Skip to main content

Mengapa Banyak Orang Kristen Kesulitan Membaca Alkitab?

Kita tidak bisa menyangkal bahwa ada masalah besar dalam pembacaan dan literasi Alkitab. Namun, mengapa?

Banyak orang Kristen berjuang untuk membaca Alkitab. Isu literasi Alkitab adalah topik diskusi dan debat yang semakin meningkat. Kenneth Berding, guru besar Perjanjian Baru di Talbot School of Theology, mengatakan bahwa kebutaaksaraan Alkitab telah mencapai titik kritis.

"Semua penelitian menunjukkan bahwa literasi Alkitab di Amerika berada pada titik terendah sepanjang masa," kata Berding dalam sebuah wawancara dengan Christian Post. "Pengalaman saya sendiri, ketika mengajar kelas mahasiswa baru di perguruan tinggi setiap tahun selama 15 tahun terakhir, menunjukkan kepada saya bahwa walaupun mahasiswa pada 15 tahun yang lalu tidak banyak tahu tentang Alkitab saat memasuki kelas saya, rata-rata mahasiswa masa kini mengetahui lebih sedikit lagi tentang Alkitab ...."

Gambar: Pemahaman Alkitab

Studi-studi terbaru menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika, bahkan kalangan Evangelis yang mencintai dan mengutip Kitab Suci, memiliki sedikit pemahaman tentang Alkitab. Menurut sebuah laporan oleh Barna Group dan American Bible Society, mayoritas orang dewasa AS mengatakan bahwa mereka menganggap diri mereka "sangat, cukup, atau sedikit berpengetahuan tentang Alkitab," tetapi kurang dari setengah kelompok tersebut mampu menyebutkan nama lima kitab pertama dari Alkitab, dan dalam laporan sebelumnya, bahkan lebih sedikit lagi yang tahu bahwa Yohanes Pembaptis bukanlah salah satu dari 12 (murid Yesus). Ketika Anda bertanya kepada banyak orang Kristen tentang seberapa sering mereka terlibat dengan Alkitab, mereka akan berkata, "Sering," tetapi mereka sedikit sekali berinteraksi dengan Alkitab di luar konteks gereja dan mereka mengirim ayat Alkitab setiap hari lewat e-mail. Kita tidak bisa menyangkal bahwa banyak orang Kristen kesulitan membaca Alkitab. Namun, mengapa?

Beberapa ahli percaya bahwa penurunan literasi Alkitab dikarenakan perubahan cara orang Amerika memandang Alkitab. Hal ini sama sekali tidak benar. Ada masa ketika orang-orang Kristen dikenal sebagai "Ahli Kitab" (sebutan untuk orang Kristen dalam sejarah - Red.). Mereka sering tenggelam dalam Alkitab, menghafalkannya, merenungkannya, dan membagikan Kitab Suci itu dengan orang lain. Pada zaman sekarang, dunia kita begitu serba cepat, dan rentang perhatian kita sangat pendek sehingga banyak orang Kristen tidak menghabiskan waktu untuk terlibat dalam Alkitab seperti dulu. Hal ini sangat lazim sehingga banyak orang Kristen tidak mengetahui fakta-fakta dasar tentang Alkitab atau bahkan ajaran-ajaran Yesus. Alasan lain adalah karena banyak orang Kristen tidak menganggap Alkitab sebagai suara yang berotoritas, tetapi lebih sebagai buku yang penuh dengan (kalimat) kebijaksanaan pendek. "Banyak orang Amerika tidak menganggap bahwa Alkitab berotoritas, yang artinya mereka tidak menganggap bahwa Alkitab menempatkan satu klaim atas hidup mereka," kata Berding. "Mereka mungkin menganggap bahwa Alkitab penting secara umum, tetapi ini sangat berbeda dari percaya bahwa Allah telah mengomunikasikan kehendak-Nya melalui buku ini, dan oleh karena itu, Alkitab mengikat tindakan Anda." Jika demikian, dan saya percaya demikian, tidak mengherankan jika orang tidak meluangkan waktu untuk terlibat dengan Alkitab. Statistik menunjukkan bahwa hanya sedikit di atas sepertiga orang Amerika membaca Alkitab seminggu sekali atau lebih, dan lebih dari seperempat orang Amerika tidak pernah membaca Alkitab. Banyak orang Kristen tidak memandang pembacaan Alkitab sebagai bagian penting dari kehidupan kristiani. Terlalu sering kita menemukan orang-orang Kristen tidak sungguh-sungguh terlibat dan memisahkan diri dengan Alkitab karena mereka tidak menganggap Alkitab sebagai solusi atas masalah-masalah mereka.

Alasan lain mengapa orang Kristen memiliki banyak masalah dalam membaca Alkitab adalah karena gangguan di sekitar mereka. Banyak orang Kristen mengatakan bahwa mereka ingin membaca Alkitab lebih banyak lagi atau berencana untuk lebih banyak terlibat dengan Alkitab, tetapi mereka "terlalu sibuk". Karena kesibukan masyarakat kita, kita mendapati diri kita terburu-buru, dengan sedikit waktu untuk memusatkan perhatian pada Tuhan. Alkitab memperingatkan kita tentang hal ini. Roma 12:2 (AYT) berkata, "Janganlah menjadi sama dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan akal budimu sehingga kamu dapat membedakan apa yang menjadi kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna." Sebagai orang Kristen, kita tidak boleh membiarkan diri kita terjebak dalam gangguan-gangguan dari dunia ini. Allah ingin supaya kita menghilangkan ketergesa-gesaan dari hidup kita sehingga kita bisa terhubung dengan Dia secara lebih baik.

Teknologi juga merupakan faktor yang tidak bisa dikesampingkan atau diabaikan. Ada ratusan situs pencarian dan studi Alkitab di seluruh internet dan lebih dari 1.000 aplikasi yang berhubungan dengan Alkitab, yang mendorong hampir dua miliar pengguna ponsel cerdas di seluruh dunia untuk mencari dan berbagi Kitab Suci hanya dengan ketukan pada layar. Itu mudah. Itu praktis. Dan, banyak kebaikan didapat dari digitalisasi ini - termasuk distribusi massal firman Allah. Sebuah studi "Keadaan Alkitab" oleh American Bible Society pada tahun 2015 menemukan bahwa 50 persen orang Amerika membaca Alkitab secara daring, dan Kitab Suci dibagikan dalam jumlah besar lebih banyak daripada sebelumnya di Facebook, Twitter, dan berbagai jejaring sosial lainnya. Walaupun statistik ini terdengar menggembirakan, ada sesuatu yang sekarang hilang karena digitalisasi dan distribusi massal Kitab Suci melalui "like" dan "share" secara daring: keterlibatan dengan Alkitab, yang sangat penting untuk literasi Alkitab dan hubungan kita dengan Allah. Sayangnya, keterlibatan dengan Alkitab tidak terjadi seperti yang banyak orang harapkan pada era digital kita, dan ini menimbulkan bahaya besar ketimbang kebaikan bagi pembacaan Alkitab. Dengan akses digital yang luar biasa ke Kitab Suci di perangkat bergerak kita dan kemampuan untuk menyebarkan Kitab Suci, orang-orang menjadi terputus dari keterlibatan sepenuh hati dalam Kitab Suci. Orang-orang Kristen masa kini lebih banyak berbagi dan lebih sedikit membaca. Ruang digital tidak membantu kita. Orang-orang memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dan ingin membaca lebih sedikit. Banyak orang beriman lebih suka memiliki hubungan dengan Firman Tuhan dengan memahami satu atau dua baris Kitab Suci yang dibagikan daripada terlibat dalam apa yang sekarang ini terlihat seperti pasal-pasal yang tidak berujung.

Hal-hal ini hanyalah beberapa faktor yang memengaruhi mengapa orang Kristen sulit membaca Alkitab. Tidak apa-apa jika Anda tidak membaca Alkitab setiap hari atau (membaca) sebanyak yang Anda mau. Hari ini adalah hari baru, dan kita bisa memercayai Allah untuk membantu kita melewati proses ini. Saat ini, saya menantang Anda untuk mengambil Alkitab Anda. Bukalah pembacaan Alkitab hari ini atau bahkan satu baris Kitab Suci yang bermakna untuk Anda, yang bisa Anda akses dengan mudah. Alih-alih hanya membaca baris-baris (Kitab Suci) secara sepintas lalu, bacalah keseluruhan bagian (dalam) Kitab Suci beserta bagian sebelum dan sesudah teks terkait, dan libatkan diri Anda dengannya. Tanyakan kepada diri Anda, "Apa yang Allah katakan kepada saya melalui ayat-ayat ini?" Jika Anda aktif membagikan ayat secara daring, ambillah Alkitab Anda dan bukalah bagian tempat ayat yang Anda bagikan dapat ditemukan. Tanyakan kepada diri Anda, "Apa yang saya pelajari tentang ayat ini yang belum saya ketahui?" Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri Anda bisa menjadi awal yang baik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang cara Allah bekerja melalui Kitab Suci dan berbicara kepada Anda. Kita tidak boleh merasa terlalu sibuk atau terlalu yakin tentang Allah atau Firman-Nya. Ada lebih banyak lagi yang bisa ditawarkan oleh firman Allah kepada Anda saat ini. (t/Aji)

 

Diterjemahkan dari:
Nama situs: beliefnet
Alamat situs: http://www.beliefnet.com/faiths/christianity/articles/why-so-many-christians-have-trouble-reading-the-bible.aspx?
Penulis artikel: Lesli White
Judul asli artikel: Why So Many Christians Have Trouble Reading the Bible
Tanggal akses: 9 Juni 2017