Skip to main content

Roh Kudus yang Dijanjikan

Pada suatu hari, salah seorang hamba Tuhan yang terkenal berkata, "Ketika saya ingin memperluas alam sadar saya dan mulai berpikir tentang segala kelemahan saya, maka saya terus dan terus mengatakan kepada diri saya sendiri kata-kata yang penuh kuasa dan yang memberi penjelasan bahwa Allah itu Mahakuasa. "Pemazmur dalam tulisannya yang ke-8 (lihat Mazmur 8:1-9), pada waktu memandang langit, dia memandang dengan sekilas kemahakuasaan Allah dan hal-hal yang mungkin bisa dialami manusia. Dan, dengan bimbingan Roh Kudus, dia menulis:

"Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya." (Mazmur 8:3-6)

Roh Kudus selalu ada. Dalam Alkitab, dari Kejadian hingga Wahyu, kita menjadi tahu bahwa Roh Kudus, Roh Allah, bekerja di dunia ini untuk menjadikan manusia hidup dan berkelimpahan secara rohani. Roh dan pengantin perempuan itu berkata, "Marilah!" Biarlah orang yang mendengar ini berkata, "Marilah!" Biarlah orang yang haus datang; biarlah orang yang bersedia mengambil air kehidupan secara cuma-cuma." (Wahyu 22:17, AYT)

Yesus dan Roh Kudus

Roh Kudus bisa menyerupai listrik, yaitu yang selalu ada, tetapi tidak pernah dimengerti dan digunakan manusia sampai dia menemukan hukum yang bisa mengendalikan listrik itu. Dan, dengan mempelajari hukum tersebut dan mematuhinya, manusia menjadi bisa menggunakan listrik sebagai tenaga yang besar untuk banyak hal. Pemazmur belajar mengadakan hubungan dengan Allah. "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" (Mazmur 46:10) Elia mendengar suara Allah bukan pada waktu ada angin, gempa bumi, atau api, melainkan setelah api yang datang itu pergi. Dalam keheningan, dia mendengarkan suara Allah yang lembut. Kita mengetahui bahwa Nuh mendengarkan suara Allah, "Buatlah bagimu sebuah bahtera." Allah berfirman kepada Abram, "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar" (Kejadian 12:1-2a). Kita juga mengetahui bahwa Musa berdiri dengan perasaan takut dan terpaku menatap semak duri yang menyala tanpa dibakar dengan api. Dan akhirnya, setelah mendapatkan banyak ujian dan kesengsaraan, Musa mau patuh kepada suara Allah. Dia memimpin bangsa Israel menuju tanah perjanjian. Allah berfirman kepada Yosua, pengganti Musa, berikut ini: "Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau." (Yosua 1:5a)

Rut, yang merasa terpaksa karena cintanya kepada ibu mertuanya, mengucapkan kata-kata yang tidak terlupakan, seperti berikut ini: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut 1:16-17)

Daud, seorang prajurit, negarawan, raja, musisi, dan penyair yang terkenal, sangat menyadari kekurangan-kekurangannya yang besar apabila tanpa Roh Kudus. Dan, dia memberikan pernyataan ini: "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!" (Mazmur 51:10-12)

Roh Kudus dalam bentuk lidah-lidah api

Allah, melalui wahyu-Nya, memberitahukan kepada para nabi dan penulis mazmur rencana penyelamatan-Nya dengan mengirimkan Yesus Kristus, satu-satunya Anak-Nya yang diperanakkan sebagai Mesias, untuk menjadi Juru Selamat dunia. Dengan kuasa Roh Kudus, Kristus menggenapi segala tulisan tentang Dia, baik tentang kematian-Nya maupun kebangkitan-Nya. Dalam sejarah rohani dalam Perjanjian Lama, kita melihat sederetan orang-orang terkenal, baik laki-laki maupun perempuan, yang dipilih Allah secara khusus untuk melakukan tugas-tugas khusus, dan yang diberi kuasa oleh Roh Kudus untuk melaksanakan tugas-tugas yang dikehendaki Allah di dunia ini.

Dalam Perjanjian Baru, hukum yang baru telah datang, yaitu bahwa melalui Kristus, janji kepenuhan akan Kuasa Roh Kudus dianugerahkan kepada setiap orang. Seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes: "Namun, mereka yang menerima Dia diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya kepada nama-Nya. Mereka lahir bukan dari darah atau keinginan daging, atau dari keinginan laki-laki, melainkan dari Allah." (Yohanes 1:12-13, AYT)

Dalam Yohanes 14 (Yohanes 14:1-31), Yesus berdoa kepada Bapa supaya murid-murid-Nya diberi Roh Kudus, dan supaya mereka tidak sendirian selama Dia pergi meninggalkan mereka secara lahiriah. Setelah penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan-Nya, Yesus ada bersama-sama dengan mereka untuk selama-lamanya dalam wujud Roh sehingga murid-murid-Nya itu tidak akan pernah sendirian. Janji ini berlaku untuk sepanjang zaman, yaitu bahwa kita tidak boleh sendirian, tetapi Roh Kristus atau Roh Kudus ada bersama-sama dengan kita ke mana pun kita pergi.

Diterjemahkan dari:
Nama aplikasi : Software SABDA v.5 Yayasan Lembaga SABDA
Unduh aplikasi : http://www.sabda.net
Nama modul : Hidup yang Dipenuhi Roh Kudus
Penulis : Edward W. Bucknall
Judul asli artikel : Bab IV: Roh Kudus yang Dijanjikan
Tanggal akses : 5 April 2018