Skip to main content

Para Penulis Alkitab Dianalisis dan Dibedakan melalui Komputer

Algoritme menunjukkan dua gaya penulisan di Alkitab: keimaman dan nonkeimaman.

Sekelompok peneliti Israel membuat sebuah algoritme komputer untuk menganalisis dan membedakan salah satu buku yang paling penting dalam budaya Dunia Barat: Alkitab.

Hasilnya secara umum sesuai dengan konsensus para ahli bahwa buku itu berisikan gaya penulisan yang didefinisikan sebagai "keimaman" dan "nonkeimaman".

Gambar: Alkitab

Para ilmuwan mengembangkan sebuah algoritme yang bisa menganalisis gaya penulisan yang ditemukan dalam bagian-bagian yang berbeda dalam "lima kitab Musa" atau Pentateukh, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.

Algoritme itu membandingkan kumpulan-kumpulan sinonim (yang disebut synset) dalam sejumlah teks, bersama dengan kata-kata "fungsi", seperti kata depan. Kemudian, algoritme itu akan melihat pembagian/penyebaran dari kata-kata yang paling umum terdapat di dalam Alkitab. Dengan menemukan kumpulan yang sama dalam dua bagian teks, algoritme tersebut akan bisa mengelompokkan mereka berdasarkan gaya penulisannya.

Sinonim-sinonim dikenali dengan menggunakan akar bahasa Ibrani yang diterjemahkan sama dengan yang ada dalam versi King James, yang sebagian besar bersumber dari karya ahli abad ke-19, James Strong.

Ilmuwan komputer Moshe Koppel dari Bar-Ilan University, seorang anggota dari tim yang mengembangkan algoritme tersebut, menunjukkan satu hasil yang menarik: sinonim "Allah" tidaklah begitu penting. "Beberapa (sinonim) yang menonjol dalam lima kitab pertama Musa telah menjadi perhatian sebelumnya oleh para ahli, tetapi synset yang paling terkenal -- nama-nama Allah -- sebenarnya sama sekali tidak penting."

Hal itu kedengarannya berlawanan secara intuitif, tetapi Koppel mengatakan bahwa terdapat sekitar 150 perbedaan kumpulan, jadi fakta bahwa satu kata yang penting secara historis tidak menentukan mengenai penulis/kepengarangan bukanlah hal yang mengejutkan.

Untuk menguji algoritme tersebut, para peneliti menggunakannya untuk menganalisis dua kitab yang terkenal dari Alkitab, Yeremia dan Yehezkiel, yang disepakati para ahli bahwa itu ditulis oleh dua penulis yang berbeda. Mereka memotong beberapa teksnya dan mencampurkan keduanya bersamaan secara acak. Algoritme melakukan pemisahan menjadi dua dengan keakuratan hampir 99%, yang menunjukkan bahwa metode itu berhasil.

Koppel menekankan bahwa algoritme itu tidak bisa mengatakan secara tepat ada berapa banyak penulis Alkitab. Akan tetapi, ia bisa mengatakan di mana perbedaan gaya penulisan terdapat. Itu saja bisa memberi kejelasan atas perdebatan mengenai hal kepengarangan. Secara umum, ilmu pengetahuan saat ini membagi Lima Kitab Pertama Musa ke dalam dua gaya penulisan: keimaman dan nonkeimaman. Algoritme sebagian besar membagi teks dengan cara yang sama, sehingga tampaknya menunjukkan bahwa pembagian itu adalah benar.

Akan tetapi, ada satu kondisi: para peneliti harus memberi tahu algoritme tentang ke dalam berapa banyak "kelompok" gaya penulisan mereka ingin membagi teks tersebut. Sementara meminta dua gaya penulisan memberikan hasil yang secara umum sama dengan konsensus para ahli, membagi teks ke dalam lebih dari dua gaya penulisan tampaknya akan menyimpang dari itu.

Profesor linguistik di University of Pennsylvania, Mark Liberman, yang tidak tergabung dalam penelitian itu, memperhatikan besarnya penemuan itu berdasarkan penggunaan synset daripada sekadar penempatan kata-kata atau frekuensinya.

"Kunci keberhasilan metode itu adalah menangkap ciri-ciri (kata atau susunan atau arti-kata atau apa pun) yang benar-benar membedakan penulis-penulisnya," katanya. "Dalam eksperimen mereka untuk mengubah data dengan mencampur Yeremia dan Yehezkiel, mereka mendapati bahwa pembagian kata-katanya tidak berhasil dengan baik; tetapi pilihan sinonimnya (diperkirakan dengan cara yang pintar) berhasil."

Itu akan menjadikan algoritme tersebut berguna untuk menganalisis teks historis lainnya. Sebab, ia menggunakan kriteria, dan bukan subjek, untuk menginterpretasikannya. Dengan mengabaikan apa yang "dimaksud" oleh penulis, ia bisa dengan cepat berfokus pada apa yang benar-benar tertulis. Ia juga bisa memilah perubahan yang lebih halus/tidak kentara dalam penggunaan dan pembagian kata daripada yang bisa dilakukan seorang manusia karena ia bisa langsung dengan teliti memeriksa ribuan kumpulan sinonim. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : NBCNews.com
URL : http://www.nbcnews.com/id/44905911/ns/technology_and_science-science/t/bibles-authors-decoded-computer/
Judul asli artikel : Bible's authors decoded by computer
Penulis artikel : Jesse Emspak
Tanggal akses : 4 Juni 2018