Jika Anda memiliki Alkitab, dan saya harap Anda memilikinya, saya mengundang Anda untuk membukanya bersama saya di Galatia 4. Namun, jika Anda tidak memiliki Alkitab, saya telah melakukan sesuatu yang sedikit berbeda minggu ini, karena semua ayat Alkitab yang akan kita pelajari sebenarnya sudah dicetak pada bagian Catatan di Panduan Perayaan yang saya sebutkan sebelumnya. Jadi, izinkan saya mendorong Anda untuk mengambil catatan tersebut untuk mengikuti apa yang akan kita pelajari dari firman Tuhan.
Sekitar 17 bulan yang lalu, saya dan istri saya, Heather, memulai sebuah perjalanan dalam sebuah proses adopsi. Hal itu telah menjadi perjalanan yang tak terlupakan, dan video yang baru saja Anda saksikan adalah sekilas gambaran tentang keluarga-keluarga di komunitas iman ini yang telah mengalami perjalanan tersebut. Tujuan kita pagi ini bukanlah untuk menyoroti kisah-kisah tersebut atau bahkan menyoroti kisah saya, kisah kami tentang adopsi, meskipun Anda akan mendengarnya cukup banyak. Saya berdoa, saya berharap, bahwa waktu kita bersama pagi ini akan memberikan kita gambaran yang indah tentang kisah adopsi dari Tuhan.
Galatia 4:4-8 Merayakan Sukacita Paskah
Saya percaya bahwa gambaran tentang adopsi berada pada inti kisah Paskah. Saya berdoa agar kita melihat hal itu terungkap dengan cara yang akan membuat kita memandang kasih Tuhan dengan cara yang baru dan segar, mungkin dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Untuk melihat gambaran bagaimana Tuhan semesta alam, yang menciptakan segala sesuatu, ternyata memiliki keinginan untuk mengadopsi kita. Kita akan melihat hal itu terungkap dalam beberapa bagian Kitab Suci saat kita merenungkan kematian dan kebangkitan Kristus sebagaimana yang kita rayakan dalam Paskah.
Pada tanggal 15 Februari, kurang dari dua bulan yang lalu, Heather dan saya berada di sebuah kota terpencil di Kazakhstan. Beberapa dari Anda mungkin tidak tahu di mana Kazakhstan berada, dan itu tidak apa-apa. Kami berada di kota itu sehari setelah Hari Valentine di sebuah Rumah Bayi, sebutan untuk panti asuhan di sana. Kami akan bertemu anak kami untuk pertama kalinya. Kami menamainya Caleb. Karena saat itu nama aslinya terdiri dari banyak konsonan dan sangat sedikit vokal, kami tidak bisa benar-benar melafalkannya. Jadi, kami tetap menyebutnya Caleb hampir sepanjang waktu.
Awalya, kami diberi penjelasan tentang riwayat kesehatannya, dan saat kami berbalik, seorang bayi berusia sepuluh bulan dibawa masuk ke dalam ruangan -- seorang anak kecil dengan mata penuh rasa ingin tahu yang memperhatikan sekelilingnya. Heather, istri saya pun menggendong dia, dan Anda bisa melihat bahwa dia cukup gugup. Dia tidak benar-benar tahu apa yang sedang terjadi di situ. Saya tidak ingin Heather menikmati semua momen menyenangkan itu sendirian, jadi saya memutuskan untuk mengambil giliran. Jadi, saya mengambil caleb dari Heather dan menggendong dia. Dan, saat itulah dia mulai mengangis. Saat saya melihat ke sekeliling, ternyata ruangan ini penuh dengan perempuan yang menatap saya seolah-olah saya telah melakukan sesuatu yang sangat buruk terhadap anak kecil yang malang ini. Kemudian, mereka datang dan mengambil dia dari pelukan saya, lalu membawanya keluar. Itulah interaksi pertama kami dengan Caleb.
Proses Adopsi
Itulah awal dari sebuah proses adopsi yang kami lakukan. Kami pergi ke Rumah Bayi setiap hari, dan mendapat waktu untuk bersama Caleb selama dua kali dalam sehari. Kami memiliki waktu di pagi dan sore hari, masing-masing selama satu jam -- jadi dua jam sehari -- untuk kami dapat bermain dengannya, menggendong dia, merangkak di sekitar ruangan bersamanya, dan menyanyikan lagu untuknya. Petugas panti asuhan ini akan membawanya masuk, dan satu jam kemudian, mereka akan membawanya kembali keluar. Izinkan saya memberi Anda cuplikan dari beberapa hari itu.
[Video Diputar]
"Oke, ini adalah Hari ke-2 di Rumah Bayi. Hari pertama kami melihat Caleb hanya sekitar 60 detik, dan itu sangat singkat, cukup emosional, tetapi kami senang karena kami bisa bermain dengannya selama sekitar satu jam. Jadi, ini adalah pertama kalinya kami benar-benar berinteraksi dengan Caleb."
[Video Berakhir]
Bukankah dia anak paling lucu di dunia? Proses adopsi di Kazakhstan mengharuskan Anda menjalani 14 hari kunjungan wajib ke Rumah Bayi sebelum Anda mendapatkan tanggal sidang pengadilan untuk dapat mengajukan permohonan hak asuh atas anak tersebut. Karena itu, hari-H kami -- bisa dikatakan, tanggal pengadilan kami -- adalah pada 7 Maret. Malam sebelumnya, kami berkumpul di apartemen kami -- saya, Heather, penerjemah kami, dan koordinator adopsi kami -- dan pada dasarnya mereka mempersiapkan kami semaksimal mungkin untuk apa yang akan terjadi keesokan harinya. Mereka memberitahu kami setiap hal secara rinci; seperti apa suasana di pengadilan, pertanyaan apa yang akan diajukan kepada kami, jawaban yang perlu kami berikan, semua detail, termasuk bagaimana kami harus duduk.
Galatia 4:4-8 Merayakan Adopsi
Dalam proses ini, sebagian besar waktu untuk berbicara adalah milik si ayah. Heather hanya memiliki satu kalimat yang harus dia hafal, dan dia harus memastikan agar dapat mengucapkannya pada akhir sidang. Kami pun bangun pada keesokan paginya; saya mengenakan jas, dan Heather mengenakan pakaian resmi. Kami melakukan semacam gladi bersih, "Oke, mari kita berpura-pura seperti di pengadilan. Aku akan ditanyai ini, dan akan menjawab begini; aku akan ditanyai itu, dan akan mejawabnya begitu." Sementara itu, istri saya menyiapkan kalimatnya untuk akhir sesi kami. Setelah kami selesai, saya melihat ke arah istri saya yang sedang memegang spidol di tangannya. Saya pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?" Dia menjawab, "Aku ingin memastikan agar tidak melupakan kalimatku!" Jadi, Heather siap dengan contekan kecil di tangannya.
Akhirnya, kami pergi ke gedung pengadilan. Akhirnya, hari ini akan menjadi puncak dari 17 bulan upaya kami. Ketegangan terasa sangat kuat saat kami masuk dan duduk -- saya, Heather, dsn penerjemah kami. Ketika saatnya tiba, hakim meminta saya berdiri, dan mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada saya. Selain hakim utama, ada hakim lainnya, jaksa, dan para pejabat pengadilan yang mengikuti sidang kami. Mereka juga mulai mengajukan pertanyaan kepada saya -- jaksa pun turut bertanya - dan saya menjawabnya, saya rasa, sesuai dengan yang seharusnya. Lalu, saya duduk dan Heather berdiri.
Pada titik ini, pada dasarnya Heather hanya harus menjawab beberapa pertanyaan "Ya" atau "Tidak", tetapi setelah menjawab beberapa pertanyaan itu, sang hakim memberikan kejutan. Dia menatap Heather dan berkata, "Apakah Anda ingin menambahkan sesuatu?" Pada titik ini, jawaban Heather seharusnya adalah "Tidak", tetapi saya menyadari bahwa istri saya justru terdiam. Saya berpikir, "Oh tidak," dan saya melihat ke atas. Heather mulai panik, dia seolah-olah berkata: "Apa yang harus saya tambahkan?" Dia melihat ke arah saya untuk mencari jawaban, tetapi tentu saja saya tidak bisa mengatakan apa-apa; dia melihat ke penerjemah kami, tetapi dia juga tidak boleh mengatakan apa-apa. Heather semakin panik, sementara jaksa menatap dia dengan tajam.
Tiba-tiba, istri saya mengangkat tangannya dan mulai membaca kalimatnya. Meski belum waktunya, dia mengucapkannya dengan baik, sangat baik! Kemudian, sang hakim berkata kepadanya, "Silakan duduk," dan kami pun melanjutkan sidang itu. Menjelang akhir sidang, saya berdiri dan menyampaikan sebuah pidato yang kira-kira berdurasi satu menit -- percaya atau tidak! Saya memberikan pidato yang singkat, kemudian Heather menyampaikan kalimatnya, dan hakim membuat keputusannya. Dia menyatakan bahwa permohonan adopsi ini dikabulkan, dan sekarang anak ini menjadi milik kami. Pada saat itu, segalanya berubah; benar-benar berubah. Hal pertama dan paling mendasar yang berubah adalah kenyataan bahwa anak ini, yang pada saat itu adalah milik negera, sekarang menjadi milik kami. Statusnya sepenuhnya berubah hanya melalui deklarasi seorang hakim.
Tuhan mengubah status kita
Saya ingin kita mulai merenungkan kesamaan antara kisah adopsi apa pun yang mungkin kita miliki dan kisah adopsi dari Tuhan. Karena Tuhan, dengan kasih-Nya yang tak terhingga dan keinginan-Nya untuk mengadopsi Anda ke dalam keluarga-Nya, juga membawa begitu banyak perubahan dalam hidup kita. Hal pertama dan paling mendasar yang diubah-Nya ketika Dia mengadopsi kita ke dalam keluarga-Nya adalah status kita. Jika Anda sudah menemukan alamat ayat ini pada bagian Catatan di Panduan Perayaan, tulislah di sampingnya: "Dia mengubah status kita."
Saya ingin Anda melihat bersama saya Galatia 4:4 8. Ayat-ayat itu juga sudah ada di bagian Catatan, dan saya ingin Anda mengikutinya bersama saya. Bayangkan bagaimana Alkitab menggambarkan adopsi yang dilakukan Tuhan terhadap kita. Dengarkan ini:
"Akan tetapi, ketika hari penggenapan tiba, Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan lahir di bawah Hukum Taurat, untuk menebus mereka yang ada di bawah Hukum Taurat supaya kita dapat menerima pengangkatan sebagai anak-anak-Nya. Karena kamu adalah anak-anak-Nya, Allah telah mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang memanggil, 'Abba, [secara harfiah berarti "ayah"] Bapa.' Jadi, kamu bukan lagi budak, tetapi anak. Jika kamu adalah anak, Allah menjadikan kamu ahli waris melalui Kristus. Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu adalah budak dari hal-hal yang pada dasarnya bukan Allah." (Galatia 4:4 8, AYT)
Galatia 4:4-8 Mensyaratkan Adanya Kesadaran Moral
Apakah Anda melihat perubahan status yang diungkapkan dalam bagian ini? Pada awal bagian ini, kita digambarkan sebagai budak dari Hukum Tuarat. Pada dasarnya, hal ini berarti bahwa semua orang dalam ruangan ini memiliki kesadaran moral. Kita tahu mana yang benar dan yang salah. Kita mengetahui perbedaan antara keduanya. Kita tahu bahwa ada yang benar, dan kita tahu ada yang salah, dan kita semua yang berada dalam ruangan ini telah melakukan perbuatan yang salah. Bisa dikatakan, kita semua telah melanggar Taurat. Itulah yang disebut Alkitab sebagai "dosa". Kita semua telah berdosa, kita telah melakukan banyak hal menurut cara kita sendiri, bukan cara Tuhan. Kita semua pernah berkata, "Saya tahu apa yang terbaik untuk saya dalam situasi ini. Saya yang pegang kendali; saya yang mengatur hidup saya." Kita seolah-olah hendak menurunkan Tuhan dari takhta-Nya sebagai Pencipta kita, dan menempatkan diri kita di takhta itu.
Namun akibatnya, tidak satu pun dari kita di ruangan ini -- menurut Alkitab -- adalah anak Tuhan secara alami. Apakah kita diciptakan oleh Tuhan? Ya, tentu saja. Akan tetapi, kita semua telah berpaling dari Tuhan; kita telah berdosa, melanggar Hukum Taurat, dan menjadi budak hukum itu. Alih-alih menjadi anak Tuhan, kita adalah budak hukum, budak bagi diri sendiri. Akibatnya, kita berada di bawah penghakiman Tuhan.
Galatia 4:4-8 Mengucap Syukur atas Keadilan Tuhan
Sekarang, saya tahu bahwa saya terdengar agak aneh karena membicarakan penghakiman Tuhan. Akan tetapi, karakter Tuhan -- karena Dia sepenuhnya baik, kudus, dan adil -- menentang dosa. Itu adalah masalah yang besar. Karena jika kita memiliki dosa -- dan setiap orang dalam ruangan ini memilikinya -- sementara Tuhan dalam karakter-Nya menentang dosa, kita sedang menghadapi masalah yang amat besar.
Saya percaya bahwa hal ini menghadapkan kita pada pertanyaan paling penting yang harus dijawab setiap orang dalam ruangan ini, cepat atau lambat. Saya yakin ini adalah pertanyaan terpenting yang akan kita hadapi dalam hidup -- lebih penting dari pertanyaan apa pun. Pertanyaannya sederhana: "Bagaimana saya, seorang pendosa, dapat menjadi benar di hadapan Tuhan yang kudus?" Saya mengatakan bahwa ini adalah pertanyaan yang tertinggi karena kekekalan kita -- setiap kita dalam ruangan ini -- bergantung pada bagaimana kita menjawab pertanyaan itu. "Bagaimana saya, seorang pendosa, dapat menjadi benar di hadapan Tuhan yang kudus?"
Nah, di sinilah pentingnya status kita muncul. Karena jika kita memiliki dosa, kita tidak dapat bersatu dengan Allah. Ada masalah hukum di sini; ada jurang tanpa batas yang memisahkan kita dari Dia. Namun, pada titik ini ... dan siapa pun yang pernah melalui proses adopsi tahu bahwa ada birokrasi hukum yang harus dilalui di setiap tahapnya. Saya ingin Anda memikirkan birokrasi hukum dalam kisah adopsi Tuhan. Karena ada syarat-syarat tertentu agar adopsi ini bisa terjadi, agar adopsi apa pun bisa terjadi, tetapi khususnya dalam hubungan kita dengan Tuhan. Agar adopsi itu terjadi, ada berbagai syarat yang harus dipenuhi.
Adopsi Memerlukan Seseorang yang Datang pada Waktu yang Tepat
Pertama-tama, agar sebuah adopsi dapat terjadi, diperlukan seseorang yang datang pada waktu yang tepat; seseorang harus datang pada saat yang tepat. Jika Anda pernah mengadopsi secara internasional -- ini adalah pengalaman kami, jadi inilah yang paling kami kenal -- setiap negara memiliki aturan yang berbeda, tetapi sebagian besar negara memiliki peraturan dan ketentuan tentang kapan seorang anak di negara lain benar-benar memenuhi syarat untuk diadopsi. Di beberapa negara, anak harus berada di panti asuhan selama jangka waktu tertentu sebelum dinyatakan layak untuk diadopsi.
Negara lainnnya mengharuskan anak tersebut telah terpisah dari ibu, ayah, atau anggota keluarga lainnya dalam jangka waktu tertentu. Di beberapa negara, bahkan ada aturan bahwa jika seorang anak telah menjadi yatim piatu selama jangka waktu tertentu dan tidak ada seorang pun yang menjenguknya, dia menjadi layak untuk diadopsi. Ada begitu banyak aturan dan regulasi yang tidak selalu masuk akal. Anda mungkin berpikir, "Ada anak-anak yang membutuhkan kasih di negara ini, dan ada orang tua yang siap mengasihi mereka di negara lain. Mari kita satukan saja." Namun, bukan begitu cara kerjanya. Itu tidak masuk akal, sebab akan tetap ada persoalan waktu yang menjadi bagian dari proses ini.
Itulah tepatnya yang dibicarakan oleh Alkitab dalam Galatia 4:4: "Akan tetapi, ketika hari penggenapan tiba ..." Anda lihat, hingga titik ini, dua pertiga bagian awal Alkitab hanya menunjukkan gambaran-gambaran dalam Perjanjian Lama. Berkali-kali diperlihatkan bahwa betapapun baiknya manusia, betapapun religiusnya, betapapun salehnya, dan betapapun dia berusaha untuk mendekat kepada Tuhan, menjadi sangat jelas bahwa ada jurang yang harus dijembatani antara manusia dan Tuhan -- dan, jurang itu tidak bisa dijembatani oleh usaha manusia semata. Seluruh Perjanjian Lama adalah gambaran bahwa manusia -- tidak satu pun dari kita -- dapat menjadi benar di hadapan Tuhan dengan kekuatan kita sendiri. Karena itu, dalam Perjanjian Lama, panggung telah disiapkan untuk saat yang tepat ketika Kristus akan datang, tepat pada waktunya.
Adopsi Memerlukan Seseorang yang Memiliki Kualifikasi yang Tepat
Tidak hanya soal waktu yang tepat, agar adopsi dapat terjadi, seseorang juga harus datang dengan kualifikasi yang tepat. Anda harus memiliki kualifikasi yang benar untuk dapat mengadopsi. Jika Anda pernah melalui proses ini, Anda tahu bahwa ada begitu banyak hal yang harus dilalui. Rasanya seperti Anda sedang berusaha keras meyakinkan dua pemerintahan bahwa Anda adalah keluarga ideal untuk mengadopsi seorang anak. Langkah pertama adalah survei rumah. Petugas akan datang untuk memeriksa rumah Anda dan memastikan bahwa rumah itu layak untuk anak.
Namun, ini adalah masalah bagi kami karena kami tinggal di New Orleans dan rumah kami sedang kebanjiran sehingga termasuk rumah yang tidak layak untuk anak. Jadi, masalah utama kami pertama adalah mencari tempat tinggal. Kami akhirnya tinggal di Atlanta untuk mengungsi di sana. Saudara laki-laki saya punya sebuah kondominium yang belum berhasil dijualnya, jadi kami pindah ke sana. Kami membawa sebanyak mungkin perabotan, membuatnya tampak seperti rumah, dan mulai tinggal di sana agar petugas bisa datang dan memastikan bahwa semua perlengkapan keselamatan anak tersedia. Petugas itu mengajukan banyak pertanyaan tentang pernikahan kami, filosofi pengasuhan kami, dan saya berpikir, "Tidak semua orang tua harus menjawab semua pertanyaan ini." Namun dia benar-benar menguji kami secara mendalam.
Galatia 4:4-8-Menjelaskan Pentingnya Adopsi
Kemudian, kami harus menjalani pemeriksaan kesehatan dan memastikan bahwa kami dalam keadaan sehat. Saya ingat saat kami menjalani pemeriksaan itu bersama-sama. Pemeriksaan pertama adalah dengan mengambil sampel darah -- dan saya tidak menyukai proses itu. Saya selalu merasa sedikit pusing. Setelah darah kami diambil, hal berikutnya adalah pemeriksaan mata. Kami berjalan ke lorong, dan menurut saya lorong itu gelap; penerangannya remang-remang. Di ujung lorong ada papan huruf, dan saya yang pertama diperiksa.
Pemeriksa kesehatan di bagian itu berkata, "Tutup satu mata Anda dan baca huruf-huruf ini." Saya mulai membaca. Huruf-huruf yang besar dapat saya lihat dengan jelas, tetapi semakin ke bawah saya mulai kesulitan. Saya tidak bisa melihat dengan jelas, saya panik, "Apakah saya akan gagal hanya karena tidak bisa membaca huruf E-F-L-B?" Heather tertawa di belakang saya, dan akhirnya petugas itu tahu bahwa saya kesulitan, lalu berkata, "Coba mata yang lain." Dan saya menyahutnya, "Oke." Namun, karena saya menutup mata dengan tangan saya terlalu lama, saat saya buka, semuanya jadi buram. Saya berkata, "Saya tidak bisa melihat apa pun."
Petugas itu berkata, "Silakan tenangkan diri dan minggir sebentar, biarkan istri Anda duluan." Heather maju, dan dia lulus dengan gemilang, sementara saya berdiri di samping berusaha memulihkan penglihatan saya. Saat dia masih membaca, saya melirik ke bawah dan menghafal baris huruf itu. Saya pun maju lagi, "Oh, E-F-L-B-C, mudah. Dengan satu mata bisa, dua mata juga bisa. Nih, lihat!" Rasanya Anda harus sempurna untuk bisa melewati proses ini!
Yesus Memenuhi Semua Kualifikasi
Saya memang sedikit melebih-lebihkan, tetapi apa yang diajarkan Alkitab sangat jelas. Agar kita dapat diadopsi ke dalam keluarga Allah, harus ada seseorang yang memiliki seluruh kualifikasi yang tepat. Ada tiga kualifikasi tersebut yang disebutkan dalam Galatia 4. Pertama, untuk menjembatani jurang tak terhingga antara kita dan Tuhan, orang yang akan mengadopsi kita harus serupa dengan Tuhan dan serupa dengan kita.
Inilah alasan penting mengapa Alkitab menegaskan bahwa Yesus sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia; bahwa Dia serupa dengan Tuhan. Paulus menyatakannya dalam Galatia 4:4, "Allah mengutus Anak-Nya ..." yang menunjukkan bahwa Dia berasal dari Allah. Akan tetapi, dalam ayat itu dikatakan, "... lahir dari seorang perempuan ...." Dengan kata lain, Yesus "menjadi serupa dengan kita, dan mengenal kehidupan manusia dengan segala kelemahannya." Karena itu, Dia harus serupa dengan Tuhan, serupa dengan kita, dan hidup dengan ketundukan yang sepenuhnya kepada Hukum Taurat. Jika seseorang pernah melakukan kesalahan, bagaimana mungkin dia bisa membayar harga semua dosa yang telah kita lakukan? Sebab itu, harus ada seseorang yang sempurna dalam ketaatannya terhadap Hukum Taurat.
Sekarang saya bertanya kepada Anda: dalam sejarah umat manusia, adakah orang lain selain Yesus Kristus yang memenuhi kualifikasi ini -- serupa dengan Tuhan, serupa dengan manusia, dan sepenuhnya tunduk kepada Hukum taurat? Tidak ada seorang pun, selain Yesus. Dia memiliki kualifikasi yang tepat!
Adopsi Memerlukan Seseorang yang Memiliki Keteguhan Hati
Dia datang pada waktu yang tepat, memiliki kualifikasi yang tepat, dan yang ketiga, agar adopsi dapat terjadi, seseorang harus memiliki keteguhan hati. Dia harus memiliki niat untuk mengadopsi. Sudah jelas bahwa kami tidak akan pergi ke Kazakhstan jika tidak memiliki tekad untuk mengadopsi. Namun, itulah yang kita lihat dalam Galatia 4. Tiga kali, Alkitab mengulang bahwa Allah mengutus Yesus dalam Galatia 4.
Jika Anda melihat bagian itu, Anda akan melihat pengulangannya: Allah mengutus Yesus. Jangan lewatkan hal ini. Allah memiliki tujuan dalam mengutus Yesus. Alkitab menjelaskannya dalam Galatia 4:5, "Allah mengutus Anak-Nya" Mengapa? "... untuk menebus mereka yang ada di bawah Hukum Taurat ..." Dan inilah tujuan-Nya: "... supaya kita dapat menerima pengangkatan sebagai anak-anak-Nya." (Gal. 4:5) Itulah alasan kedatangan Yesus dan mengapa adopsi adalah inti dari kisah Paskah: Dia datang, mati di kayu salib, dan bangkit dari kubur untuk mengadopsi kita. Itulah yang diajarkan Alkitab.
Galatia 4:4-8 Mengucap Syukur kepada Tuhan karena Telah Mengadopsi Kita
Salah satu momen paling menyentuh dan emosional dari seluruh proses sidang itu adalah ketika para pejabat dari Rumah Bayi menggambarkan Caleb kepada hakim. Mereka mulai menjelaskan bahwa dia ditinggalkan oleh ibunya sejak lahir. Mereka menjelaskan bagaimana dia dipindahkan dari rumah bersalin ke rumah sakit anak-anak bersama anak-anak lain yang tidak diinginkan siapa pun. Lalu dia dipindahkan ke Rumah Bayi untuk dirawat dan akhirnya dimasukkan ke daftar adopsi dalam negeri.
Mereka mengatakan bahwa tidak ada satu pun orang di negara itu yang ingin mengadopsinya. Mereka menjelaskan bahwa dia telah benar-benar ditinggalkan oleh semua orang di sekitarnya. Pada saat-saat itu, jika kami tidak dipersiapkan, Heather dan saya mungkin akan berdiri dan berseru, "Kami tidak akan meninggalkannya! Kami telah datang pada waktu yang tepat, kami memiliki kualifikasi yang tepat, dan kami punya tekad. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membawa anak ini ke dalam keluarga kami."
Saudara-saudari sekalian, saya ingin memperlihatkan gambaran yang jauh lebih besar dari itu. Bahwa Tuhan semesta alam, dalam dosa dan kebutuhan Anda, telah berdiri dan berkata, "Aku tidak akan meninggalkanmu dalam dosamu." Dia berkata, "Aku mengutus Seseorang pada waktu yang tepat dengan seluruh kualifikasi yang tepat." Dan Yesus Kristus -- terpujilah nama-Nya -- Dia berdiri bagi Anda dan saya dan berkata, "Aku memiliki tekad. Aku akan mengorbankan apa pun, bahkan nyawa-Ku, agar kamu dapat menjadi bagian dari keluarga Bapa-Ku." Adopsi adalah inti dari kisah Paskah.
Galatia 4:4-8 Mengucap Syukur kepada Tuhan karena Menjaga Keluarga-Nya
Maka, saya ingin mengajak Anda dalam beberapa bulan ke depan untuk merenungkan bagaimana kematian dan kebangkitan Yesus Kristus menunjukkan bahwa Dia tidak hanya datang pada waktu yang tepat, dengan kualifikasi yang sempurna, tetapi bahwa Dia memiliki keteguhan hati. Saudara-saudari, Dia memilikinya -- dan Dia masih memilikinya -- untuk mengadopsi Anda ke dalam keluarga-Nya.
Sering kali, kita cenderung mengakhiri kisah Paskah di sini, pada kematian dan kebangkitan Kristus yang membuat kita menjadi benar di hadapan Tuhan. Namun, di sinilah adopsi memberi kita gambaran yang lebih penuh, karena di sinilah kisah Paskah dimulai. Sepanjang proses adopsi ini, terutama ketika kami mendapat kabar bahwa seorang anak menanti kami di Kazakhstan, agen kami terus berkata, "Jaga hati kalian." Saat kami melihat namanya, dia berkata, "Jaga hati kalian; tidak ada yang final sampai hakim di Kazakhstan menyatakannya, dan segala sesuatu bisa saja batal." Saat kami melihat namanya, "Jaga hati kalian," katanya. "Saat kalian bertemu dengannya, jaga hati kalian. Saat kalian menggendongnya di Rumah Bayi setiap hari, jaga hati kalian."
Ketika kami berdiri di pengadilan hari itu, dan hakim mengabulkan permohonan adopsi kami, status hukum dari Caleb berubah -- tetapi itu hanyalah awal. Kami masuk ke sebuah ruangan kecil, Heather dan saya, dengan air mata, dan untuk pertama kalinya dapat membiarkan hati kami terbuka. Bendungan itu jebol: "Sekarang, kami adalah ayah dan ibu. Kami memiliki seorang anak yang akan menerima curahan kasih kami." Itu jauh lebih dari sekadar deklarasi hukum. Perubahan dalam hidup Caleb lebih dari sekadar perubahan status hukum dari warga negara Kazakhstan menjadi warga negara Amerika Serikat; itu hanyalah bagian kecil. Dia tidak hanya mengalami perubahan status -- dia mengalami perubahan keluarga secara menyeluruh.
Allah Sang Bapa
Hari itu benar-benar seperti badai. Kami harus mengurus semua dokumen, pergi berbelanja, mempersiapkan semuanya. "Makanan apa yang harus kami berikan kepadanya?" Kami tidak tahu harus berbuat apa. Dia benar-benar akan menjadi milik kami, jadi kami harus bersiap untuk menyambutnya di apartemen malam itu. Kami pun pergi ke Rumah Bayi untuk terakhir kalinya, dan mereka membawanya masuk. Kali ini, kami tidak mengembalikannya. Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Rumah Bayi, dan kami pergi -- bukan hanya dengan perubahan status hukum, karena hal itu akan terlalu menyederhanakan maknanya -- kami pergi sebagai sebuah keluarga. Kini, kami sepenuhnya terlibat dalam mencurahkan kasih kami kepadanya dan melihat kasih itu dibalas olehnya.
Kita harus berhati-hati dalam budaya kita dalam memandang Tuhan, karena kita adalah orang-orang yang sangat mudah berpikir dalam kategori "benar" dan "salah", "bersalah" dan "tidak bersalah". Maka, gambaran tentang dibenarkan di hadapan Tuhan sangat masuk akal bagi kita. Tuhan sebagai hakim menyatakan kita benar karena dosa kita telah ditanggung oleh Kristus. Ketika Tuhan memandang kita, Dia melihat kebenaran Kristus. Itu adalah hal yang luar biasa; kita dibenarkan di hadapan Tuhan. Itu benar, itu alkitabiah. Namun, kita tidak boleh berhenti di sana. Tuhan jauh lebih dari sekadar hakim. Adalah hal besar untuk dinyatakan "benar" oleh Tuhan sebagai hakim. Namun, hal yang lebih besar lagi adalah dikasihi oleh Tuhan sebagai Bapa.
Tuhan Mengubah Keluarga Kita
Inilah gambaran yang jauh lebih dalam dari adopsi. Bukan sekadar perubahan status hukum, saudara-saudari sekalian, tetapi Tuhan, dalam kerinduan-Nya untuk mengadopsi kita, mengubah keluarga kita. Saya ingin Anda melihat hal ini dalam Efesus 1. Jika Anda membawa Alkitab, Anda bisa membuka beberapa halaman ke depan, atau ikuti dari catatan Anda. Dengarkan ayat-ayat ini dalam Efesus 1:4:
"Sebab, Ia memilih kita dalam Kristus sebelum permulaan dunia supaya kita menjadi kudus dan tidak bercela di hadapan-Nya. Dalam kasih, Ia menetapkan kita dari semula untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya melalui Kristus Yesus sesuai dengan kesukaan kehendak-Nya." (AYT)
Maka, kita memuji Allah atas kasih karunia-Nya yang mulia, yang dicurahkan-Nya kepada kita sebagai milik Anak-Nya yang terkasih. Dia begitu kaya dalam kebaikan dan kasih karunia sehingga menebus kita dengan darah Anak-Nya, dan mengampuni dosa-dosa kita. Dia mencurahkan segala kebaikan-Nya kepada kita, bersama dengan seluruh hikmat dan pengertian. Apakah Anda melihat gambaran ini? Kita bukan hanya dinyatakan benar di hadapan Tuhan sebagai Bapa; Dia mencurahkan kasih-Nya yang tak terbatas ke atas kita. Pintu bendungan kasih Allah sendiri terbuka untuk kita! Seluruh gambaran adopsi ini adalah kasih dari Sang Bapa.
Dia Telah Merencanakan untuk Mengasihi Anda
Sekarang, saya ingin Anda memikirkan apa yang ditunjukkan oleh bagian tadi tentang kasih dan hubungannya dengan adopsi. Pertama-tama, saya ingin Anda melihat bahwa Dia telah merencanakan untuk mengasihi Anda. Heather dan saya telah menjalani perjalanan ini selama 17 bulan, dan kami berada di Kazakhstan setelah 15 atau 16 bulan, menyadari bahwa kami telah lama berada dalam masa perencanaan. Namun, apakah Anda melihat apa yang dikatakan dalam Efesus 1? Sebelum Tuhan menciptakan dunia, Dia telah merencanakan dan menetapkan untuk mengasihi Anda.
Renungkan itu. Bukan hanya orang di sebelah Anda, di depan Anda, di belakang Anda; tepat di tempat Anda duduk saat ini, Dia telah merencanakan untuk mengasihi Anda. Dia telah menetapkan untuk mengasihi Anda. Adopsi tidak pernah terjadi secara kebetulan. Itu adalah sebuah tujuan, sebuah rencana, yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita. Terlepas dari dosa kita -- justru karena dosa kita -- Tuhan telah memulai suatu rencana agar Anda dan saya dapat menjadi anak-anak-Nya. Dia telah merencanakan untuk mengasihi Anda, dan tidak ada yang menghalangi-Nya.
Ada masa-masa dalam perjalanan ini -- bahkan di Kazakhstan -- ketika Heather memandang saya, atau saya memandangnya dan berkata, "Ini sulit; ini bukan untuk yang lemah hati." Bukan berarti kami akan menyerah, karena itu bukan pilihan. Akan tetapi, hal ini memang tidak mudah. Rencananya tetap ada. Ingatlah Yesus Kristus ketika Dia berada di Taman Getsemani dan menyatakan kejujuran-Nya di hadapan Bapa: "Bapa-Ku, kalau mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari-Ku." Terpujilah nama-Nya karena Dia bangkit dan berkata, "Akan tetapi, jangan seperti yang Aku kehendaki, melainkan seperti kehendak-Mu. Aku datang dengan sebuah tujuan, untuk memberikan hidup-Ku bagi-Mu." Dia telah merencanakan untuk mengasihi Anda.
Dia Membayar Harga untuk Mengasihi Anda
Kedua, Dia membayar harga untuk mengasihi Anda. Proses adopsi itu mahal. Dikatakan di Efesus 1:7 bahwa "kita mendapat penebusan melalui darah-Nya ...." (AYT) Setiap adopsi itu mahal. Saya tidak akan berkata kepada siapa pun bahwa adopsi itu murah -- justru sebaliknya. Biayanya mahal secara finansial, mahal secara emosional, dan pengorbanannya baru saja akan dimulai. Kami akan mulai membeli saham popok! Biayanya terus meningkat! Namun, akan tiba saatnya kita akan mengakui bahwa berapa pun biayanya, hal itu layak, bukan? Bukankah Anda bersyukur bahwa bagi Tuhan semesta alam, setiap pengorbanan adalah layak untuk mengadopsi Anda dan saya? Itu adalah pengorbanan yang tak terbatas. Hal itu bahkan menuntut pengorbanan nyawa Anak-Nya yang tunggal. Dia datang ke dunia sebagai Allah dalam rupa manusia dan memberikan hidup-Nya. Dia membayar harga untuk mengasihi Anda.
Dia Mengejar Anda dengan Kasih-Nya
Tidak hanya merencanakan dan membayar harganya, tetapi yang ketiga: Dia mengejar Anda dengan kasih-Nya. Dia benar-benar mengejar Anda dengan kasih-Nya! Di sinilah adopsi menjadi sangat indah. Anda tahu bahwa ketika kami membawa Caleb keluar dari Rumah Bayi dan membawanya pulang ke Birmingham, cinta kami kepadanya tidak berhenti di titik itu. Justru saat itulah cinta kami kepada dia mulai benar-benar tercurah.
Kini, tiga minggu kemudian, cinta itu semakin dan semakin dicurahkan. Kami memberikan curahan kasih yang terus-menerus atas anak ini. Dalam proses keterikatan ini, supaya dia dapat melihat kami sebagai orang-orang yang paling mengasihinya di dunia ini. Supaya dia merespons dengan cinta yang serupa kepada kami, dan melekat pada kami. Betapa indah gambaran itu!
Anda tahu bahwa ketika Anda menaruh iman Anda kepada Kristus dan menerima pengampunan atas dosa-dosa Anda, itulah bukanlah titik ketika kasih Allah berhenti? Sebaliknya, di titik itulah kasih-Nya dimulai! Anda memasuki sebuah perjalanan, yang di sepanjang perjalannya -- selama-lamanya -- Tuhan semesta alam, dengan kasih-Nya yang tak terhingga, mencurahkan kasih-Nya kepada Anda hari demi hari. Dia tidak pernah berhenti mengasihi Anda. Dia tidak pernah berhenti mengejar anak-anak-Nya dengan kasih. Bagaimana Dia menerima kasih dari anak-anak-Nya? Dengan mencurahkannya terlebih dahulu kepada kita, dan kita membalas kasih itu. Itulah gambaran yang ada dalam Kitab Suci.
Galatia 4:4-8 Mengingatkan Kita bahwa Tuhan Tidak Pernah Berhenti Mengejar Kita
Saya ingin mengingatkan Anda, terutama jika saat ini Anda belum memiliki hubungan dengan Tuhan, atau Anda telah menjauh dari hubungan itu dan merasa ada jarak yang begitu besar: Musuh dalam dunia ini ingin membuat Anda percaya bahwa ada jarak besar antara Anda dan Tuhan, tetapi saya mengingatkan Anda, berdasarkan otoritas firman Tuhan -- Dia tidak pernah berhenti mengejar Anda. Dia tidak pernah berhenti mengejar kita dengan kasih-Nya.
Pada masa dunia kuno, adopsi memang umum, tetapi biasanya tidak dilakukan terhadap bayi atau anak kecil. Justru lebih umum untuk menunggu hingga seseorang cukup dewasa dan terbukti layak untuk membawa nama keluarga. Lalu orang itu akan diadopsi. Namun, tidak demikian dengan Tuhan. Tuhan tidak memandang ke ruangan ini dan memilih orang-orang yang paling pintar, paling cerdas, paling sukses dan berkata, "Aku menginginkanmu berada di tim-Ku." Sebaliknya, Dia pergi ke tempat yang paling membutuhkan. Di tempat-tempat beratnya dosa paling terasa. Dia menjumpai kita di titik kebutuhan terdalam kita. Dia berkata, "Aku mengejarmu, dan akan membawamu masuk." Di tempat yang paling gelap -- di sanalah kasih-Nya bersinar paling cemerlang.
Maka, saya ingin kita meluangkan waktu untuk merenungkan beberapa situasi paling membutuhkan di dunia ini, terutama terkait topik adopsi. Bukan hanya untuk merenungkan wajah anak-anak di seluruh dunia, tetapi dalam beberapa saat ke depan, saya ingin mengajak Anda membayangkan wajah Anda sendiri di layar itu dan melihat kasih seorang Bapa yang rindu membawa Anda ke dalam keluarga-Nya.
Tuhan Mengubah Masa Depan Kita
Kita memiliki Tuhan yang mengubah status kita. Dia mengubah keluarga kita. Namun, seolah-olah itu belum cukup luar biasa, gambaran adopsi ini menjadi semakin besar: Dia mengubah masa depan kita. Jelas, saya tidak bisa berdiri di hadapan Anda dan mengatakan apa yang akan terjadi pada Caleb jika kami tidak mengadopsinya. Namun, saya bisa katakan, berdasarkan segala kemungkinan, masa depannya akan suram. Di sebuah negara, Ukraina, yang dekat dengan Kazakhstan, enam puluh persen anak perempuan yang tidak diadopsi akan berakhir dalam pelacuran. Enam puluh persen! Tujuh puluh persen anak laki-laki yang tidak diadopsi akan hidup dalam dunia kejahatan. Saya tidak tahu seperti apa masa depan Caleb, tetapi saya tahu dengan pasti: masa depannya telah berubah karena adopsi.
Jadi, apa yang berubah dalam kisah adopsi Tuhan? Perhatikan ini dalam Roma 8:15:
"Sebab, kamu tidak menerima roh perbudakan untuk kembali kepada ketakutan, tetapi kamu telah menerima Roh yang telah mengangkat kamu menjadi anak-anak, yang oleh-Nya kita berseru, 'Abba, Bapa!' Roh Allah sendiri bersaksi bersama roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah, dan jika kita adalah anak, kita juga adalah pewaris, pewaris Allah, dan sesama pewaris dengan Kristus; jika kita benar-benar turut menderita bersama Dia, supaya kita juga akan dimuliakan bersama dengan Dia." (Roma 8:15 17, AYT).
Dia Menjanjikan Warisan yang Penuh
Izinkan saya membacakan sekali lagi: "... dan jika kita adalah anak, kita juga adalah pewaris, pewaris Allah, dan sesama pewaris dengan Kristus; jika kita benar-benar turut menderita bersama Dia, supaya kita juga akan dimuliakan bersama dengan Dia." (Roma 8:17) Apakah Anda menangkap maknanya? Kemuliaan yang dicurahkan Allah Bapa kepada Anak-Nya yang terkasih, Yesus Kristus, tidak hanya diberikan kepada-Nya, tetapi dibagikan kepada kita semua. Allah Bapa, ketika berbicara tentang masa depan kita, menjanjikan warisan yang penuh. Itu adalah hal yang luar biasa karena datang dari Tuhan. Dia adalah Pribadi yang kaya secara tak terbatas dan tak terukur, dan Dia berkata kepada kita sebagai anak-anak-Nya, "Kamu akan mewarisi seluruh warisan-Ku; semua milik-Ku adalah milikmu." Itulah yang dikatakan berulang kali. Yesus datang untuk memberikan gambaran itu kepada kita. Anda tahu bagaimana memberikan hadiah terbaik kepada anak-anak Anda. Namun, betapa lebih lagi Bapa Anda di surga ingin mencurahkan kasih dan anugerah-Nya kepada Anda! Dia ingin Anda mengalami Dia sepenuhnya. Dia menjanjikan warisan yang penuh.
Saudara-saudari, dengan sukacita besar saya berdiri di hadapan Anda hari ini untuk menyampaikan bahwa Caleb Thomas Platt, secara hukum, adalah anak kami dan tidak ada seorang pun yang dapat mengambil dia dari kami. Namun, dalam cara yang jauh lebih besar, ketika kita diadopsi ke dalam keluarga Allah, tidak ada satu hal pun -- tidak ada satu pun yang dapat memisahkan kita dari Dia! Kita memiliki warisan penuh di dalam Kristus. Bahkan, 1 Efesus 1:14 menyatakan bahwa Roh Kudus sendiri menjadi jaminan atas warisan itu.
Namun tidak berhenti di sana. Beberapa ayat kemudian dalam Roma 8, Alkitab mengatakan bahwa kita sebagai orang percaya "mengeluh". Anak-anak Allah "mengeluh", mengapa? "Bukan hanya itu, kita pun yang memiliki buah sulung Roh mengeluh dalam hati, sementara menantikan dengan penuh harap pengangkatan sebagai anak, yaitu penebusan tubuh kita." (Roma 8:23, AYT)
Galatia 4:4-8 Memuji Kemenangan Tuhan di Tengah Penderitaan
Saya berharap kita punya cukup waktu untuk menyelami seluruh Roma 8, tetapi satu pasal ini penuh dengan gambaran dosa dan penderitaan, serta kemenangan di tengah-tengah dosa dan penderitaan itu. Di bagian Alkitab mana pun tidak pernah disebutkan bahwa hidup ini akan mudah, atau bahwa segalanya akan berjalan baik. Tidak pernah. Kitab ini penuh dengan gambaran penderitaan dan dosa. Dan itu sangat akrab bagi kita semua yang ada di ruangan ini. Baik penderitaan emosional, luka batin, sakit hati, depresi, kecemasan, ketakutan -- hal-hal yang banyak kita pergumulkan; atau penderitaan fisik seperti penyakit, kelemahan tubuh, kanker, tumor, atau hal-hal yang tak bisa dijelaskan secara medis; dan penderitaan dalam relasi kita -- perceraian, perpisahan, serta kehilangan orang-orang yang kita kasihi.
Gambaran penderitaan ini ada di seluruh Alkitab. Namun, Roma 8 hadir dan berkata bahwa di tengah semua penderitaan itu, kita sedang "menantikan". Apa yang sedang kita nantikan? Kita menantikan hari ketika kita akan menerima tubuh baru, ketika kita akan menerima sepenuhnya hak kita sebagai anak-anak Allah yang telah diadopsi!
Dia Menyiapkan Rumah Kekal Bagi Kita
Tidak hanya kita memiliki warisan penuh, tetapi Dia -- Bapa Kita -- juga telah menyiapkan sesuatu yang dikatakan dalam Alkitab sebagai rumah kekal -- tempat tidak akan ada lagi kanker, penyakit, kematian, perpisahan, perceraian, tangisan, penderitaan, dan luka -- karena semuanya telah berlalu. Sebab Bapa akan menikmati waktu bersama anak-anak-Nya untuk selama-lamanya! Itulah yang kita nantikan. Itulah yang kita rindukan. Bukankah luar biasa bahwa Tuhan rindu untuk mengadopsi kita? Dia mengubah masa depan kita; Dia membalikkan hidup kita. Seluruh kekekalan bergantung pada apakah kita diadopsi ke dalam keluarga-Nya atau tidak.
Saya tidak akan pernah melupakan saat saya berdiri dan menyampaikan pidato itu. Setiap kalimat dirancang sebagai permohonan terakhir agar Caleb diberikan kepada kami. Saya duduk, dan setelah para pejabat lain menyampaikan pendapat mereka, hakim mulai menyampaikan putusannya. Saya duduk di sana dalam ketegangan, dan melalui penerjemah saya mendengar hakim berkata bahwa atas otoritas pemerintah Kazakhstan, status anak ini akan diubah. Dia bukan lagi yatim piatu. Mendengar dia berkata, "Atas otoritas pemerintah Kazakhstan," keluarganya telah berubah. Dia tidak lagi milik negara; dia milik keluarga ini. Lalu dikatakan, "Atas otoritas pemerintah Kazakhstan," masa depannya kini berbeda. Dia akan meninggalkan masa lalunya hari itu, dan melangkah ke masa depan yang baru -- bukan sebagai orang yang dibuang, ditinggalkan oleh orang-orang di sekitarnya, tetapi sebagai anak yang dipeluk oleh orang-orang di sekitarnya.
Otoritas Yesus Kristus
Saya ingin memberikan Anda sebuah gambaran pagi ini, dari firman Tuhan, tentang seorang Bapa yang berdiri dan berkata kepada Anda, "Atas otoritas darah Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya dari kematian, kamu bukan lagi yatim piatu. Atas otoritas Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya dari kematian, kamu bukan lagi orang buangan yang hidup tanpa keluarga. Aku adalah Bapamu. Atas otoritas darah Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya dari kematian, kamu bukan lagi orang asing yang terpisah dari-Ku untuk selama-lamanya. Kamu bukan lagi orang asing bagi-Ku; kamu adalah anak."
Betapa luar biasanya gambaran tentang Allah yang merindukan, melalui kematian dan kebangkitan Kristus, untuk mengubah status kita selamanya, mengubah keluarga kita selamanya, dan mengubah masa depan kita selamanya! Kamu bukan lagi yatim piatu. Kamu bukan lagi orang buangan. Kamu bukan lagi orang asing. Tidak ada yang seperti itu dalam keluarga Allah! Maka, saat kita merenungkan kebenaran ini, saat kita melihat kehidupan anak-anak yang diadopsi oleh keluarga-keluarga di ruangan ini, saya ingin mengingatkan Anda untuk melihat wajah Anda sendiri dalam gambaran itu, dan ketahuilah bahwa tidak ada anak yatim dalam keluarga Tuhan.
Pada malam terakhir kami di kota tempat Caleb tinggal, setelah mengepak barang-barang kami, kami pun pergi ke bandara. Di sana kami akan berpamitan dengan orang-orang yang telah mendampingi kami selama proses adopsi ini. Salah satu dari mereka adalah penerjemah kami, yang telah bersama kami sejak hari pertama di kota itu. Ini adalah kota yang penuh dengan ortodoksi yang dingin, masjid-masjid Muslim, dan sisa-sisa komunisme Rusia yang ateistik. Saya ingat, ketika kami baru tiba di kota itu dan berada di mobil untuk meninggalkan bandara, penerjemah itu duduk bersama kami. Dari perbincangan kami, dia mengetahui bahwa saya adalah seorang pendeta, dan langsung berkata bahwa dia adalah seorang ateis, dan bahwa Tuhan tidak ada.
Dia berkata, "Tuhan itu hanya untuk orang yang lemah." Maka dimulailah perjalanan kami yang kedua. Selama beberapa minggu di sana, kami memiliki banyak percakapan dengannya, baik saat makan, atau saat di apartemen kami. Sampai larut malam, dia duduk bersama saya dan Heather, dan bertanya kepada kami, "Bagaimana Anda tahu bahwa Tuhan itu ada? Bagaimana Anda tahu bahwa Yesus itu benar? Bagaimana Anda tahu bahwa Yesus bisa menyelamatkan kita dari dosa? Bagaimana Anda tahu bahwa saya membutuhkan itu? Mengapa saya harus percaya?"
Galatia 4:4-8 Memuji Kasih Tuhan Bagi Anak-anak-Nya
Suatu malam, setelah penerjemah kami pulang, saya dan Heather bersujud. Kami berseru kepada Tuhan bagi orang ini. Kami berdoa agar Tuhan, dengan kasih Bapa, menembus semua rintangan intelektual, emosional, dan rohani yang jelas-jelas ada. Lalu, pada malam terakhir kami di bandara, saat kami bersiap untuk pergi, saya berada di sisi bandara bersama penerjemah kami. Dia memandang saya dan berkata, "Saya hanya ingin Anda tahu bahwa dua malam yang lalu, saya memutuskan untuk percaya kepada Yesus Kristus." Dia melanjutkan, "Saya tahu bahwa Tuhan itu ada karena Dia mengasihi saya. Saya mengenal kasih-Nya, dan saya merasakannya, dan saya ingin mengasihi Dia."
Bayangkan gambaran ini bersama saya. Saat berjalan keluar dari bandara menuju pesawat, sambil menggendong anak kami yang telah diadopsi, dan berpaling untuk melambaikan tangan kepada seorang anak yang baru saja diadopsi dalam pelukan-Nya. Saudara-saudari, apakah Anda siap untuk diadopsi? Apakah Anda ingin menjadi putra-putri-Nya? Apakah Anda siap? Dia siap. Dia telah membawa Anda sampai ke titik ini dalam hidup Anda -- segala sesuatu yang Anda alami mengarah ke momen ini -- dalam rencana-Nya yang telah ditetapkan sebelum dunia diciptakan, untuk mencurahkan kasih-Nya kepada Anda, mengejar Anda dengan kasih-Nya, dan membayar harga untuk mengasihi Anda. Dia rindu untuk mengadopsi Anda ke dalam keluarga-Nya.
Mempercayai Allah Sebagai Bapa
Maukah Anda menundukkan kepala bersama saya? Saat kita berdoa dengan kepala tertunduk dan mata terpejam, saya tidak bisa tidak mengingat waktu dalam hidup saya ketika kasih Allah sebagai Bapa menjadi nyata bagi saya untuk pertama kalinya. Ketika saya mengakui kebutuhan saya akan Dia, mengakui dosa saya, dan Dia mengubah status saya. Dia membawa saya ke dalam keluarga-Nya dengan kasih karunia-Nya, dan memberi saya harapan hidup yang kekal. Maka, pertanyaan yang saya ingin ajukan kepada setiap orang yang mendengar suara saya, tidak peduli usia Anda atau di mana posisi Anda dalam hidup ini: Apakah Anda seorang anak? Apakah Anda anak Tuhan? Apakah Anda telah diadopsi?
Saya tidak bertanya apakah Anda pergi ke gereja, atau membawa keluarga Anda ke gereja. Gereja tidak bisa menjawab pertanyaan ini untuk Anda. Saya tidak bertanya apakah Anda percaya pada Tuhan; saya tidak bertanya apakah Anda percaya bahwa Yesus pernah hidup di dunia ini. Saya tidak bertanya apakah Anda membaca Alkitab, atau pernah menandatangani kartu anggota gereja, atau maju ke altar. Anda bisa melakukan semua hal itu dan tetap saja belum menjadi anak Tuhan. Apakah Anda anak-Nya? Apakah Anda menyebut Dia sebagai Bapa Amda? Apakah Anda berjalan bersama-Nya sebagai Bapa? Apakah Anda telah mempercayakan hidup Anda kepada-Nya untuk mengubah status Anda, keluarga Anda, dan masa depan Anda selama-lamanya? Saya berdoa agar inilah momen penting itu bagi Anda -- bahwa di seluruh ruangan ini, Anda membiarkan Dia mengadopsi Anda dengan kasih-Nya.
Saya akan berdoa sebentar lagi, mengungkapkan kerinduan untuk menjadi anak Allah -- seperti yang saya lakukan dahulu. Saya ingin mengundang Anda di seluruh ruangan ini, jika Anda ingin mengalami sukacita dari adopsi-Nya pagi ini, untuk berkata, "Saya akan mengangkat tangan saya kepada Bapa di surga, dan percaya kepada-Nya." Saya mengundang Anda untuk mengungkapkan ini dalam hati Anda. Saya akan berdoa dengan suara keras, dan Anda ucapkan ini dalam hati Anda:
Tuhan yang baik, saya tahu bahwa saya membutuhkan pengampunan-Mu. Saya tahu bahwa saya seorang pendosa, dan saya percaya bahwa Yesus telah mati di kayu salib, dan Dia bangkit dari kubur, supaya saya dapat diampuni. Maka, saat ini, saya percaya kepada-Mu. Saya percaya kepada-Mu untuk mengubah status saya, menjadikan saya benar di hadapan-Mu. Saya percaya kepada-Mu untuk mencurahkan kasih-Mu atas saya, saat saya menjadi bagian dari keluarga-Mu. Saya percaya kepada-Mu untuk mengubah hidup saya selamanya. Terima kasih karena Engkau adalah Bapa saya.
Galatia 4:4-8 Berdoa Agar Firman Tuhan Mengubah Hati Kita
Jika Anda telah mendoakan itu dan menyampaikannya dalam hati Anda kepada Tuhan, saya ingin berkata kepada Anda, berdasarkan otoritas firman Tuhan, bahwa meskipun Anda belum melakukan apa pun untuk mendapatkan kasih-Nya, belum melakukan perbuatan apa pun untuk mencapainya, hanya dengan mempercayai-Nya, Dia berkata dalam firman-Nya bahwa Dia langsung mengubah status Anda. Anda kini benar di hadapan Tuhan. Dia langsung mengubah keluarga Anda; Anda menjadi anak laki-laki atau anak perempuan-Nya. Dia mengubah masa depan Anda. Tidak ada lagi kekhawatiran tentang apa yang akan datang di dunia ini, karena Anda memiliki warisan penuh dan rumah kekal!
Terpujilah Engkau, ya Allah, atas kasih dan anugerah dan belas kasihan-Mu yang mendorong-Mu untuk mengadopsi kami. Tuhan, saya memuji-Mu atas pria dan wanita, anak-anak, pelajar, di seluruh ruangan ini, yang untuk pertama kalinya pagi ini, telah percaya kepada-Mu sebagai Bapa mereka. Tuhan, saya berdoa agar dalam hari-hari yang akan datang, mereka akan mengalami sukacita mengenal kasih-Mu yang tak terbatas, yang terus tercurah setiap hari.
Tuhan, saya berdoa untuk setiap pengikut Kristus di ruangan ini -- setiap anak laki-laki, anak perempuan-Mu -- kiranya Engkau menolong kami menyadari, saat kami merayakan Paskah, betapa besarnya makna menjadi bagian dari keluarga-Mu; dan kiranya itu mengarahkan kehidupan kekristenan kami. Kiranya kami hidup dengan cara yang memuliakan dan menghormati nama keluarga yang kami bawa. Tolong kami untuk menyadari apa artinya menjadi anak-anak-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin. (t/Yudo)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Radical |
Alamat artikel | : | https://radical.net/message/adoption-an-easter-story/ |
Judul asli artikel | : | Adoption: An Easter Story |
Penulis artikel | : | David Platt |
- Log in to post comments