| 
			
				
					
						| 
						 PA Online: Alki-TOP |  
						| 
						ExcellenceExcellence bukan sekadar tentang prestasi atau kesempurnaan, tetapi tentang hidup yang mencerminkan keunggulan sejati di hadapan Allah. Sepanjang Oktober 2025, PA Online Seri Alki-TOP mengajak kita belajar dari tiga tokoh Alkitab yang menunjukkan karakter excellence melalui hati yang setia, berani, dan beriman.   Dari Yusuf (Kejadian 39:7–12), kita melihat excellence dalam kesetiaan ketika dia memilih untuk taat kepada Allah, meskipun tidak ada yang melihat. Dari Ester (Ester 4:12–17), kita belajar excellence dalam keberanian ketika dia melangkah dengan iman di tengah risiko yang besar demi melaksanakan kehendak Tuhan. Sementara dari Paulus (2 Timotius 4:6–8), kita menemukan excellence dalam iman yang bertahan hingga akhir, hidup yang dipersembahkan sepenuhnya bagi Kristus.   Melalui ketiganya, kita diingatkan bahwa keunggulan sejati tidak diukur dari hasil atau pengakuan manusia, tetapi dari kesetiaan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan memuliakan-Nya dalam setiap aspek kehidupan.   
							
								
									|  Kesetiaan sejati tidak diukur dari seberapa besar panggung yang kita miliki, tetapi dari keputusan hati untuk tetap taat meskipun tidak ada yang melihat. Yusuf dalam Kejadian 39:7–12 menunjukkan kesetiaan yang excellence di hadapan Allah. Dia menolak godaan istri Potifar bukan karena takut kehilangan posisi, tetapi karena dia menghormati Allah yang melihat segala sesuatu. Dalam godaan, Yusuf memilih ketaatan daripada kenikmatan sesaat, dan itulah yang menjadikannya unggul di hadapan Tuhan. Dalam PA Online Alki-TOP bertema Excellence ini, kita diajak belajar memiliki hati yang setia seperti Yusuf, memiliki hati yang benar di tengah godaan, teguh saat diuji, dan setia karena ingin memuliakan Allah. Sebab hanya dengan hati yang setia, hidup kita dapat mencerminkan keunggulan sejati di hadapan Tuhan. |    Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang didiskusikan dalam PA Online Alki-TOP Hati yang Setia dalam Kejadian 39:7-12. 
							Simak: Apa saja tugas Yusuf di rumah Potifar? Apa batasan tugas Yusuf? (ayat 8-9)Analisa: Apa makna dasar dari frasa "berbuat dosa" (ayat 9), dan mengapa Yusuf mengaitkan perbuatan dosa ini dengan Allah?Belajar: Daftarkan hal-hal apa saja yang membuktikan keunggulan karakter Yusuf?Doa/Diskusi: Mengapa Yusuf menganggap kesetiaan kepada Allah lebih penting daripada kehilangan pekerjaannya?Aplikasi: Bagaimana Melihat teladan Yusuf, apa langkah praktis dalam hidupmu untuk memiliki kualitas "kesetiaan yang unggul"? Share-kan. |  
						|  |  
						| 
						
						
							
								
									|  Kadang, keberanian tidak muncul dengan pekik perang, tetapi melalui bisikan iman. Ester tahu risikonya sangat besar ketika harus menghadap Raja Ahasyweros tanpa izin. Dia bisa kehilangan nyawa, tetapi dia juga sadar bahwa berdiam diri berarti menolak panggilan Allah untuk menyelamatkan bangsanya. Di titik inilah keberanian sejati lahir: keberanian yang tidak mencari kenyamanan, tetapi mencari kehendak Tuhan. Inilah excellence yang sesungguhnya, ketika seseorang berani menanggapi panggilan Allah meskipun jalan di depan belum pasti. Dalam PA Online Alki-TOP bertema Excellence ini, kita menelusuri kisah Ester 4:12–17 dan belajar bagaimana iman mampu mengalahkan ketakutan. Sebab, di setiap langkah yang kita ambil untuk Tuhan, ada kuasa-Nya yang bekerja membawa keselamatan dan kemuliaan bagi nama-Nya. |    Berikut contoh pertanyaan yang didiskusikan dalam PA Online Alki-TOP Hati yang Berani dalam Ester 4:12-17. 
							Simak: Meneliti ayat-ayat sebelumnya, apa yang terjadi dan apa yang dikatakan Ester kepada Mordekhai? (Ester 4:1-12)Analisa: Apa makna teologis dari kata "saat" dalam kalimat yang diucapkan Mordekhai kepada Ester pada ayat 14, "untuk saat yang seperti ini"?Belajar: Apa yang dapat kita pelajari dari keyakinan Mordekhai bahwa jika Ester berdiam diri, tetap akan adanya "pertolongan dan kelepasan dari pihak lain"?Doa/Diskusi: Apa yang dapat kita pelajari dari keyakinan Mordekhai bahwa jika Ester berdiam diri, tetap akan adanya "pertolongan dan kelepasan dari pihak lain"?Aplikasi: Sebutkan satu hal menakutkan yang menjadi kesulitan kamu untuk maju melayani Tuhan saat ini. Belajar dari keberanian Ester, pilih tindakan konkret apa yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi ketakutan itu? |  
						|  |  
						| 
						
						
							
								
									|  Tidak ada akhir yang lebih indah daripada menutup hidup dengan iman yang tetap terpelihara. Paulus, di penghujung pelayanannya, menulis dengan tenang, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman" (2 Timotius 4:7). Kalimat ini bukan ungkapan keputusasaan, tetapi pernyataan kemenangan dari seorang hamba yang telah menuntaskan panggilannya dengan setia. Hidup Paulus menjadi persembahan, bukan tragedi, sebab darahnya tercurah sebagai tanda kasih dan pengabdian total kepada Kristus. Inilah hati yang beriman dengan excellence: iman yang tidak hanya dimulai dengan semangat, tetapi juga diakhiri dengan kesetiaan. Dalam PA Online Alki-TOP bertema Excellence ini, kita belajar bagaimana memelihara iman di tengah dunia yang cepat lelah dan mudah menyerah. Sebab, iman sejati bukan hanya percaya di awal, tetapi tetap teguh hingga garis akhir, sampai kita pun layak menerima mahkota kebenaran dari Tuhan, Hakim yang Adil. |    Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang didiskusikan dalam PA Online Alki-TOP Hati yang Beriman dalam 2 Timotius 4:6-8. 
							Simak: Apa yang terjadi dengan Paulus saat ia menulis ayat ini? (ayat 6)Analisa: Mengapa Paulus menggambarkan kematiannya sebagai "darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan"? Apa artinya?Belajar: Teladan apa yang Paulus tinggalkan bagi kita yang hidup pada era digital ini?Doa/Diskusi: Apakah setiap orang Kristen pasti akan mendapatkan "mahkota kebenaran" seperti Paulus, atau hanya mereka yang benar-benar beriman sampai akhir?Aplikasi: Bagaimana kita bisa menjadikan hidup kita sehari-hari sebagai "persembahan bagi Tuhan," bukan hanya pada saat akhir hidup kita? Berikan contoh konkret tindakan nyata sehari-hari yang bisa menjadi persembahan bagi Tuhan. |  
						|  |  
						|   |  
						| 
						 Edisi Khusus #SABDA31 |  
						| 
						 Mengejar Excellence! |  
						| 
							
								
									|   Pada perayaan #SABDA31, banyak hal menarik dibagikan tentang bagaimana AI berperan dalam pelayanan dan studi Alkitab. Kali ini, PA21 akan membagikan dua bagian yang berfokus pada AI dan studi Alkitab, yaitu sesi AI dan Hermeneutika dari AI-4-GOD! Expo 2025 serta blog AI+Bible (Alkitab GPT + BaDeNo AI = Ecosystem/Labs). Keduanya menyoroti bagaimana teknologi, khususnya AI, dapat menjadi mitra untuk memperdalam pemahaman firman Tuhan dan memperlengkapi umat dalam menghidupi kebenaran-Nya di era digital. 1. Review AI dan Hermeneutika dalam EXPO 2025  Yayasan Lembaga SABDA telah menyelenggarakan AI-4-GOD! Expo 2025 dengan tema "Mengejar Excellence!", yang mengeksplorasi bagaimana AI dapat hadir dalam gereja dan pelayanan. Salah satu sesi menarik membahas AI dan Hermeneutika, yaitu ilmu dan seni menafsirkan Alkitab dengan setia pada konteks, maksud penulis asli, dan kebenaran dari keseluruhan Alkitab.   Dalam konteks ini, penting untuk dicatat bahwa fondasi Homiletika (ilmu berkhotbah) adalah penerapan prinsip Hermeneutika. Dengan kata lain, kemampuan menafsirkan Alkitab secara tepat menjadi dasar agar khotbah dan pengajaran dapat menyampaikan firman Tuhan dengan benar dan relevan bagi kehidupan jemaat. Berikut review materi AI dan Hermeneutika:   Apa itu Hermeneutika?   Hermeneutika adalah ilmu dan seni menafsirkan teks Alkitab dengan benar. Prinsip utamanya menekankan pentingnya menafsirkan Alkitab secara setia, dengan memperhatikan konteks, maksud penulis asli, dan kebenaran dari keseluruhan Alkitab. Tujuannya adalah agar firman Tuhan dapat dipahami dengan benar, dan dihidupi dengan penuh ketaatan.   Mengapa Hermeneutika Penting? 
										Karena adanya gap bahasa, waktu, dan budaya yang harus dijembatani.Kebenaran Alkitab harus terus dijaga sesuai maksud Allah yang sesungguhnya.Supaya tidak salah menafsir dan tidak menyesatkan orang lain.   Prinsip Hermeneutika 
										Konteks adalah kunci. Oleh karena itu, pahami ayat dalam perikop dan pasalnya.Pelajari latar belakang penulisan, termasuk sejarah dan budaya pada masa kitab tersebut ditulis.Pelajari kata-kata penting dalam bahasa aslinya.Fokuskan pada maksud penulis aslinya.Alkitab menafsirkan Alkitab, dan tidak ada bagian yang saling bertentangan.Lakukan eksegesis, bukan eisegesis.   AI Squared (Rumus Sederhana Menafsir Alkitab) 
										Awali/Amati: Awali dengan minta Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kita, lalu baca-baca-baca Perikop/Pasal dengan mengamati konteks dan latar belakangnya secara teliti (Observasi).Investigasi: Menggali lebih dalam kata-kata penting dalam bahasa aslinya, dan hal-hal lain secara mendetail.Ajaran/Arti: Cari tahu apa arti pelajaran yang didapat dan simpulkan relevansinya saat ini (Interpretasi).Implementasi: Aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.   Fakta tentang Kehadiran AI   Kehadiran AI telah mengubah cara kita belajar dan meneliti Alkitab, sekaligus menghadirkan peluang dan tantangan baru. Beberapa fakta pentingnya antara lain: 
										AI mengubah cara kita mengakses dan membaca Alkitab.AI mengubah cara kita mendapatkan sumber bahan referensi.AI memperkaya studi dengan cara-cara baru.AI mempertajam pengamatan kita meneliti bahan-bahan.AI mempercepat waktu riset.AI memunculkan pola pikir baru dalam penelitian.AI juga membawa risiko baru dalam penafsiran. |  
									|  |  
									|  |  
									| 
									  2. Blog AI+Bible (Alkitab GPT + BaDeNo AI = Ecosystem/Labs) dalam #SABDA31  Puji Tuhan, perayaan #SABDA31 sudah dilaksanakan pada 20 Oktober 2025. Saya melihat pekerjaan Tuhan selama 31 tahun untuk pelayanan SABDA, sungguh luar biasa pekerjaan-Nya. Tuhan telah memimpin SABDA dalam perjalanan pelayanan dari masa ke masa, khususnya transisi teknologi yang terus berkembang. SABDA mampu untuk tetap relevan terhadap perkembangan zaman, terlebih lagi firman Tuhan yang selalu relevan dari generasi ke generasi untuk dipahami dan hidup dalam diri setiap orang.   Dalam perayaan ini, SABDA Labs mendapat kesempatan untuk menyampaikan presentasi mini dengan topik AI+Bible (Alkitab GPT + BaDeNo AI = Ecosystem/Labs) dalam dua sesi. Saya menyampaikan materi pertama tentang "Ecosystem/Labs", dilanjutkan oleh Sdr. Aldo untuk materi kedua tentang "Alkitab GPT dan BaDeNo AI". Bersyukur dalam waktu 10 menit per orang, kami bisa menyampaikan materi ini dengan baik dan lancar. Puji Tuhan! Secara pribadi, karena sudah cukup lama tidak melakukan presentasi, saya cukup deg-degan dalam mempersiapkannya. Saya membuat PowerPoint dan mencoba berlatih, baik berlatih sendiri maupun bersama teman. Bersyukur, materi bisa disampaikan dengan baik, kiranya menjadi berkat bagi yang mendengarnya.   Alkitab menjadi bagian terpenting dalam pelayanan SABDA karena sejak awal, SABDA telah menyediakan ekosistem studi Alkitab untuk memperlengkapi orang untuk memahami firman Tuhan. Perkembangan teknologi yang begitu cepat telah mengubah banyak hal, termasuk cara kita berinteraksi dengan firman Tuhan. Mulai dari Alkitab cetak, kini kita memasuki era digital dan bahkan era AI (kecerdasan buatan). Melalui AI, studi Alkitab menjadi lebih mendalam dan personal karena teknologi ini mampu memahami, menganalisis, dan membantu setiap orang menggali kebenaran firman Tuhan.   Konsep SMART Bible dan pengembangan Bible Engine menjadi inti dari ekosistem studi Alkitab SABDA. Semua produk, dari software, situs, aplikasi, bot, hingga Alkitab GPT, dirancang untuk saling terhubung dan mendukung pembelajaran firman secara cerdas dan relevan untuk generasi saat ini maupun masa depan. SABDA pernah punya mimpi untuk bisa berdialog langsung dengan Alkitab. Nah, melalui AI, mimpi ini dapat terwujud dalam produk yang telah dibuat, yaitu Alkitab GPT. Ini menunjukkan transformasi perjalanan panjang menuju era baru studi Alkitab yang bukan hanya digital, tetapi juga hidup dan interaktif, menjadikan AI sebagai alat bantu atau rekan kerja untuk mengenal Tuhan lebih dalam. |  
									|  |  
									|  |  |  
			
				
					
						| 
						
							
								
									|  |  
									| 
									Anda menerima publikasi ini karena Anda terdaftar sebagai pelanggan publikasi PA21dengan alamat: : $subst('Recip.EmailAddr').
 |  
									| 
									Untuk mengirim persembahan: BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati© 2025 – Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
 |  |  |