Edisi 94 -- November 2025

By admin

PA21

PA dan Alkitab Abad ke-21

EDISI 94 | NOVEMBER 2025

Tema PA21
PA Online: Alki-TOP Pahlawan - Tokoh Natal
Bahan PA21 Adven dalam Dua Menit
Artikel PA21 Pendalaman Alkitab Spesial Natal

Shalom, Sahabat PA21!

Memasuki masa Adven dan persiapan Natal, PA21 mengajak kita melangkah dengan semangat NATAL ALL OUT! Seperti para pahlawan iman yang menjalankan panggilannya dengan sepenuh hati dan dipakai Tuhan dengan luar biasa, kita pun diajak merespons kasih serta panggilan-Nya dengan iman yang hidup. Kiranya edisi ini menolong kita menyiapkan hati untuk menyambut Kristus dengan sukacita dan pengharapan yang baru. Mari terus bertumbuh bersama, mengenal firman Tuhan lebih dalam, dan memuliakan Dia dalam setiap langkah.

 

Salam,

Redaksi PA21

 

PA Online: Alki-TOP

Pahlawan - Tokoh Natal

alam rangkaian PA Online Alki-TOP bulan November -- dengan fokus pahlawan iman pada minggu 1–2 dan tokoh Natal pada minggu 3–4 -- kita melihat bagaimana Allah berkarya melalui hati yang lemah, berani, bertobat, dan taat. Gideon (Hakim-hakim 6:11–16) menunjukkan bahwa Tuhan melihat potensi ilahi bahkan ketika kita merasa kecil dan tidak layak. Rahab (Yosua 2:1–11) menegaskan bahwa iman sejati selalu bergerak menjadi tindakan berani meskipun seseorang memiliki latar belakang yang penuh kelemahan. Memasuki tema Natal, Yohanes Pembaptis (Lukas 3:1-6) mengingatkan bahwa pertobatan yang tulus membuka jalan bagi karya keselamatan Tuhan. Yusuf (Matius 1:18–25) memperlihatkan ketaatan yang tenang tetapi radikal ketika dia memilih mengikuti rencana Allah di atas rencananya sendiri. Melalui keempat tokoh ini, kita diajak untuk percaya, bertindak, bertobat, dan taat sehingga hidup kita sungguh dapat menjadi jalan bagi Tuhan berkarya.

 

1. Dipanggil dalam Kelemahan (Hakim-hakim 6:11–16)

Keberanian sejati tidak diukur dari seberapa besar kekuatan yang kita miliki, tetapi dari kesediaan hati untuk menanggapi panggilan Tuhan meskipun kita merasa lemah dan tidak layak. Gideon dalam Hakim-hakim 6:11–16 menunjukkan bahwa keberanian yang sejati lahir dari iman, bukan dari kemampuan dirinya sendiri. Dia sedang bersembunyi sambil mengirik gandum karena takut dan merasa kecil ketika malaikat Tuhan datang menyapanya sebagai "pahlawan yang gagah berani" -- bukan karena keadaan dirinya, tetapi karena Tuhan melihat rencana dan potensi yang dapat Dia kerjakan melalui hidupnya. Dalam PA Online Alki-TOP kita belajar bahwa Allah sering memanggil kita dalam keadaan lemah dan menyediakan penyertaan-Nya sehingga hati yang mau percaya dan taat dapat menjadi alat bagi karya-Nya yang besar, bahkan melalui kehidupan yang paling rapuh sekalipun.

 

Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang didiskusikan dalam PA Online Alki-TOP Dipanggil dalam Kelemahan dalam Hakim-hakim 6:11–16.

Selengkapnya »

2. Iman yang Bertindak (Yosua 2:1–11)

Iman sejati tidak hanya diucapkan, tetapi dibuktikan melalui tindakan Rahab dalam Yosua 2:1–11. Dia berani mengambil risiko dengan menyembunyikan para pengintai Israel, meskipun hidup di tengah lingkungan yang kafir dan penuh dosa. Rahab menunjukkan bahwa keberanian lahir dari pengakuan iman, bukan dari status atau latar belakang seseorang. Dia mengenal TUHAN Israel, memercayai kuasa-Nya, dan bertindak untuk menyelamatkan nyawa para utusan-Nya. Dalam PA Online Alki-TOP, kita belajar bahwa Allah sering bekerja melalui orang-orang yang tidak kita duga; bahwa iman yang diwujudkan dalam tindakan jauh lebih berharga daripada kata-kata; dan bahwa ketika kita merespons panggilan-Nya dengan keberanian dan kepercayaan, Tuhan dapat memakai hidup kita untuk mewujudkan rencana-Nya yang besar.

 

Berikut contoh pertanyaan yang didiskusikan dalam PA Online Alki-TOP Iman yang Bertindak dalam Yosua 2:1-11.

  • Simak: Siapakah yang mengutus dua orang pengintai, dan dari mana mereka berasal? (ayat 1)
  • Analisa: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu." Apa yang menakjubkan dari pengakuan Rahab ini tentang TUHAN Israel?
  • Belajar: Apa yang dapat kita pelajari dari cara Allah bekerja melalui orang yang tidak kita harapkan, yaitu seorang perempuan kafir dan pendosa (sundal)?
  • Doa/Diskusi: Mengapa TUHAN memilih bekerja melalui seorang perempuan sundal, bukan melalui orang Israel yang "saleh"? Apakah ini berarti latar belakang seseorang tidak penting di mata Allah?
  • Aplikasi: Sebutkan satu tindakan konkret yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki sikapmu terhadap orang-orang di sekitarmu yang selama ini kamu anggap "tidak layak" dipakai Tuhan.
Selengkapnya »

3. Menyiapkan Jalan bagi Kedatangan Sang Raja (Lukas 3:1-6)

Menyiapkan hati bagi Tuhan bukanlah sekadar rutinitas Natal, tetapi panggilan untuk meratakan jalan bagi kedatangan Sang Raja. Yohanes Pembaptis bukan sosok yang populer, melainkan suara di padang gurun yang memanggil setiap orang kembali kepada pertobatan sejati. Di tengah situasi politik yang gelap dan kondisi rohani yang kering, firman Allah datang kepadanya, lalu dia berseru agar setiap lembah dosa ditimbun, setiap gunung kesombongan diratakan, dan setiap jalan yang berliku diluruskan. Pertobatan adalah tindakan nyata yang membuka ruang bagi Tuhan untuk bekerja dalam hidup. Dalam PA Online Alki-TOP bulan Natal ini, kita belajar bagaimana hati yang bertobat dapat menjadi jalan yang mempersiapkan kedatangan Yesus sehingga keselamatan Tuhan dapat nyata melalui hidup kita.

 

Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang didiskusikan dalam PA Online Alki-TOP Menyiapkan Jalan bagi Kedatangan Sang Raja dalam Lukas 3:1–6.

  • Simak: Pada tahun keberapa dari pemerintahan Kaisar Tiberius peristiwa ini terjadi, dan siapa saja penguasa yang disebutkan oleh Lukas? (ayat 1)
  • Analisa: Apa signifikansi ungkapan "firman Allah datang kepada Yohanes"? Jelaskan!
  • Belajar: Apa yang dapat kita pelajari dari cara Allah bekerja di tengah situasi politik maupun keagamaan yang gelap dan korup pada saat itu?
  • Doa/Diskusi: Mungkinkah seseorang mengaku percaya kepada Allah, tetapi belum benar-benar bertobat? Jelaskan!
  • Aplikasi: Seperti Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, sebutkan satu tindakan nyata yang bisa kamu lakukan untuk menyiapkan hati menyambut Natal tahun ini!
Selengkapnya »

4. Ketaatan bagi Kedatangan Sang Raja! (Matius 1:18–25)

Yusuf adalah teladan ketaatan yang membuka jalan bagi karya besar Allah. Ketika rencananya hancur karena Maria mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami istri, dia memilih jalan yang tulus dan tidak mempermalukannya. Namun, Allah menyingkapkan rencana yang lebih besar melalui mimpi, dan Yusuf merespons bukan dengan banyak kata, tetapi dengan tindakan yang taat. Dia menerima Maria, menjaga kekudusannya, dan menamai Anak itu Yesus sesuai perintah Tuhan. Dalam PA Online Alki-TOP bulan Natal ini, kita belajar bagaimana ketaatan yang sederhana tetapi sepenuh hati dapat dipakai Allah untuk menghadirkan kehendak-Nya, seperti Yusuf yang memilih percaya dan taat meskipun dia tidak memahami semuanya. Sebab melalui ketaatan seorang yang rendah hati, jalan bagi kedatangan Sang Raja terbuka.

 

Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang didiskusikan dalam PA Online Alki-TOP Ketaatan bagi Kedatangan Sang Raja! dalam Matius 1:18–25.

  • Simak: Bagaimana Maria bisa mengandung padahal belum hidup dengan Yusuf sebagai suami istri? (ayat 18)
  • Analisa: Mengapa malaikat memanggil Yusuf sebagai "anak Daud"? (lihat silsilah Matius 1:1–17)
  • Belajar: Mengapa Yusuf memilih taat daripada mempertahankan reputasinya?
  • Doa/Diskusi: Jika Anda menjadi Yusuf, apakah Anda akan percaya bahwa tunangan Anda “mengandung dari Roh Kudus”? Mengapa?
  • Aplikasi: Pernahkah kamu membuat keputusan “gila” yang mengganggu kenyamanan diri, reputasi atau rencana pribadimu demi untuk menjalankan ketaatan kepada Allah atau prinsip Alkitab?
Selengkapnya »

 

Bahan PA21

Adven dalam Dua Menit

 

Adven dimulai empat minggu sebelum 25 Desember, berlangsung sekitar empat minggu, dan mempersiapkan kita untuk menyambut Natal. Banyak dari kita mungkin sudah terbiasa dengan segala hal yang menyertai Natal -- belanja, merencanakan acara, memanggang kue, makan malam keluarga, dekorasi, kartu ucapan, Santa, dan berbagai pesta. Semua itu menyenangkan, tetapi Adven membawa makna yang lebih dalam daripada sekadar kesibukan musim liburan.

 

Adven adalah waktu penantian yang penuh harapan, antisipasi yang gembira, dan persiapan yang ceria untuk menyambut kehadiran Allah dalam hidup kita -- baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Ini adalah masa untuk merenungkan kelahiran Yesus, mempersiapkan diri menyambut Kristus, dan mengundang Tuhan hadir dalam kehidupan sehari-hari.

 

Berbeda dengan kesibukan Natal yang sering memicu stres, Adven bukanlah tentang berlomba membeli hadiah, menyiapkan pesta, atau menumpuk berbagai persiapan. Adven juga bukan masa puasa seperti Prapaskah. Sebaliknya, Adven adalah masa penuh harapan dan sukacita dalam penantian. Jika Prapaskah dapat digambarkan sebagai membersihkan rumah, maka Adven adalah mempersiapkan rumah dengan hangat untuk menyambut tamu istimewa -- Yesus -- yang telah lama dinantikan.

 

Warna khas Adven bukan merah dan hijau seperti Natal, melainkan ungu dan pink. Warna-warna ini tampak pada karangan bunga Adven yang menandai perjalanan empat minggu menjelang Natal. Setiap minggu, satu lilin dinyalakan, dan pada minggu ketiga dinyalakan lilin berwarna pink untuk Minggu Gaudete, yang berarti "bersukacitalah, jangan putus asa." Tamu yang dinantikan hampir tiba.

 

Selain itu, kalender Adven menjadi cara yang menyenangkan untuk merayakan masa ini, menghadirkan kejutan harian berupa kutipan, musik, video, atau tantangan kecil yang mengingatkan kita pada makna Adven.

 

Intinya, Adven bukan tentang belanja, stres, atau sekadar menghitung hari menuju Natal. Adven adalah masa untuk menantikan, berharap, berdoa, dan mempersiapkan hati menyambut Yesus. Jika pada 25 Desember Anda merasa bosan atau lelah menghadapi Natal, mungkin itu tanda bahwa Anda belum benar-benar menjalani Adven.

 

Gunakan kesempatan ini untuk merayakan Adven dengan penuh makna, menantikan tamu istimewa yang membawa sukacita dan damai -- Yesus Kristus.

Selengkapnya »
Sumber referensi:
_____. 2015. Adven dalam 2 Menit.
Dalam https://natal.sabda.org/index.php/video/adven_dalam_2_menit

 

Artikel PA21

Pendalaman Alkitab Spesial Natal

 

Di tengah perayaan yang semakin meriah -- tukar kado, dekorasi, liburan, dan suasana hangat keluarga -- kita mudah lupa bahwa inti Natal bukanlah tradisi, melainkan Yesus Kristus. Natal mengingatkan kita bahwa Anak Allah memasuki sejarah manusia dengan tujuan yang jelas, yaitu menyelamatkan dunia. Karena itu, umat Kristen perlu mempersiapkan hati, bukan hanya melalui aktivitas lahiriah, tetapi melalui pendalaman Alkitab sebagai sumber kebenaran sejati tentang siapa Yesus sebenarnya.

 

Artikel ini menyajikan empat cara kreatif dan mendalam untuk menghayati makna Natal melalui Alkitab: tema Adven, nyanyian Natal dalam Injil Lukas, perspektif tokoh-tokoh dalam kisah kelahiran Yesus, dan prakarya rohani melalui Scripture Countdown.

 

1. Menghayati 4 Tema Adven

 

Selama berabad-abad, gereja merayakan empat minggu sebelum Natal sebagai masa Adven, dan setiap minggu mengusung tema teologis yang kaya. Bahan-bahan dari The Bible Project menyediakan video, studi kata, serta panduan eksplorasi Alkitab yang membantu kita menggali keempat tema ini secara mendalam.

  1. Shalom (Damai)

    Damai bukan sekadar ketiadaan konflik, tetapi keutuhan hidup yang hadir ketika Allah tinggal bersama umat-Nya. Kehadiran Yesus membawa damai yang memulihkan relasi manusia dengan Allah, diri sendiri, dan sesama.

  2. Pengharapan (Yakhal / Hope)

    Pengharapan alkitabiah bukan optimisme yang bergantung pada keadaan eksternal, melainkan keyakinan kokoh bahwa Tuhan memegang masa depan. Ini berbeda dari optimisme umum yang tidak berlandaskan karakter Allah.

  3. Sukacita (Joy)

    Sukacita sejati bukan sekadar emosi positif yang sementara, tetapi keputusan iman bahwa Allah akan menggenapi janji-Nya. Sukacita muncul dari karya keselamatan Kristus, bukan dari situasi hidup yang menyenangkan.

  4. Kasih (Love)

    Kasih menurut Kristus adalah pemberian diri demi kesejahteraan orang lain, tanpa syarat dan tanpa menuntut balasan -- kasih yang Allah nyatakan ketika Dia mengasihi manusia berdosa. Natal menampilkan kasih ini dalam bentuk yang paling nyata: inkarnasi Yesus.

 

2. Merenungkan 4 Nyanyian Natal dalam Injil Lukas

 

Alkitab mencatat empat nyanyian rohani yang muncul pada waktu kelahiran Kristus. Setiap nyanyian menyuarakan respons iman yang mendalam terhadap karya Allah.

  1. Nyanyian Zakharia (Lukas 1:67-79)

    Menggema dari Mazmur dan Yesaya, nyanyian ini memuji Allah atas pembebasan melalui Mesias serta menubuatkan peran Yohanes Pembaptis. Pada akhirnya Zakharia menyadari kesetiaan Allah setelah masa ketidakpercayaannya.

  2. Nyanyian Para Malaikat (Lukas 2:13-14)

    Nyanyian ini membawa dua pesan utama:

    • Kemuliaan bagi Allah atas karya keselamatan-Nya.
    • Damai sejahtera bagi manusia, sebab melalui Kristus hubungan manusia dengan Allah dipulihkan.
  3. Nyanyian Maria – Magnificat (Lukas 1:46-55)

    Nyanyian ini merupakan pujian yang puitis dan sarat makna teologis:

    • Maria bersyukur karena anugerah Allah memilih dirinya.
    • Nyanyian ini menyingkap karakter Allah -- kasih, kuasa, dan keadilan-Nya.
    • Magnificat menegaskan perhatian Allah kepada mereka yang rendah dan terpinggirkan.
  4. Nyanyian Simeon (Lukas 2:29-32)

    Ini adalah nyanyian syukur seorang yang telah lama menantikan Mesias. Bagian pertamanya penuh sukacita karena janji Allah telah digenapi, sedangkan bagian keduanya mengandung nubuat yang serius tentang misi Yesus yang akan menyingkap hati banyak orang.

 

Keempat nyanyian ini menunjukkan bagaimana masing-masing tokoh merespons karya Allah -- dengan syukur, kekaguman, dan penyerahan diri sepenuh hati.

 

3. Melihat Kisah Natal dari Perspektif Tokoh-Tokohnya

 

Salah satu cara yang kaya untuk mendalami Natal adalah "masuk" ke dalam kisahnya melalui sudut pandang para tokoh. Setiap tokoh menunjukkan respons yang berbeda terhadap kelahiran Kristus.

  1. Orang Majus

    Mereka adalah orang-orang berpendidikan yang mencari kebenaran. Meskipun belum mengenal Yesus secara penuh, mereka cukup sungguh-sungguh untuk mencari-Nya, dan Tuhan sendiri menuntun perjalanan mereka. Persembahan yang mereka bawa menggambarkan pengakuan mereka terhadap identitas Yesus sebagai Raja, Allah, dan Juru Selamat.

  2. Para Gembala

    Kelompok yang hina dan tersisih ini justru menjadi penerima pertama kabar keselamatan. Melalui mereka, pesan Natal bergema dengan kuat: Allah menyatakan diri-Nya bukan terlebih dulu kepada orang terhormat, tetapi kepada mereka yang dianggap "bukan siapa-siapa".

  3. Raja Herodes

    Dia adalah sosok yang takut kehilangan kekuasaan. Walaupun mengetahui nubuat tentang Mesias, Herodes menolak tunduk dan bahkan memusuhi Yesus. Sikapnya menjadi peringatan bahwa seseorang dapat "percaya Tuhan" secara intelektual, tetapi tetap tidak menyerahkan hidupnya kepada-Nya.

  4. Penjaga Penginapan

    Dia tidak menyadari siapa yang sedang dia tolak. Berbeda dari penjaga penginapan itu, kita tahu siapa Yesus. Pertanyaannya adalah: adakah ruang dalam hati kita bagi-Nya?

  5. Bayi Yesus

    Tentang masa kecil-Nya, Alkitab tidak mencatat banyak. Namun, ketika dewasa, Yesus menjelaskan dengan jelas tujuan kelahiran-Nya: dunia yang gelap membutuhkan terang, dan manusia berdosa membutuhkan Juru Selamat.

 

Melihat kisah Natal melalui berbagai perspektif ini menolong kita bertanya kembali: Bagaimana saya merespons kehadiran Yesus? Seperti orang Majus yang mencari, para gembala yang menerima, atau Herodes yang menolak?

 

4. Christmas Scripture Countdown: Praktik Rohani Holistik

 

Sebagai kegiatan kreatif, Scripture Countdown memungkinkan keluarga atau komunitas membaca satu ayat Alkitab setiap hari selama tiga puluh hari menjelang Natal. Setiap kartu berisi ayat dan ruang refleksi yang dapat dibaca bersama. Praktik sederhana ini:

  • membantu membiasakan kita merenungkan firman Tuhan,
  • mempererat hubungan keluarga,
  • dan mengarahkan fokus pada Kristus, bukan pada rutinitas Natal semata.

 

Seluruh bahan di atas membawa kita kepada satu titik pusat: Natal hanya dapat dimaknai dengan benar ketika kita kembali kepada Alkitab. Tradisi dan perayaan bukanlah hal yang salah, tetapi semuanya harus mengarah pada satu tujuan -- mengenal Yesus yang dinyatakan dalam Kitab Suci, bukan Yesus versi budaya, perasaan, atau media sosial.

 

Dengan menggali tema Adven, merenungkan nyanyian Natal, belajar dari para tokoh, dan berlatih refleksi harian, kita diajak menyambut Natal bukan hanya sebagai sebuah acara, tetapi sebagai perjumpaan dengan Sang Juru Selamat.

Selengkapnya »
Sumber referensi:  
Temara, Odysius Bio. 2020. Pendalaman Alkitab Spesial Natal.  
Dalam https://live.sabda.org/events.php?id=christmas-series&title=pendalaman_alkitab_spesial_natal#gsc.tab=0  

 

Anda menerima publikasi ini karena Anda terdaftar sebagai pelanggan publikasi PA21
dengan alamat: : $subst('Recip.EmailAddr').

Untuk mengirim persembahan: BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
© 2025 – Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)

Tanggal Edisi

Mulai PA Online sekarang!