Mengapa kita belajar Alkitab? Belajar Alkitab merupakan kebutuhan hidup kita. Tanpa itu, kita tidak bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh sukacita. Kita tidak akan bisa merasakan hidup yang "full", terutama ketika kita menjalani hidup kita sebagai orang percaya. Namun, apakah cukup sampai kita tahu mengapa kita belajar Alkitab? Pasti setelah mengetahui bahwa belajar Alkitab itu sangat penting, kita pasti akan membacanya setiap hari. Tidak berhenti sampai pada membaca, kita juga akan berusaha mempelajarinya setiap hari. Dalam proses kita membaca maupun belajar firman Tuhan dan seiring kita belajar firman Tuhan, kita menemukan cara-cara belajar Alkitab sesuai dengan kebutuhan dan keperluan kita. Berbicara tentang membaca dan belajar Alkitab, sering ada pertanyaan: "Membaca Alkitab dan belajar Alkitab itu sama tidak ya?" Mungkin ada yang bilang, "Sama". Ada yang bilang, "Tidak", atau ada yang bilang, "Tidak tahu."
Dalam belajar Alkitab, membaca Alkitab menjadi langkah awal untuk belajar Alkitab. Ketika kita membaca Alkitab dengan sungguh-sungguh, dengan penuh rasa haus dan kerinduan, ingin mengetahui, dan melakukan apa yang menjadi kehendak Allah seperti yang dituliskan Tuhan dalam Alkitab, kita pasti akan menemukan banyak hal yang harus kita cermati lebih dalam. Kita akan menggumuli beberapa kata yang mungkin berbicara begitu kuat kepada kita. Selanjutnya, ketika kita membaca, kita membaca dengan secara sadar, dengan hati yang tertuju kepada Tuhan. Pasti kita juga akan langsung merenungkan firman Tuhan. Bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan melalui firman-Nya dan inilah langkah awal dari belajar firman Tuhan.
Namun, kalau misalnya kita membaca Alkitab, kita hanya puas membaca Alkitab karena apa? Karena kita orang Kristen, kita harus membaca Alkitab karena ini tugas. Kalau mahasiswa di STT, tiap hari harus membaca Alkitab karena tugasnya dari Alkitab. Kalau kita sebagai orang Kristen tidak baca Alkitab gimana dong, apa kata orang! Jika sikap-sikap kita seperti itu, maka membaca Alkitab tidak sama dengan belajar Alkitab karena kita hanya membacanya sebagai rutinitas. Akibatnya, ketika kita membaca Alkitab tidak dengan tujuan belajar Alkitab, akan terlihat dari sikap kita. Kita membacanya secara acak, kita membacanya ketika sedang ada kebutuhan, hanya seperti kalau orang bilang sebagai "kunci jawaban", ada masalah baru buka Alkitab, dsb.. Itu sama sekali tidak sama dengan belajar Alkitab. Hal itu akan terlihat dari randomnya kita membuka atau membaca Alkitab. Kita tidak pernah membaca Alkitab secara urut dari awal, dari PL atau dari PB, dan membaca keseluruhan Alkitab. Akibatnya, ketika kita membaca Alkitab atau belajar Alkitab secara acak, kita bisa mendapatkan pengertian atau kita bisa tidak mendapatkan makna firman Tuhan sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Mungkin ada orang yang berkata, "Ya, saya mau membaca atau belajar Alkitab secara acak 'kan tidak masalah karena setiap kata dari firman Tuhan itu 'kan firman Tuhan. Setiap kata yang dituliskan itu berkuasa." Jadi, ketika saya buka secara acak, saya membukanya dengan "bim salabim". Hari ini, saya membuka pertama kali hanya di Mazmur, ya saya baca Mazmur. Ketika kita mempelajarinya tidak dengan menggunakan metode, pasti kita akan kehilangan banyak hal ketika kita mempelajari Alkitab secara sadar dan dengan metode.
Mengapa kalau belajar Alkitab secara acak kita akan mendapatkan banyak hal atau hal-hal yang merugikan?
1. Kita bisa kehilangan konteks dari setiap ayat.
Ketika memberikan ilham kepada para penulisnya, Tuhan tidak memberikannya secara acak. Para penulis juga tidak menuliskannya secara acak. Mereka menuliskannya secara sistematis. Bagi mereka yang menulis narasi, mereka menulis secara konteks, ada peristiwa, tempat, nama-nama orang yang sangat penting untuk mereka sebutkan di situ. Jadi, sangat aneh kalau kita membaca atau belajar Alkitab secara acak.
2. Kita akan kehilangan gambaran besar atau benang merah dari seluruh Alkitab.
Setiap ayat dan pasal dalam Alkitab bermuara kepada satu tujuan, yaitu rencana keselamatan Allah dalam Kristus. Ketika kita membacanya, tidak secara sistematis atau tidak dengan metode yang tepat, kita akan kehilangan hal itu. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya aplikasi-aplikasi yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan Tuhan ketika memberikan ilham itu kepada para penulisnya. Kita tidak mengetahui tujuan utama dari Alkitab dan akan kehilangan perimbangan dan hal-hal yang kita pelajari. Akhirnya, apa yang kita pelajari hanyalah menurut saya, menurut perasaan saya kira-kira seperti ini yang akan saya dapatkan. Akhirnya, kita akan kehilangan berkat-berkat rohani dalam kehidupan kita setiap hari. Kelihatannya membaca Alkitab, tetapi tidak mendapatkan berkat apa pun.
Bagaimana kalau kita belajar Alkitab dengan menggunakan metode?
Kita belajar lebih sistematis dan mendalam sesuai dengan cara belajar atau kondisi kita masing-masing, atau kondisi kelompok kita. Dengan belajar Alkitab menggunakan metode, kita dapat mengerti ragam tema dan pemikiran yang berhubungan secara menyeluruh dalam Alkitab. Kita bisa melihat kaitannya satu sama lain antara kitab-kitab dan pasal-pasal dalam Alkitab. Hasil belajar yang tepat, yang mendalam, dan sumber-sumber yang tepat akan menghasilkan aplikasi yang efektif. Aplikasi yang efektif adalah tindakan-tindakan yang tepat, yang sesuai dengan tujuan dari firman Tuhan -- sesuai tujuan mengapa Tuhan memberikan kata-kata atau kalimat atau semua kata yang ada dalam Alkitab. Karena itu, setiap hari kita akan semakin merasakan cukup dalam Tuhan. Firman Tuhan ada dalam hati kita dan kita menikmati hidup yang "full". Kita mendapatkan berkat dan harta rohani yang tidak akan pernah diambil oleh siapa pun dalam kehidupan kita.
Tujuan kita mempelajari Alkitab pastinya supaya firman Tuhan itu dalam hidup kita. Tujuan kita mempelajari Alkitab dengan metode adalah kita dapat secara terstruktur mengikuti alur pikir para penulisnya. Karena kita tidak hidup pada zaman para penulis Alkitab, maka kita harus menyelidiki setiap bagian tersebut dan dapat kita relevankan dengan keadaan saat ini. Kita dapat tarik aplikasikan saat ini.
Sebenarnya, metode hanya panduan untuk menolong atau melakukan langkah-langkah belajar Alkitab agar kita lebih terstruktur dan sistematis. Sebelum kita menentukan metode-metode belajar, ada langkah awal yang harus kita pikirkan terlebih dahulu.
Kita menyadari bahwa dalam belajar Alkitab, kita sedang melakukan proses yang namanya "Bible In Take", yaitu bagaimana firman Tuhan masuk ke dalam kehidupan kita. Biasanya, inilah langkah awal ketika kita menjadi orang percaya, kita memiliki kerinduan untuk selalu membaca Alkitab, selalu belajar Alkitab, dan bagaimana firman Tuhan bisa masuk ke dalam hati kita sehingga kita bisa memahami Dia semakin akrab dengan Dia. Ini merupakan salah satu bentuk disiplin rohani. Jadi, sebelum kita masuk ke dalam metode, bagaimana kita belajar Alkitab? Kita harus melihat apakah kita sudah belajar Alkitab. Kita sudah lakukan itu sebagai bentuk disiplin rohani kita. Apakah kita sudah melakukannya dengan sikap yang benar, apakah kita sudah dengan walaupun kita belum tahu dengan berbagai macam metode. Kita sudah melakukannya dengan kesadaran penuh bahwa firman Tuhan harus ada dalam diri kita. Ketika kita belajar tentang "Bible In Take", mengenai bagaimana firman Tuhan bisa masuk, bagaimana bisa ada dalam hati kita.
Ada 8 langkah supaya firman Tuhan bisa masuk dalam hati kita, yaitu:
1. Baca
2. Dengar
3. Belajar (studi)
4. Menghafal ayat
5. Merenungkan
6. Khotbah (share)
7. Doa
8. Bernyanyi
Kita dapat menuliskan pelajaran-pelajaran yang didapat dari firman Tuhan, yang didapat dari membaca satu bagian dari firman Tuhan setiap hari. Adakah kata-kata yang diulang, kata-kata yang kita tidak mengerti, adakah kata-kata hubung yang bisa menunjukkan sebab-akibat. Ini bisa menjadi cara untuk belajar. Ketika kita menuliskannya secara teratur setiap hari, kita bisa membuat garis besar khotbah. Inilah proses bagaimana firman Tuhan masuk dalam diri kita melalui baca dan studi dari kata-kata yang ada dalam firman Tuhan.
Dahulu belum ada Kamus Alkitab, Tafsiran Alkitab, dan lain-lain, yang ada hanya teks Alkitab. Namun, sekarang kita bisa mendengarkan audionya. Dengan mendengar audio Alkitab, kita juga bisa meluangkan waktu mendengar kata-kata yang Tuhan katakan kepada kita melalui ayat yang kita baca.
Banyak berkat yang luar biasa ketika kita menghafal ayat. Menghafal ayat firman Tuhan, ketika dalam waktu-waktu tertentu, dapat sangat menguatkan kita. Tiba-tiba, Roh Kudus mengingatkan akan firman Tuhan yang pernah kita hafalkan. Bagaimana kita bisa memproses supaya firman Tuhan itu ada dalam kehidupan kita, yaitu dengan merenungkannya setiap saat. Merenungkan firman Tuhan, kalau dalam bahasa Inggris dikatakan seperti melakukan meditasi. Kita benar-benar menghabiskan waktu secara khusus bagaimana Firman itu sungguh bisa memengaruhi kehidupan kita.
Supaya firman Tuhan bisa sungguh nyata dalam hidup kita, kita dapat membagikannya (sharing). Kalau kita sharingkan atau kalau pendeta mengkhotbahkan, biasanya Firman menjadi sangat hidup. Karena apa pun yang kita dapat ketika kita membagikannya, hal itu akan menjadi berkat bagi kita dan orang lain. Pastinya akan menjadi sangat hidup bukan hanya untuk kita secara pribadi, melainkan juga bagi kehidupan orang lain. Ketika kita membaca Alkitab dengan "Bible In Take" ini, kita bisa mendoakan ayat-ayat yang sudah kita baca. Misalnya, kita membaca ketika TuhanYesus berdoa tentang murid-murid-Nya. Kita bisa mendoakan ayat-ayat itu, mohon kepada Tuhan supaya Ia menguatkan kita. Kita juga bisa terus berada dalam Tuhan dan menjadi murid-Nya yang setia.
Kita juga bisa menyanyikan ayat-ayat Alkitab. Lagu yang berisi ayat-ayat Alkitab, itu sungguh menguatkan. Satu lagu yang pasti sudah biasa terdengar, seperti "Tuhan adalah Gembalaku", "Firman-Mu Pelita bagi Kakiku", dan saat sekolah minggu, pelayan anak sering menciptakan lagu dari ayat-ayat Alkitab. Dan, itu membuat ayat-ayat Alkitab itu sampai hari ini bisa saya hafalkan melalui lagu.
Membahas mengenai belajar (studi) Alkitab, bagaimana kita belajar Alkitab bisa juga dilihat dari analogi keempat "scope" ini. Apa saja itu scope-nya, ada mikroskop, periskop, teleskop, dan stetoskop. Belajar (studi) Alkitab dalam "Bible In Take" bisa dianalogikan dengan keempat scope ini.
1. Mikroskop
Ketika kita belum mengetahui tentang metode belajar Alkitab yang kita gunakan, mungkin secara tidak sadar kita belajar Alkitab dengan melihat satu obyek, ayat, kata secara spesifik, mendetail, dan mendalam. Meski kelihatan kecil, hanya satu obyek, tetapi ketika kita menggunakan mikroskop akan kelihatan sangat besar. Inilah yang terjadi ketika kita sedang melakukan penyelidikan berdasarkan studi kata. Satu kata saja maknanya bisa sangat luas dan kita bisa mendapatkan kekayaan yang luar biasa.
2. Periskop
Kita bisa melihat kegunaan periskop di kapal selam. Ketika kapal selam masih di bawah laut, maka kapal selam akan menaikkan teropong periskopnya untuk bisa melihat sekelilingnya atau apa yang ada di luar air. Jadi, kita bisa analogikan ketika kita belajar Alkitab, kita dapat melihat apa yang ada di sekelilingnya, baik seputar perikop maupun seputar ayat. Kita bisa melihat konteks sebelum dan sesudahnya, konteks jauh dan konteks dekatnya. Itu berarti kita sedang belajar seperti periskop ini, melihat sekelilingnya apa yang ada di sekitarnya.
3. Teleskop
Teleskop bisa digunakan untuk melihat benda yang jauh, misal untuk melihat bintang. Kita akan melihat satu ayat konteks jauhnya dan mencari kaitan antarayat yang berjauhan. Jika dengan periskop, kita bisa melihat konteks dekatnya seputar perikop ini, ayat sebelum dan sesudahnya. Namun, kita bisa melihat ayat-ayat yang ada dalam pasal yang lain atau bahkan kitab yang lain. Jadi, berdasarkan kesamaan topik, tema, atau konteks. Contohnya, jika kita belajar berdasarkan garis besar, penulis, dan situasi.
4. Stetoskop
Stetoskop biasa dipakai oleh dokter untuk melihat apakah denyut jantung kita bagus atau tidak. Dalam belajar Alkitab, kita harus memastikan bahwa semua studi Alkitab yang kita lakukan. "Bible In Take" yang kita lakukan bertujuan supaya firman Tuhan masuk ke dalam hati kita, hidup, dan menghidupkan. Seperti denyut, jika misalnya firman Tuhan terus ada dalam hati kita, denyut rohani kita pasti akan sehat. Bagaimana kita bisa melihat kehidupan rohani kita sehat atau tidak? Bisa kita lihat dari penerapannya, dapatkah kita melakukannya secara nyata dan menghasilkan buah.
Kita sudah mengetahui bagaimana analogi untuk belajar Alkitab tersebut. Kita akan melihat bahwa ada 4 pendekatan untuk melakukan studi Alkitab. Jika sebelumnya kita sudah melihat analoginya, kini SABDA akan merumuskannya dalam sebuah metode yang bernama A.L.A.T.. Kami menyebutnya sebagai keempat kategori pendekatan untuk studi Alkitab, yaitu:
A = ayat
Kita bisa melihat konteks sekeliling ayat tersebut.
L = leksikal
Bisa belajar tiap bagian atau kata frasa yang ada dalam bagian yang sedang kita pelajari.
A = asosiasi
Ayat-ayat yang terkait terhubung.
T = topikal
Belajar mengenai konsep atau ide teologis. Apa yang menjadi tema-tema utama, tema-tema kunci? Misalnya kita mau melakukan studi Alkitab tentang kata "kasih". Kita nanti akan belajar ayat-ayat apa saja yang terhubung dengan "kasih" dan peristiwa-peristiwa apa saja di mana Tuhan mengajarkan tentang kasih, kita bisa mempelajari dengan pendekatan topikal.
Bagaimana kita belajar Alkitab sangat menolong kita untuk memahami bahwa kita sudah belajar Alkitab. Kita sudah mencoba supaya firman Tuhan ada dalam diri kita. Namun, memang setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda. Setiap orang, seperti yang sudah kita pelajari di awal, harus mempelajari Alkitab secara terstruktur dan sistematis. Metode belajar Alkitab akan sangat menolong kita untuk melakukan langkah-langkah tersebut. Jika mempunyai metode, kita tidak akan kesulitan menentukan langkah-langkah belajar Alkitab sehingga kita mendapatkan hasil belajar yang tepat dan efektif. Yang pastinya akan membawa kita setia pada teks, maksud asli dari tujuan penulis menuliskan bagian-bagian dari firman Tuhan tersebut.
Kita melayani Tuhan dalam bidang Alkitab, sebelumnya kita juga harus hidup dalam firman Tuhan dan cara belajar pun kita harus lakukan, harus coba berbagai macam metode studi Alkitab. Karena tidak ada satupun studi metode Alkitab yang paling benar atau yang paling bagus, semuanya memiliki kelebihannya masing-masing. Tergantung cara belajar kita dan mana yang kita rasa tepat untuk kita gunakan.
1. Metode belajar Alkitab WWG (Walking With God)
WWG ini diprakarsai atau dibuat oleh keluarga yang ada di New Zealand. Di sana, mereka menciptakan satu sistem di mana seluruh keluarga dapat belajar Alkitab dan membagikan berkat firman Tuhan yang mereka pelajari setiap hari. Jika hanya memiliki waktu yang singkat untuk belajar Alkitab, kita bisa menggunakan metode WWG ini. Hanya ada tiga langkah sederhana untuk melakukannya:
a. Bersyukur dan berdoa.
Kita bersyukur kepada Allah, mengungkapkan rasa sukacita kita atas berkat firman Tuhan yang kita dapatkan setiap hari. Lalu, kita menuliskan berkat-berkat utama yang Tuhan berikan kepada kita dalam 24 jam terakhir. Lalu, kita berdoa meminta Tuhan untuk berbicara kepada kita melalui firman-Nya pada hari itu.
b. Membaca bagian yang sudah ditentukan (jadwal tersedia di situs WWG).
Kita membaca dan merenungkan nats Alkitab yang sudah ditentukan pada hari itu. Jika kita masuk ke situs WWG, kita akan mendapatkan panduan-panduan untuk belajar Alkitab, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Meskipun metode WWG ini ditujukan untuk studi Alkitab dalam keluarga, kita bisa mengadaptasinya untuk komunitas kita di gereja ataupun untuk pribadi. Setelah secara perlahan-lahan membaca nats Alkitab, kita menuliskan salah satu ayat yang berbicara paling kuat kepada kita pada hari itu.
c. Merenungkan dan membagikannya.
Kita merenungkan ayat firman Tuhan tersebut dan memberi penekanan pada setiap kata utamanya untuk nanti kita selidiki lebih lanjut. Setelah itu, langkah yang paling penting dalam WWG ini adalah membagikan. Membagikan berkat yang telah Tuhan berikan melalui firman-Nya pada hari itu. Kita bisa membagikannya dalam keluarga dan anggota keluarga lainnya.
d. Berdoa.
Langkah terakhir adalah berdoa dan bersyukur kepada Tuhan memohon kekuatan untuk melakukan firman-Nya.
Belajar Alkitab dengan metode WWG ini bisa ikuti secara online melalui Facebook Grup Alkitab Setiap Hari. Setiap hari, kita belajar Alkitab menggunakan metode WWG ini bersama-sama.
2. PA Induktif
PA induktif menggunakan metode OIA (Observasi, Interpretasi, Aplikasi). OIA adalah metode PA dengan menganalisa dan menggali perikop-perikop tertentu dari Alkitab. Jika kita membaca Alkitab dengan metode, kita harus melakukannya secara sistematis. Kita membaca firman Tuhan itu, memahaminya secara lebih mendalam, dan menemukan maknanya bagi kehidupan kita. Untuk bagian observasi, kita sedang menggali fakta-fakta yang ada dalam teks yang kita baca (tokoh, latar belakang, geografis). Kalau masuk dalam situs ini, kita bisa melihat ada kolom-kolom yang memberikan panduan kepada kita (fakta-fakta apa saja yang bisa kita cari untuk melakukan observasi dari bagian yang kita baca).
Berikutnya adalah makna, makna yang bisa kita ambil dari setiap fakta atau pesan yang dituliskan dalam ayat-ayat yang sedang kita pelajari. Lalu, mengenai respons kita berdasar apa yang sudah kita pelajari dari fakta maupun makna. Langkah-langkah mempelajari Alkitab secara PA induktif ini menolong kita belajar sesuai teks aslinya. Jika dengan pendekatan narasi, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pun berbeda dengan yang menggunakan pendekatan kitab berupa surat-surat.
Berikutnya interpretasi. Kita mencari prinsip-prinsip atau makna-makna kebenaran yang bisa diambil dari saat kitab tersebut ditulis oleh para penulisnya. Kita mencari mana yang dapat kita relevankan dengan keadaan saat ini. Setelah itu, kita tuangkan dalam aplikasi untuk kita lakukan saat ini. Apa relevansi kebenaran yang disampaikan oleh penulis kitab dan apa yang Tuhan tanamkan untuk kita lakukan dengan hidup kita saat ini.
3. Metode Belajar Alkitab dengan Metode BGA (Baca, Gali, Alkitab).
Metode ini dibuat oleh Scripture Union Indonesia. Metode ini memperhatikan jenis sastra atau genre masing-masing kitab supaya bisa mengungkapkan pesan teks dari bacaan Alkitab. Metode BGA ini dibagikan melalui pelatihan yang sangat intens bagi jemaat. Tujuannya supaya jemaat (gereja) bisa melakukan pemberdayaan jemaat untuk melakukan studi Alkitab. Ada tiga langkah utama dari studi Alkitab BGA, yaitu:
1. Berdoa dan membaca teks Alkitab yang dimaksudkan.
2. Merenungkan dengan panduan-panduan pertanyaan. Panduan pertanyaan bisa langsung diperoleh masuk melalui situs su_indonesia.org.
3. Membandingkan hasil perenungan yang kita dapat dengan e-Santapan Harian (e-SH merupakan renungan harian yang dibuat oleh Santapan Harian) dan berdoa melakukan aplikasi.
4. Metode S.A.B.D.A.
Metode S.A.B.D.A. dibuat oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Metode ini terdiri dari Simak, Analisa, Belajar, Doa/Diskusi, Aplikasi. Metode ini menggunakan alat-alat digital atau Alkitab digital dan alat-alat studi Alkitab yang sudah tersedia di HP. Namun, kita masih bisa menggunakan metode ini ketika tidak ada alat-alat digital. Metode ini sangat relevan dan sangat bagus digunakan untuk kita belajar Alkitab pada era digital ini.
- Simak: Membaca Alkitab secara berulang kali, bisa juga dengan mendengarkan audio Alkitab.
- Analisa: Meneliti dan mengamati kata-kata penting/sulit dengan melihat latar belakang, tokoh, tempat, dan peristiwa.
- Belajar: Mempelajari hasil dari yang sudah kita baca dan pelajari dari tahap analisa. Pelajari penemuan tersebut dan minta Roh Kudus untuk menolong kita mendapatkan pelajaran seperti yang Tuhan inginkan melalui teks Alkitab.
- Doa/Diskusi: Berdoa agar teks Alkitab menerangi hati kita, dan kita mendiskusikannya juga dengan membagikannya kepada orang lain.
- Aplikasi: Harus selalu ada dalam setiap metode belajar Alkitab. Mengambil langkah praktis yang akan dilakukan berdasar hasil pelajaran yang didapat.
Tutorial metode S.A.B.D.A. ada di YouTube SABDA Alkitab. Tutorial ini berdurasi tiga menit.
5. Metode Belajar Alkitab BADENO (Baca, Dengar, Nonton)
Metode BADENO adalah program atau jadwal baca Alkitab setiap hari dengan menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan cara belajar kita. Jadi, ada bahan belajar berupa teks, misal kita buka Matius dengan ayat yang sehubungan dengan kelahiran Tuhan Yesus. Lalu, ada bahan dengar/audio, kita bisa mendengarkan audio Alkitab terkait. Kita bisa mendengarnya melalui audio Alkitab suara atau audio Alkitab drama. Kita juga bisa mendengarkan studi Alkitab SAA (Sekolah Alkitab Audio) dan juga Kebenaran Abadi. Selain itu, kita bisa mendengarkan lagu atau himne-himne Natal dalam alkitab.sabda.org, di situ juga sudah ada ayat-ayat yang dengan lagu-lagu tersebut. Yang paling seru yang paling disukai oleh generasi digital adalah belajar Alkitab dengan nonton. Ada banyak film tentang Alkitab, film Yesus yang bisa kita dapatkan untuk mempelajari ayat-ayat Alkitab ini. Kita juga bisa melihat melalui komunitas-komunitas dari media-media sosial YLSA.
6. Metode Belajar Alkitab dari Rick Waren.
Rick Waren sudah memberikan 12 metode, dan semua ini sudah kami coba di YLSA ketika kami melakukan PA. Temukan cerita-cerita di Blog SABDA ketika kami mengadakan PA dengan metode-metode Rick Waren ini.
Ada metode pasti juga membutuhkan bahan dan alat. YLSA menyediakan berbagai macam alat digital dan "tools" dari berbagai macam jalur situs, software, booth, aplikasi, bahkan multimedia. Semuanya dapat dipakai untuk menolong kita belajar Alkitab dengan berbagai metode yang kita pilih atau butuhkan.
Sebagai penutup, kita harus selalu ingat bahwa ketika kita mempelajari firman Tuhan, tujuannya agar firman Tuhan itu tinggal dalam kehidupan kita. Jika firman Tuhan ada dalam kehidupan kita, firman Tuhan akan membebaskan kita untuk dapat melakukan kehendak Tuhan; untuk dapat selaras hidup dengan apa yang Tuhan mau. Itulah tujuan kita menjadi anak-anak Tuhan, menjadi serupa seperti Tuhan kita. Menjadi serupa seperti Yesus Kristus. Salam Ayo_PA!.
- Log in to post comments