta studi biblika itu sendiri. Dengan bahan ini, pembaca diharapkan dapat memahami bacaan Alkitab bukan hanya di permukaan belaka, juga meningkatkan kesadaran (awareness) akan kecenderungan dosa yang kerap tersembunyi dari pandangan kita sendiri. Anda bisa mendapatkan buku ini secara berbayar melalui tautan berikut: https://www.thegoodbook.co.uk/my-rock-my-refuge. Kiranya buku ini menjadi berkat besar bagi Anda sekalian seperti halnya bagi kami.


API -- ALKITAB PROJECT INDONESIA

VIDEO: SERI BAGAIMANA MEMBACA ALKITAB -- LITERARY STYLES OF THE BIBLE

Alkitab tidak terdiri atas satu kitab saja, melainkan merupakan sebuah perpustakaan. Di dalamnya, terdapat 66 kitab yang ditulis selama masa waktu berabad-abad. Allah mengilhami penulisan setiap kitab, tetapi Dia mengizinkan kepribadian masing-masing penulis dinyatakan melalui tulisan mereka. Dengan demikian, kitab-kitab dalam Alkitab ini ditulis dalam bermacam-macam gaya sastra. Dalam Alkitab, terdapat kitab-kitab puisi, nubuat, kidung, ataupun surat-surat. Dalam Alkitab, terdapat juga banyak gaya penulisan.

Dalam membaca Alkitab, memahami gaya sastra adalah kunci untuk menafsirkan apa yang kita baca. Sebagai misal, kita akan kehilangan banyak hal, atau bahkan menarik kesimpulan yang salah jika kita memperlakukan puisi seperti narasi, atau sebaliknya! Maka dari itu, untuk menghindari kesalahan dalam penafsirannya, kita harus mengenal setiap jenis sastra Alkitab dan bagaimana cara kerjanya. Video dari The Bible Project berjudul Literary Styles in The Bible bisa menjadi sarana bagi kita untuk menggali topik ini. Video ini membahas dua hal utama, yakni:

  1. Ragam sastra Alkitab.
  2. Tujuan dari adanya perbedaan jenis sastra Alkitab.

Video ini dapat Anda unduh melalui situs Alkitab SABDA:

Video: Literary Styles of The Bible

Atau, melalui kanal YouTube dari The Bible Project.

Subtitle untuk video ini dapat diunduh pada tautan berikut: http://media.sabda.org/video_alkitab/tbp/en/How_to_Read_The_Bible/The_Story_of_the_Bible.srt. Setelah menyaksikan video di atas, kami mengharapkan respons dari Anda dengan menjawab tiga pertanyaan berikut ini:

  1. Bagaimana kesan Anda mengenai adanya perbedaan jenis sastra dalam Alkitab?
  2. Apakah ada jenis sastra yang menyulitkan Anda untuk memahami pesannya? (Sebutkan!)
  3. Apakah Anda memiliki suatu metode untuk mengatasinya?

Silakan kirim jawaban Anda ke alamat email redaksi di pa21@sabda.org. Jawaban terpilih akan kami tampilkan di situs Ayo-PA! agar pembaca yang lain bisa ikut mempelajarinya. Terima kasih atas kesediaan Anda untuk menjawab. Semoga video yang kami bagikan bisa memperlengkapi wawasan Anda.


ALKIPEDIA / ALKIMEDIA

ULANGAN 27: HUKUM TAURAT HARUS DITULIS PADA BATU

I. Dari AlkiPEDIA

Esensi Pasal: Hukum Taurat harus ditulis pada batu.

Garis Besar:

27:1 == Bangsa Israel diperintahkan untuk menuliskan Hukum Taurat di atas batu-batu,
27:2 == dan mendirikan mazbah dari batu-batu besar.
27:11 == Suku-suku dibagi di Gerisim dan Ebal.
27:14 == Kutukan diteriakkan di Gunung Ebal.

Nama dan Tempat:
Allah, TUHAN, Taurat, Asyer, Benyamin, Dan, Ebal, Gad, Gerizim, Isakhar, Israel, Lewi, Musa, Naftali, Ruben, Simeon, Yehuda, Yordan, Yusuf, Zebulon.

Kesimpulan: Kita didorong untuk mengatakan Amin atas hukum Allah, kita pantas mendapatkan kutukan, dan bahwa kita pastilah telah binasa jika Kristus tidak menebus kita dari kutukan Hukum Taurat, menjadi kutuk bagi kita.

Fakta: ay. 5. Kristus, mazbah kita, adalah batu yang terungkit lepas tanpa tangan manusia (Daniel 2:34-35) dibuang oleh tukang bangunan, tetapi diterima oleh Allah dan dijadikan kepala batu penjuru.

Storyboard:

Storyboard: Ulangan 27

Selengkapnya: AlkiPEDIA Ulangan 27

Aplikasi AlkiPEDIA

II. Dari AlkiMedia

Audio Ulangan 27:

Video Ulangan

Video: Ulangan

Infografis Ulangan:

Infografis: Ulangan

Selengkapnya: AlkiMedia Ulangan 27

ALKITAB + SCIENCE

PENEMUAN DNA MURNI KUNO MENDUKUNG NARASI ALKITABIAH TENTANG KETURUNAN HAM, ANAK LAKI-LAKI NUH

Narasi alkitabiah yang menguraikan bahwa Dinasti Mesir yang pertama merupakan keturunan dari tokoh Alkitab Ham, anak Nuh, seperti yang dicatat dalam Kitab Kejadian, bisa jadi didukung oleh penelitian baru-baru ini terkait DNA yang diambil dari mumi-mumi di Mesir, ujar para analis.

Gambar: Situs pemakaman yang baru ditemukan di Miya, Mesir

Menurut CNN, para peneliti dari University of Tuebingen dan Max Planck Institute for the Science of Human History di Jena, keduanya berada di Jerman, menemukan "hasil yang tidak terduga" ketika menguraikan genom dari manusia Mesir kuno. Hasil penelitian mereka, yang diterbitkan secara daring di jurnal Nature Communications, berkesimpulan bahwa jasad-jasad yang diawetkan yang ditemukan di Abusir-el Meleq, Mesir Tengah, adalah kerabat genetik terdekat dari populasi manusia Eropa Timur Dekat, Anatolia, dan Mediterania Timur dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.

"Kami menemukan bahwa sampel-sampel dari manusia Mesir kuno jauh berbeda dari manusia Mesir modern, dan lebih dekat kepada sampel-sampel manusia Timur Dekat dan Eropa," tegas para peneliti. "Sebaliknya, manusia modern Mesir bergeser kepada populasi sub-Sahara Afrika."

Ini berarti, menurut komentar di Breaking Israel News, bahwa penemuan ilmiah terbaru berkorelasi dengan catatan alkitabiah, seperti Kejadian 10:5-6 (AYT), yang menyatakan demikian: "Dari merekalah, tersebar bangsa-bangsa daerah pesisir, masing-masing menurut bahasa, kaum keluarga, dan bangsanya sendiri. Keturunan Ham adalah Kush, Misraim (atau Mesir menurut versi New International Version of the Bible), Put, dan Kanaan."

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Christianity Today
URL : https://www.christianpost.com/news/dna-discovery-of-ancient-mummies-supports-biblical-narrative-of-descendants-of-ham-son-of-noah-189582/
Penulis artikel : Stoyan Zaimov
Judul asli artikel : The Epidemic of Bible Illiteracy In Our Churches
Tanggal akses : 8 Oktober 2018
Selengkapnya: Penemuan DNA ....

ARTIKEL UNTUK PA21

WABAH BUTA ALKITAB DALAM GEREJA KITA

Kapan terakhir kali Anda membaca sebuah buku? Menurut Pew Research, hampir seperempat orang menjawab lebih dari setahun yang lalu. Itu adalah tiga kali jumlah orang yang tidak membaca buku pada 1978. Di Amerika, kita memiliki masalah melek huruf. Namun, yang lebih memprihatinkan, kita memiliki masalah melek Alkitab. Orang-orang Amerika, termasuk yang pergi ke gereja, tidak membaca buku apa pun, bahkan Kitab Suci ....

Gambar: Alkitab

... Karena tidak membaca firman Allah, kita pun tidak tahu tentangnya. Untuk memahami dampaknya, kita bisa melihat statistik di negara Barat lain: Britania Raya. United Kingdom Bible Society melakukan survei terhadap anak-anak di Inggris dan mendapati banyak yang tidak mengenal cerita-cerita Alkitab yang umum. Ketika diberi daftar berisi cerita-cerita Alkitab, hampir sepertiga orang tidak tahu bahwa kisah kelahiran Kristus adalah bagian dari Alkitab dan lebih dari separuh (59%) tidak tahu bahwa cerita Yunus yang ditelan ikan besar ada dalam Alkitab ....

... Jadi, bagaimana supaya orang-orang mau mengeluarkan Alkitab dari rak buku mereka dan memasukkannya dalam kehidupan mereka? Penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang bisa menghasilkan kemungkinan lebih tinggi agar seseorang menjalani hidup sesuai Alkitab. Dalam hal ini, artinya mereka mau mengizinkan Allah memimpin dan mengubah hidup mereka melalui firman-Nya. Berikut ini 8 ciri seseorang yang mengenal Alkitab:

  1. Mengakui dosa dan pelanggaran kepada Allah dan memohon pengampunan.
  2. Mengikut Yesus Kristus selama bertahun-tahun.
  3. Bersedia taat kepada Allah apa pun risikonya.
  4. Mendoakan status rohani orang-orang yang belum percaya.
  5. Membaca buku tentang peningkatan pertumbuhan rohani.
  6. Dimuridkan atau dibimbing secara pribadi oleh orang Kristen yang lebih dewasa rohani.
  7. Menghafal ayat-ayat Alkitab.
  8. Mengikuti kelompok kecil yang berfokus pada studi Alkitab.

Perhatikan faktor terakhir: kelompok kecil adalah kunci untuk memberantas dan mengubah wabah buta Alkitab. Penelitian kami menunjukkan bahwa saat orang Kristen meningkatkan keikutsertaan mereka dalam kelompok kecil, pengenalan Alkitab mereka juga meningkat ....

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Christianity Today
URL : https://www.christianitytoday.com/edstetzer/2015/july/epidemic-of-bible-illiteracy-in-our-churches.html
Penulis artikel : Ed Stetzer
Judul asli artikel : The Epidemic of Bible Illiteracy In Our Churches
Tanggal akses : 13 Agustus 2018
Selengkapnya: Wabah Buta Alkitab ....

LIPUTAN KHUSUS

PENTINGNYA DQ, CDQ, DAN DBQ BAGI ORANG KRISTEN PADA ERA DIGITAL

Pada edisi kali ini, Redaksi PA21 menghadirkan satu kolom khusus untuk berbagi materi dari Seminar Digital Quotient. Seminar ini diadakan dalam rangka ultah ke-24 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), dan bertujuan untuk memperkenalkan tentang DQ (Digital Quotient) dan hubungannya dengan kekristenan. Menurut definisinya, DQ adalah suatu kemampuan sosial, emosional, dan kognitif untuk beradaptasi dengan kehidupan dunia digital secara cerdas. Tujuan dari DQ adalah supaya kita menjadi warga digital yang cerdas sehingga mampu menggunakan teknologi digital dengan aman, serta melindungi diri sendiri dan orang lain dari pengaruh negatifnya. Seminar ini diawali dengan penjelasan tentang dampak positif dan negatif dari teknologi, kemudian diikuti dengan DQ. Sesudah itu, pemateri memberikan presentasi lanjutan tentang CDQ (Christian Digital Quotient) dan BQ (Bible Quotient). Materi mengenai Teknologi pada Era Digital dan Digital Quotient dapat Anda unduh melalui akun SlideShare SABDA.

Kolom ulasan kali ini menitikberatkan pembahasan pada CDQ dan BQ sebagai tahap lanjut dari DQ dari sisi kehidupan Kristen.

1. Christian Digital Quotient (CDQ)

Pada dasarnya, DQ dibangun di atas dasar nilai-nilai (values) dan keterampilan (skill). Skill dapat dipelajari, tetapi nilai adalah keyakinan yang dipegang seseorang dalam melakukan sesuatu. Para pakar pendidikan merumuskan DQ berdasarkan nilai-nilai sekuler. Sebagai orang percaya, bagaimana kita dapat menerapkan DQ ini dalam kehidupan kita pada era digital ini? Tentu saja, sebagai pengikut Kristus, tentunya kita tidak boleh sekadar hidup dari nilai-nilai duniawi, tetapi yang terutama adalah nilai-nilai dari firman Tuhan. Kita dipanggil tidak hanya untuk memanfaatkan sesuatu yang Tuhan berikan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk kemuliaan Tuhan. Begitu pula dalam konteks teknologi digital. Teknologi adalah sesuatu yang baik yang dianugerahkan oleh Tuhan, maka harus ditebus dan dikembalikan untuk kemuliaan nama Tuhan.

Gambar: Delapan kecerdasan kewarganegaraan digital

CDQ (Christian Digital Quotient) adalah suatu kecerdasan untuk dapat memanfaatkan semua peluang teknologi guna memperluas Kerajaan Allah. Dengan memiliki CDQ, itu berarti orang Kristen dapat memanfaatkan teknologi sedemikian rupa sehingga membuat orang lain dapat mengenal siapa Kristus. CDQ juga mencakup kreativitas dalam mengeksplorasi teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk pekabaran Injil. Selain itu, ia juga berbicara tentang kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip kebenaran firman Allah ketika beraktivitas di dunia digital. Tentu saja, CDQ ini tidak terbentuk secara otomatis, melainkan harus dikembangkan melalui beberapa cara. Pertama-tama, orang Kristen perlu aktif mengikuti hal-hal baru seputar teknologi dan mempelajari praktik-praktik terbaik dalam pemakaiannya. Pengetahuan ini bisa diperoleh dengan membaca buku-buku teknologi, mengikuti seminar TI, ataupun belajar dari komunitas TI. Kedua, orang Kristen perlu memperdalam pengenalan akan firman Allah sehingga mampu menerapkan kebenaran firman itu di dunia digital. Cara untuk mengembangkannya sudah barang tentu dengan melakukan Pendalaman Alkitab (PA). Pada zaman ini, PA semakin dimudahkan dengan adanya Alkitab digital dan bahan-bahan biblika yang saling terintegrasi. Alkitab digital yang tersedia dalam berbagai platform juga memungkinkan orang percaya melakukan PA di mana saja dan kapan saja. Pembelajaran yang mendalam tentang Alkitab pada akhirnya akan mengarahkan kita menuju kecerdasan Alkitab (BQ [Bible Quotient]). Ini adalah modal dasar kalau kita ingin menjadi warga digital yang memiliki CDQ.

2. Digital Bible Quotient (DBQ)

Sebelum menuju ke DBQ, kita perlu mengetahui apa itu BQ atau Bible Quotient. BQ kalau dialihbahasakan berarti 'kecerdasan Alkitab'. Istilah ini terkait erat dengan seberapa dalam kita mengetahui dan mencerminkan nilai-nilai Alkitab dalam kehidupan kita. Dapat disebut, ketika kita memiliki BQ, maka kita akan cukup peka untuk menerapkan firman Tuhan di mana pun dan dalam situasi apa pun kita ditempatkan. Memiliki BQ bisa dicapai dengan memiliki tiga hal mendasar. Yang pertama adalah Biblical literacy atau kemelekan Alkitab. Biblical literacy adalah tingkat pengetahuan kita tentang fakta-fakta dasar mengenai Alkitab. Kemampuan untuk menjawab pertanyaan, "Berapa jumlah kitab dalam Perjanjian Lama?" atau "Siapa yang disebut Penebus dalam Alkitab selain Yesus?" adalah Biblical literacy. Literasi ini sifatnya hanya hafalan. Akan tetapi, tahu tentang hal-hal dasar ini sangat penting karena ikut menentukan benar tidaknya penafsiran kita atas teks Alkitab. Kedua adalah Biblical intelligence. Dalam tahap ini, kita menggunakan kemampuan berpikir untuk menelaah lebih jauh data-data yang didapat dari pembacaan Alkitab. Kalau Biblical literacy hanya mencoba menjawab, "Berapa jumlah frasa 'takut akan Tuhan' dalam Perjanjian Lama?" Biblical intelligence menuntut kita untuk menjawab, "Apa arti takut akan Tuhan?" Kemudian, tahap terpenting adalah yang ketiga, yaitu menerapkan apa yang Anda pelajari. Ini disebut Biblical responsibility. Banyaknya pengetahuan kita tentang Alkitab akan sia-sia kalau tidak pernah diterapkan. Iman kita menjadi iman yang mati. Pengalaman kita bersama Tuhan menjadi kering. Dan, tanpa menerapkan kebenaran firman, maka kehendak, kemuliaan, dan Kerajaan Allah tidak dapat dinyatakan melalui hidup kita. Kalau dianalogikan dengan suatu pertanyaan tentang isi Alkitab, Biblical responsibility akan mencoba menjawab, "Kalau Anda sudah mengerti apa 'arti takut akan Tuhan', apa penerapan yang mau Anda lakukan?" Singkatnya, Biblical responsibility adalah melakukan apa yang kita imani.

Gambar: Alat-alat digital untuk ber-PA

Pada era digital ini, kita sangat memerlukan kecerdasan digital untuk mempelajari Alkitab. Sebab, untuk mendapatkan Bible literacy, Bible intelligence, dan Bible responsibility, maka kita perlu memulainya dengan ber-PA (pendalaman Alkitab). Apakah studi Alkitab/PA itu? Beberapa orang menyebutnya penelitian Alkitab, penggalian Alkitab, pendalaman Alkitab, pemahaman Alkitab, dan sebagainya. Kita perlu sama-sama memahami bahwa studi Alkitab/PA tidak sama dengan membaca Alkitab. Pendalaman Alkitab adalah kegiatan untuk menyelidiki firman Tuhan yang harus diawali dengan berdoa. Dalam penyelidikan tersebut, ada proses belajar yang biasanya dilakukan dengan cara mencatat. Pada zaman dahulu, kita menggunakan teknologi kertas dan alat tulis untuk melakukan pencatatan, tetapi pada era digital ini, kita dapat melakukannya dengan HP kita. Beberapa alat yang digunakan untuk melakukan studi Alkitab, seperti buku-buku referensi Alkitab, sudah tersedia pula dalam versi digital. Termasuk metodenya. YLSA, sebagai salah satu yayasan Kristen yang punya visi untuk menyebarluaskan firman Tuhan, telah mengembangkan beberapa aplikasi Android untuk ber-PA, juga software Alkitab SABDA, Alkitab audio, dan masih banyak lagi. YLSA juga mengembangkan metode S.A.B.D.A. yang dirancang khusus untuk ber-PA dengan gawai. Dengan banyaknya fasilitas yang kita miliki pada era teknologi ini, maka sebetulnya tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak ber-PA. Jadi, mari menebus teknologi bagi kemuliaan Tuhan, melakukan studi Alkitab agar kita semakin mengenal Allah dan mengasihi firman-Nya, kemudian menerapkannya sebagai warga digital.

Berikut adalah beberapa alat dan bahan untuk membantu Anda menggali Alkitab:

  1. Berbagai jenis metode PA
  2. Penjelasan tentang ragam alat studi Alkitab
  3. Aplikasi Android untuk belajar Alkitab dari YLSA
  4. Alkitab audio dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa suku
  5. Alkitab karaoke
  6. Situs Alkitab SABDA
  7. Software Alkitab SABDA
  8. SABDA Bot
  9. PA online
  10. Komunitas PA Online

Materi mengenai CDQ dan DBQ ini dapat Anda peroleh pula dalam Slideshare SABDA.

Penutup

Allah telah menyediakan firman-Nya yang tidak pernah berubah untuk masa yang terus berubah. Firman-Nya kepada kita adalah untuk memberitakan Injil dan membawa jiwa-jiwa baru kepada-Nya. Kini, era digital dan ladang misi terbesar, yaitu dunia digital, sudah ada di depan mata kita. Bagi kita, orang percaya, panggilannya bukan hanya menjadi warga digital yang baik, tetapi juga untuk menggabungkan iman dan teknologi agar dapat melaksanakan Amanat Agung untuk zaman ini. Untuk itu, marilah kita senantiasa meningkatkan pemahaman teknologi seraya menumbuhkan iman kita agar kita siap dipakai oleh Tuhan menjadi duta-duta-Nya di dunia digital. Banyak orang telah merespons panggilan ini, bagaimana dengan Anda?


BERITA PA21
  • Tim Komik YLSA sedang menyelesaikan empat komik Natal dari seri Kisah Kasih Abadi yang merupakan terjemahan dari komik Super Bible dari Kingstone. Selain komik, tim SABDA Media juga menyiapkan video animasi Natal dari keempat komik tersebut, video Natal dari seri Tetelestai, dan video Natal dari serial Lumo, yang adalah film tentang Yesus (video yang disiapkan ini memakai bahasa Melayu). Tunggu peluncurannya pada November yang akan datang. Kiranya menjadi media yang dapat menolong kita menghayati kelahiran Yesus sekaligus sebagai kado Natal bagi seluruh masyarakat Kristen tahun ini. Mohon dukungan doa untuk tim penerjemah dan desain yang terlibat dalam proyek ini.
  • Untuk memperlengkapi Anda dalam mempersiapkan diri menyambut Natal, Anda dapat mengakses berbagai bahan Natal dalam Situs Natal Indonesia.
  • Pada awal Oktober 2018, YLSA telah melakukan pembaruan teks Alkitab versi Borneo (AvB) di situs Alkitab SABDA dan Alkitab Mobile SABDA. AvB merupakan versi terjemahan Alkitab berbahasa Melayu dengan ejaan yang lebih modern yang dikembangkan oleh SABDA Borneo.
  • Interlinearisasi AYT Perjanjian Baru dan AvB tengah dikerjakan oleh tim editor YLSA. Proyek ini diharapkan menghasilkan interlinear yang akurat untuk bahan studi Alkitab bagi pengguna AYT dan AvB. Bagi Anda yang belum mengetahui apa itu interlinear Alkitab, silakan pelajari slide berikut: https://www.slideshare.net/sabda/bible-interlinear.
 
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi PA21.
Redaksi: Aji, Davida, dan Markus
Kontak |  Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
© 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 
Tanggal Edisi