Apakah Alkitab Ibrani ditulis lebih awal daripada dugaan sebelumnya? Itulah yang dinyatakan oleh sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Penelitian tersebut dipimpin oleh Shira Faigenbaum-Golovina, Arie Shausa, dan Barak Sober, siswa tingkat doktoral di Tel Aviv University (TAU).
Para peneliti TAU menganalisis gambar berspektrum jamak pada 16 prasasti Ibrani, yang ditulis dengan tinta di atas ostraca (potongan pecahan tembikar), menggunakan program perangkat lunak yang mereka kembangkan. Menurut para peneliti, Ostraca tersebut, yang bertanggal 600 SM, digali dari benteng Yehuda di Arad, daerah Israel Selatan.
Para peneliti mengatakan bahwa mereka dapat mengidentifikasi minimal 6 gaya tulisan tangan berbeda pada prasasti tersebut, yang berisi instruksi pergerakan tentara serta daftar cadangan makanan. Jurnal TAU mengeluarkan catatan bahwa "nada dan gaya perintah tersebut menunjukkan peranan seorang ahli kitab".
"Hasil ini mengindikasikan bahwa di dalam benteng terpencil ini, literasi telah menyebar di kalangan militer tingkat tinggi, bahkan sampai tingkatan di bawahnya," tutur Faigenbaum-Golovina, Shausa, dan Sober dalam tulisan mereka.
"Sekarang, tugas kita adalah mengembangkan penerapannya dari Arad ke area yang lebih luas," demikian penjelasan dalam jurnal TAU oleh Israel Finkelstein, Profesor Arkeologi TAU, yang memimpin proyek penelitian ini. "Dengan menambahkan apa yang telah kita ketahui tentang Arad kepada benteng-benteng dan pendudukan lokal lain di sepanjang tanah Yehuda kuno, kita dapat memperkirakan bahwa banyak orang sudah mengenal baca tulis selama fase terakhir era Bait Suci pertama. Kita berasumsi bahwa dalam sebuah kerajaan yang terdiri dari kira-kira 100.000 orang, setidaknya beberapa ratus orang menguasai sastra."
Kurator Museum Israel menyebut "Pewahyuan Gabriel" sebagai dokumen terpenting yang ditemukan dalam area tersebut sejak penemuan Gulungan Kitab Laut Mati. Bacalah terbitan asli "Gabriel's Revelation" berbahasa Inggris dalam eBook gratis, serta artikel BAR dari Israel Knohl, yang telah membuat para ahli di seluruh dunia memikirkan ulang hubungan antara paham mesianik Yahudi kuno dan kristiani.
Jadi, kapankah Alkitab Ibrani ditulis? Apakah keterkaitan antara literasi pada Zaman Besi dengan hal tersebut?
Para ahli telah memperdebatkan apakah Alkitab Ibrani ditulis sebelum 586 SM -- ketika Babel menghancurkan Yerusalem, meruntuhkan Bait Suci pertama, dan mengangkut orang Yahudi ke pembuangan -- atau setelahnya, yakni pada periode Persia atau Yunani. Jika literasi pada Zaman Besi di Yehuda lebih luas cakupannya daripada dugaan semula, apakah ini menunjukkan bahwa Alkitab Ibrani mungkin saja telah ditulis sebelum pendudukan Babel?
Para peneliti TAU berpendapat demikian berdasarkan penelitian mereka terhadap ostraca dari Arad.
"Tidak terlalu tepat," kata epigrafer Christopher Rollston, rekanan Professor dari Northwest Semitic languages and literatures di George Washington University. Dalam sebuah postingan blog panjang yang menganalisa studi TAU, Rollston beranggapan bahwa tidak ada cukup informasi dari ostraca tersebut untuk membuat perkiraan literasi Yehuda pada Zaman Besi. Rollston menunjukkan bahwa, berdasarkan sebuah publikasi tulisan Yohanan Aharoni, penggali pertama di Arad, keenam belas ostraca berasal dari strata yang berbeda, bertanggal kira-kira antara abad ke-7 dan awal abad ke-6 -- karena itu, tidak semuanya bertanggal 600 SM. Terlebih lagi, kita tidak dapat menentukan berapa banyak prasasti yang ditulis dalam benteng Arad dan berapa banyak yang berasal dari tempat lain.
"Alih-alih berargumentasi berdasarkan 16 ostraca (yang berakhir di Arad) bahwa ada 'perkembangan literasi'," tutur Rollston, "Saya lebih baik hanya menyimpulkan bahwa ada beberapa pembaca dan penulis prasasti di Arad. Itu saja yang dapat kita katakan."
Namun, Rollston menekankan bahwa ia dan beberapa orang lainnya telah menyatakan bahwa ada cukup bukti epigraf dari Israel kuno untuk menyimpulkan bahwa "pada tahun 800 SM, telah ada cukup infrastruktur intelektual, yaitu ahli kitab yang terlatih, mampu menghasilkan teks historis dan sastra yang canggih".
"Beberapa argumen tambahan yang mendetail, teliti, dan substansial mengenai penanggalan Taurat dinyatakan oleh William Schniedewind, pengarang buku How the Bible Became a Book, dan Seth Sanders, dalam The Invention of Hebrew," kata Candida Moss, Professor Perjanjian Baru dan Kekristenan Mula-mula di Universitas Notre Dame, dalam Daily Beast. (t/Joy)
Diambil dari:
Nama situs: Bible History Daily
Alamat situs: https://www.biblicalarchaeology.org/daily/biblical-topics/hebrew-bible/when-was-the-hebrew-bible-written/
Judul asli artikel: When Was the Hebrew Bible Written?
Penulis artikel: Robin Ngo
Tanggal akses: 15 November 2017
- Log in to post comments