"Sebab, bagi siapa yang telah Dia kenal sejak semula, juga Dia tentukan sejak semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Rm. 8:29, AYT).
Meskipun kita tidak akan pernah menjadi sempurna di sisi kekekalan ini, Allah sedang bekerja mengubah kita secara rohani. Paulus membahas hal ini dengan jemaat di Galatia, "Anak-anakku, demi kamu, aku rela sekali menanggung sakit melahirkan sampai Kristus dinyatakan dalam kamu ..." (Gal. 4:19, AYT).
Paulus menggunakan istilah "morphóo" (bentuk), yang berhubungan erat dengan "metamorphóo" (berubah). Perubahan yang dialami orang percaya di dalam Kristus adalah metamorfosis, transformasi rohani.
Hal ini tidak dicapai dengan usaha kita sendiri. Kita tidak bisa menghendaki atau memaksakan metamorfosis ini, tapi kita berpartisipasi di dalamnya. Dalam bukunya, Spiritual Formation as if the Church Mattered, James Wilhoit berkata,
"Pembinaan rohani adalah proses komunal yang disengaja untuk bertumbuh dalam hubungan kita dengan Allah dan menjadi serupa dengan Kristus melalui kuasa Roh Kudus."
"Proses yang disengaja" ini menunjukkan peran kita yang bermitra dengan Allah dalam transformasi kita.
Apakah disiplin rohani itu?
Dalam 1 Timotius 4:7 (AYT), Paulus menginstruksikan Timotius untuk "melatih diri untuk hidup dalam kesalehan." Paulus melanjutkan dengan mengatakan, "latihan jasmani terbatas gunanya, tetapi kesalehan itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji untuk kehidupan sekarang dan juga kehidupan yang akan datang" (1Tim. 4:8, AYT).
Seorang atlet bekerja keras untuk unggul dalam olahraga tertentu. Setiap langkah maju dalam perkembangan kemampuan atletik mereka adalah hasil dari pilihan. Kadang-kadang pilihan itu mengharuskan mereka mengatakan pada diri sendiri "tidak" ketika mereka ingin menikmati makanan cepat saji, membuang-buang waktu dengan teman, atau tidur. Karena setiap olahraga mengharuskan mereka untuk meningkatkan keterampilan individu, seorang atlet memiliki latihan dan diet khusus. Atlet basket atau sepak bola mungkin membutuhkan lebih banyak stamina daripada binaraga, jadi mereka akan lebih banyak berlari (dan makan lebih sedikit protein).
Tapi bukankah kerohanian juga seperti otot yang bisa kita bentuk hingga menjadi besar dan kuat? Dapatkah kita melatih diri kita untuk menjadi saleh?
Latihan rohani kita
Selama berabad-abad, orang-orang Kristen telah menggunakan banyak kegiatan (atau disiplin) untuk melatih diri mereka agar selaras dengan Allah, sehingga Ia dapat melakukan pekerjaan-Nya di dalam mereka. Secara alkitabiah, disiplin rohani ini termasuk:
- Pembacaan Kitab Suci
- Doa
- Berkomunitas
- Puasa
- Pengakuan Dosa
- Penundukan diri
- Menyanyikan pujian
- Perayaan
Latihan-latihan ini bukan dimaksudkan untuk memperbaiki kerohanian Anda secara cepat. Tetapi ketika Anda menciptakan kebiasaan melalui disiplin rohani ini, Anda akan menemukan diri Anda lebih dekat dengan Allah dan lebih diberdayakan secara rohani.
4 Alasan mengapa disiplin rohani itu penting
Jika Anda serius untuk menjadi dewasa secara rohani, disiplin rohani akan berperan penting dalam hidup Anda. Berikut adalah empat alasan mengapa itu penting.
1. Yesus meneladankan hal itu
Alasan nomor satu mengapa latihan ini penting juga merupakan alasan paling menarik. Yesus adalah satu-satunya pribadi sempurna yang pernah hidup, dan Dia tetap mempraktikkan disiplin rohani. Di seluruh Injil kita melihat Yesus:
- Berdoa (Luk. 5:16)
- Membaca Kitab Suci (Luk. 4:17-21)
- Puasa (Mat. 4:2)
- Menundukkan diri (Mat. 26:39)
- Menyanyikan pujian (Mat. 26:30)
- Berkomunitas (Luk. 22:7-23)
Jika Yesus sendiri menganggap disiplin rohani penting bagi diri-Nya, maka itu bahkan lebih penting lagi bagi kita.
2. Tinggal di dalam Kristus bukanlah kegiatan yang pasif
Yesus memberi tahu kita "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Setiap orang yang tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, dia akan berbuah banyak karena terpisah dari-Ku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh. 15:5, AYT). Sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa tinggal di dalam Kristus bukanlah kegiatan yang pasif. Yesus memberi tahu kita bahwa tetap terhubung dengan-Nya adalah sesuatu yang harus kita usahakan secara aktif.
Disiplin rohani memungkinkan kita untuk memelihara hubungan itu. Saat hubungan itu dipertahankan, buah dihasilkan di dalam diri kita.
3. Disiplin membantu kita memahami "kerohanian"
Sangat mudah bagi kita untuk berpikir bahwa tanggung jawab kita sebagai anak Tuhan adalah menghindari perilaku buruk. Dan meskipun menyangkal diri kita dan membuat pengorbanan yang disengaja itu penting, kita bertumbuh ketika kita melihat bahwa kerohanian kristiani adalah sebuah undangan untuk hidup sesuai tujuan yang dimaksudkan. Kita tidak hanya dipanggil untuk menghindari perilaku buruk, tetapi untuk mencari kehendak Allah.
Melalui latihan rohani, kita melibatkan aktivitas iman. Saat kita melatih diri untuk menjadi saleh, kita mengembangkan iman yang tekun dan dinamis.
4. Disiplin membantu kita memahami kedagingan kita
Terlepas dari apa yang terkadang kita pikirkan, kita bukanlah sekadar roh yang terperangkap dalam tubuh fisik. Allah merancang kita sebagai perpaduan penting dari tubuh, jiwa (kehendak), dan roh. Tetapi ketika kita mencoba mencari tahu di mana ketiganya berbatasan, kita mengalami masalah. Mereka terhubung secara dinamis, dan keadaan atau kesehatan salah satunya akan memiliki pengaruh langsung pada dua yang lainnya.
Biasanya, disiplin rohani adalah aktivitas fisik yang memperkuat kerohanian. Misalnya, saat saya menolak nafsu fisik saya (puasa), saya dapat meningkatkan kejernihan rohani saya. Ini dapat menguatkan doa-doa saya, dan memberi saya lebih banyak kebijaksanaan dan arahan.
Kekuatan disiplin rohani
Seperti atlet yang melatih diri mereka sendiri untuk melampaui batas fisik mereka, latihan rohani memungkinkan kita untuk melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan dengan usaha kita sendiri. Saat kita menginvestasikan energi kita untuk mengembangkan disiplin rohani, kita bermitra dengan Allah dalam pertumbuhan dan transformasi kita. Kemudian kita dapat bertumbuh dalam anugerah-Nya dan menghasilkan buah.
"Jika kamu tetap tinggal di dalam Aku dan perkataan-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu inginkan, dan itu akan dikabulkan bagimu. Bapa-Ku akan dimuliakan dengan hal ini, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian, kamu adalah murid-murid-Ku" (Yoh. 15:7-8, AYT).
Lihatlah serial Film Yesus "Berjalan dengan Yesus (Afrika)" dan episode "Berjalan dalam Roh", untuk merasakan pembelajaran yang dialami sebuah komunitas di Afrika mengenai pentingnya berjalan dengan Allah dan hidup oleh Roh-Nya. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Jesus Film Project |
Alamat situs | : | https://jesusfilm.org/blog/4-reasons-spiritual-disciplines |
Judul asli artikel | : | 4 Reasons Spiritual Disciplines Are Important |
Penulis artikel | : | Jesus Film Project |
- Log in to post comments