Skip to main content

10 Tips Memahami Perumpamaan Yesus

Sepanjang hidup dan pelayanan Yesus, Ia sering mengajar topik-topik seperti pemuridan Kristen, keuangan, Kerajaan Allah, akhir zaman, dan anugerah Allah. Karena kompleksitas topik-topik tersebut, Yesus sering menggunakan perumpamaan untuk menyampaikan pesan-pesan rohani mendalam yang ingin Ia sampaikan.

10 Tips Memahami dan Menafsirkan Perumpamaan Yesus

1. Memahami sifat perumpamaan.
Perumpamaan adalah alat untuk membandingkan sesuatu yang jasmani dengan sesuatu yang rohani. Yesus memulai beberapa perumpamaan dengan mengatakan “Kerajaan Allah itu seperti…” sehingga Ia dapat mengikat konsep abstrak (Kerajaan Allah) dengan sesuatu yang lebih nyata dan terlihat (seperti biji sesawi dalam Matius 13:31-32).

Yesus memilih untuk mengajar dalam bentuk cerita karena cerita melibatkan pikiran dan emosi pendengar, tidak seperti bentuk pengajaran lainnya. Salah satu contoh yang bagus dari hal ini adalah ketika Yesus melukiskan gambaran yang indah tentang maksud dari “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” dengan menceritakan Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:29-37).

2. Memahami tujuan perumpamaan.
Yesus mengajar dengan perumpamaan untuk dua tujuan utama, yaitu menjelaskan kebenaran kepada beberapa orang (lihat Lukas 10:36-37) dan menyembunyikan kebenaran dari yang lainnya (lihat Markus 4:10-12 di bawah). Bagi mereka yang ingin mengikuti Allah, perumpamaan merupakan ilustrasi yang berkesan tentang prinsip kerajaan. Bagi mereka yang menentang rencana Allah, makna perumpamaan itu akan disembunyikan dalam bentuk penghakiman.

“Ketika Dia sendirian, orang yang ada di sekeliling-Nya, bersama dengan dua belas murid-Nya, bertanya kepada Yesus tentang perumpamaan-perumpamaan itu. Dia menjawab mereka, “Kepadamu rahasia kerajaan Allah telah diberikan. Akan tetapi, kepada mereka yang ada di luar, semuanya disampaikan dalam perumpamaan-perumpamaan, supaya ‘Mereka boleh jadi memang melihat, tetapi mereka tidak menangkap; mereka boleh jadi memang mendengar, tetapi mereka tidak memahami, supaya mereka jangan berbalik dan diampuni.” Markus 4:10-12 (AYT)

Perumpamaan adalah alat untuk membandingkan sesuatu yang jasmani dengan sesuatu yang rohani.

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

3. Melihat perumpamaan dalam konteks yang tepat.
Seringkali sebuah perumpamaan memiliki pengantar singkat yang akan sangat mempengaruhi makna dan interpretasinya. Lukas 18:1 meenjelaskan kunci untuk menafsirkan perumpamaan yang mengikuti ketika dikatakan, “Kemudian, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk memberi tahu mereka bahwa mereka harus selalu berdoa dan tidak berkecil hati. Di lain waktu, konteks sebuah perumpamaan akan memberitahu kita bahwa itu ditujukan kepada sekelompok orang tertentu (misalnya, orang Farisi dalam Lukas 15).

Perumpamaan biasanya dikelompokkan secara tematis. Memahami benang merah yang berhubungan dengan perumpamaan terkait secara bersama-sama dapat menjelaskan makna dan interpretasi keseluruhannya. Lukas 15 mengelompokkan tiga perumpamaan (Perumpamaan tentang Domba yang Hilang, Perumpamaan tentang Dirham yang Hilang, dan Perumpamaan tentang Anak yang Hilang) untuk menanggapi orang Farisi dan ahli Taurat yang munafik dan tidak memahami anugerah Allah.

4. Mengingat perbedaan budaya.
Beberapa gambar dan metafora memiliki makna yang kaya bagi orang-orang pada zaman Yesus yang tidak mudah dikenali oleh mereka yang hidup pada abad ke-21. Perumpamaan Sepuluh Gadis (Matius 25:1-13) lebih masuk akal bagi orang memahami kebiasaan pernikahan Yahudi yang ada pada zaman Yesus. Studi Alkitab yang baik kemungkinan besar akan memiliki catatan yang berguna untuk membantu Anda dalam belajar.

5. Perumpamaan biasanya memiliki satu poin utama.
Pemahaman kita tentang sebuah perumpamaan dan perinciannya harus mengalir secara keseluruhan dari poin (atau poin-poin) utama. Ini adalah langkah yang sangat penting karena poin utama dari perumpamaan ini adalah alasan pertama Yesus mengatakannya!

Beberapa pertanyaan yang direkomendasikan untuk menemukan poin utama adalah:

1. Siapa tokoh-tokoh utamanya?
2. Apa yang terjadi pada akhirnya?
3. Apa yang terjadi dalam tanda kutip?
4. Siapa/Apa yang menjadi fokus cerita? [1]

6. Memerhatikan detail kejutan.
Perumpamaan-perumpamaan tertentu memiliki kisah yang mengejutkan dan tak terduga yang membantu kita memahami maksud Yesus. Meskipun pembacaan yang cermat biasanya akan mengungkap detail khusus, terkadang detail ini sulit dipahami karena perbedaan budaya dan pengetahuan kita tentang perumpamaan.

Sebuah contoh detail yang penting dan mengejutkan terdapat dalam Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak Mengampuni (Matius 18:23-35). Detail mengejutkan dari perumpamaan ini adalah perbedaan jumlah uang yang diampuni oleh raja dan hamba (ribuan dolar dibandingkan dengan jutaan dolar), yang menunjukkan besarnya pengampunan Allah atas kita dan bahwa hal itu seharusnya membuat kita mengampuni orang lain.

7. Tidak setiap detail kecil memiliki arti penting.
Karena perumpamaan adalah cerita, terkadang dibutuhkan informasi pendukung agar gagasan utama perumpamaan itu masuk akal dan berkuasa.

Misalnya, dalam Perumpamaan tentang Sepuluh Gadis, cerita itu memberitahukan bahwa ada lima gadis bijaksana dan lima lainnya bodoh. Salah jika menyimpulkan bahwa 50% orang bijak dan 50% orang bodoh. Fakta bahwa jumlah semuanya ada sepuluh gadis dengan lima bijak dan lima bodoh adalah detail remeh yang hanya membantu jalan cerita. Sering kali menekankan detail yang tidak penting dapat membuat ceritanya terpisah dan membuat orang kehilangan inti ceritanya.

8. Memerhatikan "stok metafora" dalam perumpamaan.
“Stok metafora” adalah istilah yang diciptakan oleh Robert Plummer untuk banyaknya perulangan gambaran yang digunakan di seluruh perumpamaan. Berkali-kali gambaran yang diulang diparalelkan dalam Perjanjian Lama dan akan menjadi gagasan rohani umum yang dipahami oleh para pendengar asli Yesus.

Misalnya, tokoh Tuan/Hakim/Raja dalam perumpamaan menggambarkan Allah, sedangkan domba/hamba/pekerja mengilustrasikan pengikut Allah.

9. Akhir perumpamaan adalah sangat penting.
Meskipun perumpamaan yang lebih panjang memberikan banyak detail penting di sepanjang cerita, kunci untuk memahami implikasi dari perumpamaan itu sering ditemukan pada kesimpulannya. Dalam perumpamaan tentang Rumput liar dan Gandum (Matius 13:24-30, AYT), bagian akhir mengungkapkan hal yang terjadi pada rumput liar dan gandum, serta menunjukkan tujuan akhir dari perumpamaan tersebut, yaitu menunjukkan bahwa Allah akan menghakimi pribadi yang benar-benar bagian dari gereja pada penghakiman terakhir.

10. Berhati-hatilah dengan interpretasi alegoris dari perumpamaan.
Di sepanjang sejarah, ada beberapa gereja yang berpikir bahwa ada makna yang tersembunyi dan tidak dapat dijelaskan di dalam perumpamaan tanpa memiliki makna khusus pada teks. Masalah yang muncul adalah bahwa mereka biasanya mengabaikan pembacaan Kitab Suci yang sederhana dan menawarkan ide-ide pemikiran para penafsir yang membingungkan.

Contohnya, interpretasi Origen tentang Orang Samaria yang Baik Hati. Ia menafsirkan beberapa detail ke dalam teks. Pria yang berjalan di jalan menandakan Adam, imam menandakan Hukum, orang Lewi menandakan para nabi, keledai menandakan tubuh Kristus yang menanggung dosa-dosa kita, dan orang Samaria menandakan sesuatu yang Kristus lakukan untuk kita.

Tidak ada dasar untuk penafsiran seperti itu. Jauh lebih mudah untuk memahami ketika Anda mengingat konteksnya: Yesus menggunakan perumpamaan untuk menjawab pertanyaan seorang pria, "Siapakah sesamaku?" Tokoh reformasi besar, Martin Luther, menyebut beberapa interpretasi alegoris dari perumpamaan itu sebagai "ocehan yang sulit dipercaya" dan "sama sekali tidak berguna". Hindari jenis interpretasi ini!

Saat Anda menggali kekayaan yang dalam dari perumpamaan Kristus, doa kami adalah agar Anda mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang anugerah Allah, pengalaman Kerajaan Allah yang diperkuat, dan kerinduan untuk mengikuti Kristus dengan penuh semangat. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Open the Bible
Alamat situs:  https://openthebible.org/article/10-tips-for-understanding-jesus-parables/
Judul asli artikel:  10 Tips for Understanding Jesus’ Parables
Penulis artikel: Kevin Halloran