Para arkeolog Tel Aviv University menemukan wilayah bangunan suci unik dari abad ke-11 sM di situs Tel Beth-Shemesh, sebuah desa kuno yang melawan perluasan agresif dari bangsa Filistin yang berdekatan dengannya. Kompleks suci yang baru ditemukan ini terdiri dari struktur batu melingkar besar yang ditinggikan dan bangunan yang dibangun secara rumit yang ditandai dengan sebaris tiga batu bundar besar dan pipih. Direktur-bersama penggalian tersebut, Prof. Shlomo Bunimovitz dan Dr. Zvi Lederman dari Sonia and Marco Nadler Institute of Archaeology TAU, mengatakan bahwa kompleks kuil ini tidak tertandingi, kemungkinan terhubung dengan kultus bangsa Israel mula-mula -- dan menyediakan bukti baru yang hebat akan penajisan yang disengaja terhadap suatu situs suci.
Desa Beth-Shemesh sering berpindah tangan antara bangsa Filistin dan bangsa Kanaan yang ambisius dan populasi bangsa Israel yang melawan mereka. Menurut Prof. Bunimovits dan Dr. Lederman, kuil tersebut dan sejarahnya merefleksikan perebutan kekuasaan yang menentukan wilayah tersebut pada abad ke-11 sampai dengan ke-12 sM. Penemuan-penemuan mereka dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Schools of Oriental Research di Chicago (November 2012).
Dalam catatan arkeologis, tidak ada tandingan untuk wilayah bangunan suci Kanaan atau Israel dari masa itu, ungkap para peneliti. Penelitian mengungkapkan bahwa kuil tersebut memiliki sejarah kaya yang tenggelam dalam konflik. Para penggali menetapkan bahwa kuil tersebut tidak hanya dihancurkan, tetapi juga dinajiskan. Analisis ilmiah yang lebih intensif terhadap situs tersebut, yang diselenggarakan oleh pakar Geoarkeologi Dr. Shawn Bubel dari University of Lethbridge di Alberta, Canada, menunjukkan bahwa reruntuhan kuil digunakan sebagai kandang hewan, kemungkinan oleh bangsa Filistin yang menjajah.
Benturan Kekuasaan di Tel Beth-Shemesh
Setelah mengesampingkan penggunaan situs tersebut sebagai bangunan domestik, para peneliti mengetahui bahwa mereka menemukan sesuatu yang unik. Penggalian-penggalian mengungkapkan hampir hanya serpihan-serpihan cawan-cawan, dan piala-piala ditemukan tersebar di lantai, tetapi tidak ada jejak penggunaan domestik. Salah satu dari tiga batu pipih dikelilingi oleh sisa-sisa tulang hewan, dan dua batu lainnya nampaknya dirancang untuk mengalirkan cairan. Petunjuk-petunjuk ini membuat Prof. Bunimovitz dan Dr. Lederman yakin bahwa mereka mengungkap sebuah tempat yang kemungkinan besar adalah tempat pemujaan suci.
Namun, kuil tersebut tidak tetap suci. Contoh-contoh tanah yang diambil dari lapisan di atas kuil yang hancur dan dianalisis di Weizmann Institute of Science mengungkapkan hasil yang menakjubkan. Persis di atas kuil adalah sebuah lapisan pengemas yang mengandung phytolith (sisa-sisa rumput yang biasanya dimakan oleh hewan ternak) dan spherulite (sisa-sisa mikroskopis dari pupuk yang dihasilkan oleh hewan pemakan rumput). "Hal ini mengindikasikan adanya kandang-kandang hewan persis di atas situs suci tersebut," jelas Prof. Bunimovitz. Pembakaran intermiten untuk membersihkan kandang-kandang tersebut kemungkinan menghasilkan lapisan yang terkonsentrasi ini.
Para peneliti meyakini bahwa penajisan ini bukanlah tidak disengaja atau kebetulan. Sebaliknya, hal itu merepresentasikan jungkat-jungkit kekuasaan politik antara bangsa Filistin dan populasi lokal. Agaknya, bangsa Filistin mendapatkan kendali sementara atas Beth-Shemesh dan membawa masuk hewan ternak untuk tinggal di tempat yang mereka tahu telah menjadi situs suci bagi musuh-musuh mereka.
Melestarikan Tradisi
Menurut Prof. Bunimovitz dan Dr. Lederman, penemuan ini juga berfungsi untuk menerangi penemuan baru-baru ini tentang sejumlah oven tanah liat bundar, yang disebut "tabun", di lapisan yang digali di atas kuil. "Secara tipikal, oven-oven semacam itu terletak di sebuah bangunan domestik untuk persiapan makanan," jelas Prof. Bunimovitz. Namun, oven-oven khusus ini bukan merupakan bagian dari sebuah lingkungan atau ruang tinggal.
Ketika kuil tersebut ditemukan tepat di bawahnya, sebuah penjelasan yang masuk akal untuk oven-oven misterius tersebut pun muncul. "Kami percaya bahwa nenek moyang orang-orang yang membangun kompleks yang asli kembali untuk membangun ulang situs tersebut," kata Dr. Lederman, yang menduga bahwa oven-oven tersebut digunakan untuk memasak untuk pesta-pesta perayaan yang digelar dalam pemujaan di kuil tua tersebut. Maka, terlepas dari penajisan kuil yang dilakukan oleh bangsa Filistin, ingatan tentang situs tersebut bertahan. Seketika bangsa Filistin mundur dari wilayah tersebut, keturunan-keturunan pemuja yang asli kembali untuk memperingati tempat suci ini.
Para peneliti saat ini sedang mencari pendanaan tambahan untuk menolong memajukan penggalian dan analisis terhadap situs suci yang unik dan mengejutkan ini, yang baru sebagian digali.
Sumber Cerita:
Bahan-bahan disediakan oleh American Friends of Tel Aviv University.Catatan: Konten kemungkinan disunting untuk gaya bahasa atau panjangnya. (t/Odysius)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Science Daily
Alamat situs: https://www.sciencedaily.com/releases/2012/11/121112135609.htm
Judul asli artikel: Desecrated ancient temple sheds light on early power struggles at Tel Beth-Shemesh
Penulis artikel: American Friends of Tel Aviv University
Tanggal akses: 9 Mei 2017
- Log in to post comments